Kalau saja Adhalia tidak penasaran, ia tidak akan di sini. Duduk memandangi Myanna yang sibuk dengan segala hal. Dia sedang kesal sejujurnya, karena Daud tidak bisa dihubungi sama sekali. Padahal Adhalia sudah mewanti-wanti agar Daud mengunjunginya kemarin. Menurut Adhalia, pasti akan menyenangkan mencuri waktu berduaan di pantai sepi bersama Daud. Di telepon, Daud terdengar stress. Adhalia bermaksud mengajaknya melepas penat. Tapi sayangnya Daud tidak muncul, bahkan tidak bisa dihubungi sama sekali.
Memang Daud sudah memberinya pengertian untuk bersiap tidak rewel saat mendapati keadaaan ini. Daud sudah bilang ada saat-saat dirinya teramat sangat sibuk dan tidak bisa diganggu gugat.
Masalahnya Adhalia sedang tidak enak hati. Ada rumor yang sayup-sayup sampai ke telinganya, bahwa sebenarnya Daud sudah memiliki tunangan. Katanya tunangan Daud adalah sahabatnya. Katanya perempuan itu bernama Myanna.
Yang langsung membuat Adhalia terbang ke Bandung.
Sepanjang jalan kepalanya sudah dipenuhi teori-teori konspirasi yang dirasa masuk akal. Adhalia sesekali mengutuki dirinya sendiri, terkejut karena termakan perasaan. Bukannya dengan jelas Daud mengatakan bahwa ketertarikannya terhadap Adhalia bukanlah cinta tapi gairah yang berujung rasa nyaman? Memang, Daud berkata tidak keberatan dengan perkembangan hubungan mereka yang mungkin saja bisa menjadi lebih nyata dan realistis. Adhalia yakin pasti Daud adalah seorang yang teguh pada janjinya dan ia selalu suka lelaki yang seperti itu. Masa depan tampak tidak berkabut tiap kali yakin bahwa mereka memang dua orang dewasa yang benar-benar berusaha dewasa.
Mengusahakan hubungan yang mengedepankan logika, Adhalia pikir ia sedang dalam relationship terbaiknya.
Tapi rumor itu membuat Adhalia berang. Ia tidak suka dengan kemungkinan Daud menjadikannya pelarian. Harga dirinya yang tinggi bisa remuk redam jika sampai Daud begitu.Lihatlah, pikiran buruk membuat Adhalia yang biasanya pintar mengendalikan diri jadi emosional. Bahkan dia sempat berpikir Daud sedang berduaan Myanna tadi. Padahal, nyatanya, Myanna sedang sangat sibuk dengan urusannya.
Myanna selesai memberi arahan pada pekerjanya tentang cat-cat yang harus dibeli. Adhalia mencibir sewaktu mendengar begitu spesifik Myanna mengarahkan. Jumlah kaleng, merk sampai nama warna yang dia minta memakai nama tonal Pantone Colors. Seakan belum cukup, Myanna menuliskan angka presisi takaran jumlah masing-masing warna dalam mode CMYK.
Desainer, selalu gila. Begitu batin Adhalia tepat saat Myanna berbalik dan menghampirinya. Adhalia mengakui diam-diam selera berbusana Myanna luar biasa, ekspresif sekaligus high-end. Komplikasi yang jarang bisa menjadi fashionable kecuali memang si persona itu sendiri punya kemampuan menakar selera. Sial, Chloé dan Shourouk dipakai sekaligus sweater ready-to-wear Kenzo dengan Zanotti di kaki sementara ia berkeliaran dengan sampel cat? Adhalia kembali membatin, Myanna ini utuh-utuh gila menyenangkan. Fashionable itu bukan cuma tentang label mahal yang melekat. Attitude, itu intinya. Bersenang-senang dengan penampilan untuk tampil menarik sesuai selera dan situasi kondisi. Kau baru bisa dibilang begitu kalau tidak mati keberatan label. Myanna ternyata beyond the edge. Jaket DSquared yang tergeletak di meja itu memang cocok untuknya. Juga Hermes itu. Bukan Birkin, itu terlalu formal dan biasa. Adhalia tertegun, ini seri kulit buaya dengan punk-style yang ornamennya adalah banyak studs itu. Sialan, dia masuk daftar the house rupanya. Bahkan gadis ini membunuh mati eksistensi cincin Folie des Prés Van Cleef and Arpels saat memasukkan tangannya dalam larutan cat, entah apa maksudnya! Gila! Itu Van Cleef, demi Tuhan!
"Maaf, lama."katanya meraih kain kering di atas meja.
Adhalia tersenyum, mengedarkan pandang menelisik penjuru ruang karena tetiba niatnya melemah untuk bertanya langsung perihal hubungan Daud dengan gadis yang duduk di depannya kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair of Me
RomanceIni untuk [21+] hanya kisah biasa tentang lelaki di puncak dan orang-orang sekitarnya.