Bab 8: Meraba Aral

16.9K 546 25
                                    



Adik Santi seorang remaja perempuan 16 tahun. Bersekolah di rumah, dan diawasi penuh oleh seorang tukang pukul.

Dia pikir keadaan tersebut akibat perintah orangtua atau kakaknya, membuat dia kesal pada keluarganya sendiri sehingga menjadi dekat dengan salah seorang penjaganya, yang justru eksekutor utama milik lawan bisnis Daud.

Senyum muncul di wajah Rumi mendapati fakta ini;

"Oh, great! Aku mencium akan ada kisah Romeo Juliet."

Daud meliriknya dengan rokok belum menyala menempel di bibir,

"Remaja bau kencur untuk diselamatkan kemurniannya, Rumi."katanya.

Dyke terkekeh menegak gin dari botolnya, "Seperti pasti saja dia masih murni."selorohnya.

Caleb ikut terlibat, menimpali kata-kata Dyke,

"Berkomentar atas dasar kelakuan si kakak, Dyke?"

Gelak tawa serempak meledak. Kecuali Daud, mereka sangat tertarik dengan adik Santi. Seakan sebuah mainan baru yang bisa mereka dapat, siapa tahu saja.

Gadis belia itu cantik, sangat mirip Santi dengan ekspresi wajah polos dan sorot mata hangat menyejukkan hati. Selalu ada sensasi bagi mereka setiap kali berpikir nakal tentang gadis muda meski tidak sembarang mereka berulah. Mengingat Santi adalah jalang, bisa jadi tak jauh beda sang adik. Begitu pikir mereka semua dengan Dyke yang paling ingin tahu melebihi yang lain.

Daud mengulum senyum menggeleng tak percaya, "Howdy, Dyke?"tegurnya.

Dyke terkejut menatap Daud. 

"Anak orang. Dan aset milikku. Jangan berulah sampai aku selesai."

Dyke memicing, "Menyebalkan!"

Daud terkekeh, "Sampai dipastikan memang sejalang kakaknya. Aku tak berminat anak kecil untuk memanaskan malam."

Dyke tergelak senang, membuat Caleb berdecak tak percaya. Rumi melirik Maynard yang diam menikmati ciuman dengan seorang pirang. Pikiran iseng melintas di kepalanya, lalu;

"Bagaimana permainan si Kakak, Maynard?"tanyanya.

Maynard melirik sebal, "Sialan, Rumi!"

Rumi mengangkat alis.

"Gue lagi sibuk di sini!"gerung kesal Maynard memancing senyum setiap orang.

Rumi tak bereaksi. Maynard berdecak,

"Ingat dia, selalu bikin gue hilang mood."gerutunya.

Rumi membeliak, "Sangat buruk sampai lo bilang gitu?"

Maynard berdecak, "Bukan. Justru karena cukup hebat bikin gue cuma mau dia."

Ledakan tawa membahana. Daud tak menduganya, memandang Maynard seksama ia bertanya serius;

"Kau tak meminta izinku?"

Maynard tersenyum sinis, "Cih! Harusnya lo tau. Dasar ga peka. Biarkanlah kali ini gue punya partner."

Daud meraih geretan, memainkannya di tangan, "Why?"

Maynard berdecak, "Gue mulai males harus selalu berburu. Melelahkan."

"Lo menjinak, Maynard?"selidik Daud.

Maynard tak terpengaruh, "Terserah lo mau anggap apa. Santi bisa bikin puas. Itu cukup."

Daud menggeleng, "Pastikan bukan jatuh cinta."

Dyke tersenyum jelek, "Yang sedang jatuh cinta tidak berhak bicara."

Affair of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang