Sebelah alis Daud terangkat sementara matanya mengekspresikan kekesalan. Ia tidak percaya Asistennya memberikan sebuah laporan yang tidak seiring-sejalan dengan laporan Staff Direksi. Tanpa menunjukkan ekspresi lebih lanjut, ia menatap tajam Asistennya yang bernama Santi. Ekspetasinya pada gadis cantik nan seksi yang hangat dan mudah berbaur dengan siapapun ini cukup tinggi. Daud sengaja memilihnya untuk menjadi seorang yang bisa menjadi mata dan telinganya di lingkup Staff. Tapi Daud tidak juga mau sembarang percaya pada pelaporan Santi yang memuat aroma kecurangan. Tidak sembarang orang berani mempecundangi Sumanagara di tanahnya, maka jika hal tersebut sampai terjadi, artinya ada suatu hal yang sangat serius untuk segera ditanggulangi.
"Saya permisi, Pak." ucap Santi undur diri.
Daud diam saja hanya memandang tajam Santi yang mundur lima langkah sebelum membalikkan badan. Dia masih tetap memandang pintu besar mahogani bergagang emas yang telah rapat nyaris semenit lalu. Matanya berkedip, menelengkan kepala memastikan tidak akan tiba-tiba menganga pintu itu. Ia akan mengatasi ini, si Pecundang dari Staff Direksi dan sekaligus mengawasi Santi. Satu panggilan darinya kepada seorang kepercayaan di luar sana bisa mengubah hidup seseorang. Daud bukan orang jahat, tapi dirinya sanggup kejam pada mereka yang berani berulah. Bisnis adalah hidupnya.
Dia memutar separuh kursi nyamannya. Benar saja, dari ekor mata Daud bisa melihat sela pintu bergerak sangat halus. Kecurigaannya pada Santi tidak salah. Tentu saja, dia bukan orang bodoh yang mudah terjebak paras ayu dan selangkangan perempuan. Sengaja Daud bermain tolol, mencitrakan diri sebagai lelaki metroseksual pecinta hidup. Dia bukan tanpa rencana membiarkan orang-orang memandang rendah dirinya sebagai Pengusaha Muda yang sangat tipikal; pesta dan gadis cantik. Dengan berpura-pura dangkal denfan tampil lebih mirip model majalah yang digilai perempuan, musuh-musuh jadi meremehkannya. Tidak akan menyangka seberapa hebat ia selalu menangani semua hal di belakang layar. Mempecundangi orang adalah hal biasa, dan jujur saja Daud Sumanagara menikmati hal itu.
Melalui telepon pribadinya yang tak pernah dilihat siapapun, Daud berbicara sangat intens tanpa basa-basi. Bullshit dengan semua perangkat techie-futuret yang bertabur aplikasi dengan widget yang digadang-gadang pedagang sebagai benda hebat. Sebuah candy-bar phone berharga kurang dari 300 ribu lebih menjadi andalannya untuk pembicaraan krusial. Telepon yang hanya bisa disadap dengan alat bantu. Telepon genggam yang tidak harus khawatirkan keberadaan worms berisi program mata-mata. Begitulah, Daud adalah seorang yang berpikir sejauh itu. Bermain di puncak dunia bisnis, mau tak mau harus sudi menyambangi lorong gelapnya. Singkat kata, mawas diri dan penuh rencana adalah hal yang wajib dilakukan. Jebakan ada di mana-mana, dan terlalu -tentu saja klise memang, bahwa faktanya perempuan pintar cantik yang sempurna membawa diri, merupakan jenis manusia yang perlu diwaspadai. Daud tentu saja tidak mau sampai harus terlibat konflik bisnis yang kental dengan intrik menguras emosi.
Maka dari itu, topeng bodohnya sebagai seorang player dan bad boy sudahlah sempurna. Musuh bisnis meremehkannya. Jadi nyaris semua perempuan yang mendekat padanya hanya berpikir dia binatang jalang untuk ditaklukkan, atau sekedar one nigt standers. Bukankah perempuan sangat suka itu? Kepala mereka punya ide romantis tentang betapa hebat diri mereka saat bisa menaklukkan seorang player. Terbuai ilusi untuk berada dalam situasi ketidak sengajaan melalui malam panjang yang tiba-tiba penuh arti? Sangat melankolis, juga patetik.
"Ya. Bersenang-senanglah. Gue pikir ini cewek bohay juga. Mulutnya cukup manis buat lo bungkam. Dan seperti biasa, recorded." gelaknya menutup pembicaraan.
Pintu sudah tertutup rapat. Mungkin Santi, mungkin bukan, tapi Daud tak pernah salah menilai. Saat dirinya sudah memutuskan, kehidupan seseorang jelas akan berada dalam permainannya. Pembicaraan Daud barusan memang intens, dalam kata-kata yang hanya dipahami orangnya. Jika kau mendengarnya, mungkin saja kau hanya berpikir Daud sedang merencanakan malam panjang yang liar untuk seseorang di balik sambungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair of Me
RomanceIni untuk [21+] hanya kisah biasa tentang lelaki di puncak dan orang-orang sekitarnya.