Daud menghisap cerutunya perlahan, mencoba menyesapi rasa tembakau lokal yang cukup mendunia. Batang yang terbentuk dari lembaran daun tembakau paling sempurna yang digulung rapat oleh tangan-tangan perempuan tua, tak boleh robek ataupun melipit. Utuh. Setidaknya itu yang Daud tahu dari Taru Martani, pabrik cerutu milik keluarga Sultan di Yogyakarta.
Matanya terpejam, kembali menghisap dalam-dalam. Memorinya mencoba mengingat keterkejutannya saat mengetahui fakta ada pabrik cerutu di kota itu. Terletak di tengah kota pula. Aroma tembakau yang langsung dicandunya menguar lewat kenangan. Daun tembakau utuh, baru kering, berbaur oli mesin press. Gani Sumanagara menunjuk satu kotak kaca berisi beberapa jenis cerutu berbeda produksi Taru Martani. Berkata pelan bahwa kegemaran Sultan Hamengkubuwono X atas cerutu akan mengejutkan orang-orang. Sebatang cerutu Taru Martani secara kualitas bersaing dengan Havana Kuba meski dengan harga lebih rendah. Cukup sekitar satu juta saja sebatangnya.
Daud menghembuskan asapnya perlahan. Kinanti, ibunya, selalu melotot kesal karena tahu asap itu akan lekat meninggalkan aroma khas yang dibencinya. Aroma yang justru disepakati Daud dan Gani sebagai aroma maskulin ciri khas lelaki. Tapi demi seorang Nyonya Besar yang tak bisa ditentang sekaligus dicintai macam Kinanti, keduanya sepakat hanya akan menghisap cerutu di ruang terbuka. Seringkali di teras belakang berpemandangan jurang Ciumbuleuit.
Seperti Daud sekarang yang duduk di balkon mungil salah satu apartemennya yang di tengah kota. Kurang nyaman memang. Tapi griya tawang di atas memang diperuntukkan bagi konsumen. Tidak semua yang terbaik harus Daud miliki. Terlalu egois kalau sampai tetap ingin memiliki spot terbaik di gedung miliknya. Dirinya pedagang, bagaimanapun juga. Biarlah seseorang di sana merasa besar kepala memiliki salah satu griya tawang terbaik yang ada di Jakarta. Dari balkon mungil ini Jakarta menjelang fajar penuh kelip lesu lampu-lampu. Melankolis, sedikit tak apa.
Daud sendiri lebih menyukai rumah nyaman berhalaman luas. Lebih segalanya bagi Daud. Namun Daud mengakui apartemen yang perawatannya tak perlu dipusingkan adalah jalan keluar untuk aktifitas bisnisnya yang tak berjeda.
Atau aktifitas senang-senangnya yang tidak suci.
Meski lebih sering disambanginya hotel-hotel untuk perempuan yang menjadi pelampiasan hasratnya. Perempuan-perempuan yang wajahnya saja tak pernah dia ingat. Diakui oleh Daud memang ada beberapa di antara mereka yang pantas masuk ke propertinya. Menjadi partner tetap untuk beberapa waktu. Cukup beberapa waktu saja sebab dengan sendirinya hubungan mereka berhenti begitu saja. Menguap tanpa jejak seakan jutaan kalori dan waktu yang terpakai hanyalah kilatan tak berarti. Mirip seperti balon pesta ulangtahun, diinginkan untuk memeriahkan pesta saat itu saja. Seperti asap cerutunya, selesai.
Mata Daud mengamati cerutunya yang baru terbakar tak sampai seperempat. Mengambil pemotong, dipotongnya bagian yang telah terbakar dan juga bekas mulutnya. Disimpan untuk dilanjutkan nanti. Cerutu bukan rokok, dan dia tidak terlalu berlagu untuk membuang cerutunya yang belum habis. Pikirannya melayang pada dirinya sendiri.
28 tahun, nyaris 29. Pencapaiannya menyebalkan untuk para teman meskipun sejak awal teman-teman masa kecilnya sudah tahu memang dia akan seperti ini. Tidak ada yang mengejutkan dalam hidupnya.
Tidak seru.
Myanna bilang mungkin itu alasan dia berulah, karena kurang tantangan. Tidak seperti Abraham yang memutuskan menantang dirinya dengan hijrah ke NYC, memulai perjuangannya dari nol. Daud ingat dia mencibir saja sambil mengatai Abraham kurang kerjaan. Tapi dia tahu hati kecilnya memaki karena, sekali lagi, Abraham menunjukkan kualitas yang melebihi dirinya. Daud merasa macam bocah manja saja jika berhadapan dengan Abraham, walaupun dia juga berlaku seperti itu; memulai karir dari nol saat di London. Tapi terkadang memang ada seseorang yang tak pernah bisa disaingi dalam hidup ini. Lawan sejati seumur hidup. Dan Daud tahu, untuk dirinya, Abrahamlah orangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair of Me
RomanceIni untuk [21+] hanya kisah biasa tentang lelaki di puncak dan orang-orang sekitarnya.