Bab 9: Paket Berbilah Dua

12.1K 560 17
                                    



Dijah serius menyirami halaman sembari bersenandung parau menirukan lagu yang didengar lewat iPod, terheran-heran ia kala kedatangan seorang gadis seusianya.  Gadis itu turun dari mobil Daud. Bukan hal biasa Tuan Mudanya membawa orang asing ke rumah. Tak lama Daud muncul diikuti asisten barunya yang tidak Dijah suka. Memicing mata Dijah memandang langsung Asisten Daud yang dia anggap liar itu. Ini akhir pekan dan Dijah sedang ingin bersantai. Rumah Kiputih senantiasa sepi, cocok untuk menyepi. Lagipula, tidak sembarang orang boleh menginjak halaman rumah Sumanagara. Kedatangan dua orang sangat di luar rencana Dijah.

"Berhenti di situ! Enggak boleh masuk!"

Daud melirik pelan sewaktu Dijah melarang Santi mengekor menapaki teras. Selang airnya siap mengarah pada Santi. Tanpa peduli Daud lanjut masuk ke rumah menemui ayahnya. Urusan Farah sudah dibicarakan seksama dengan Gani, dan disetujui.

"Lo juga siapa?"seru Dijah memandang penuh selidik ke arah gadis sebayanya.

Dijah tahu Daud itu womanizer. Dan kebetulan Dijah yang ternyata punya ingatan tajam selalu ingat setiap yang ia pergoki dalam pelukan Daud. Tapi dia tidak sampai hati membayangkan Tuan Muda yang sudah mengangkatnya dari lumpur juga seorang paedophil.

Gadis itu mendelik sebal mengibas rambut legam sebahunya. Matanya yang bulat lebar seakan hendak meloncat sementara bibirnya mencebik, "Bukan urusan lo!"

Terperangah Dijah. Meringis sebal ia melotot dan mengarahkan selang pada gadis yang hanya mengenakan bermuda kelabu dan kemeja chiffon turqoise bermotif kecil-kecil tak jelas apa. Rasa kagum atas kecantikan gadis itu lebur seketika ke dalam kesal.

"Yang sopan!"seru Dijah.

Suara jeritan panik tak ayal segera terdengar, melahirkan ribut-ribut dikarenakan Santi juga jadi ikut-ikutan panik terciprat air.

"Lo enggak berhak besar kepala cuma gegara nebeng mobil Bang Daud!"

"Dijah, stop! Please, stop, Jah!"seru Santi yang melangkah ke arahnya.

Dijah lagi-lagi memicing, segera berganti arah kini menyemprot Santi, "Asisten gatel! Bang Daud enggak bakal pernah kegoda sama lo!"

Santi mengangkat lengannya mencoba menghalau air, "Dijah! Tolong, dong! Kita ke sini urusan kerjaan!"pekik Santi.

Dijah menggeram, "Ya kali kerjaan. Weekend gini! Pake baju begitu? Mau piknik ke mana?"

"DIJAH!"

Suara menyentak yang dalam membuat semua seketika mematung. Di teras yang tiga level lebih tinggi berdiri Daud memandang marah ke arah Dijah.

"Berhenti main-main!"

Dijah mendengus, "Apa?"

Daud mengernyit, sedikit terkejut atas sikap Dijah yang membangkang. Dijah memang suka besar kepala, tapi tidak pernah selama ini menunjukkan sikap tidak hormat terhadapnya.

"Belajar sopan!"tukas Daud tanpa mencoba melunak.

Dijah balas menatapnya. Tidak pernah ia berpikir bisa merasa sangat kesal terhadap Tuan Mudanya yang ia kagumi. Bukan gara-gara perkara ini, tapi masalah lain. Berita resminya Daud berkencan dengan model internasional itu menggerogoti hati Dijah. Tidak habis pikir Dijah mengapa Daud sanggup menyakiti hati seseorang yang sangat Dijah sayangi setelah Kinanti. Myanna. Tidak perlu penjelasan dari siapapun, Dijah yakin pasti Myanna adalah perempuan yang sejatinya Daud cinta. Begitu juga sebaliknya. Toh siapa saja yang mengenal baik mereka akan berkata sama.

"Aku enggak ngapa-ngapain kok."sanggah Dijah menahan getar di suaranya.

"Aku cuma coba melunturkan kotoran yang nempel di badan mereka. Commoners."lanjutnya nyinyir.

Affair of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang