Bab 30: Cursor

5.3K 457 93
                                    


Jika para ayah telah memutuskan akan dengan cara apa suatu perkara akan ditangani, maka seorang Daud dan Alexey hanya bisa bersungut-sungut sebal sambil mencari celah untuk kembali mengambil alih kendali. Kali ini Alexey jelas tak perlu terlibat, sudah cukup ia meminjamkan orang-orang terbaiknya pada Daud dan Emyrrumi. Urusan Alexey adalah terbang memastikan Allistair di tanah Eropa menemukan pecundangnya sementara di sini Daud tak percaya telah dipecundangi Farah.

Ya, Farah. Si Kecil Menyebalkan yang baru saja menginjak usia 16 tahun.

Seperti tamparan keras di muka Daud karena kecolongan secara sepele. Alasan Farah makin membuat Daud meradang. Si Orang Baru itu kekasih Farah saat masih tinggal di kediaman Sadjid. Mendatangi Farah dengan alasan akan membawa pulang Farah dan membalas dendam pada Sumanagara. Cinta monyet dan akal-akalan macam roman picisan total menjadikan Farah bak Merpati merindu cinta, sudi melakukan apapun tanpa berpikir ulang.
Farah benci Santi, Farah benci keluarganya, berlagak kabur dari rumah dan menggelandang sehari. Saat Ali Sadjid berbaik hati membantunya sedikit saja, Farah menganggapnya Santa Klaus tanpa mendebat. Dia tidak tahu sama sekali Ali Sadjid punya perhitungan masa lalu terhadap keluarganya. Farah tak paham Ali Sadjid mendekat sebab tahu Santi sang Kakak baru saja menjadi Asisten Pertama seorang Daud Sumanagara, lelaki yang dianggap akan membenamkan ambisi Sadjid Group untuk berjumawa di korporasi tempat mereka sama-sama mengelola bisnis.

Farah tak akan pernah tahu bahwa kekasih penipunya itu menyengaja bermain bersama Santi supaya bisa menyampaikan gertakan pada Santi tentang nyawa Farah yang terancam. Tidak pernah akan tahu juga Farah kalau Santi diperintah melacur menggoda Daud dengan bayaran keselamatan dirinya. Ia hanya tahu membenci Santi yang dilihatnya sedang menggoda sang Kekasih.

Kekasih yang ternyata tak pernah datang menjemput di gerbang belakang kediaman Sumanagara. Tentu saja, si Orang Baru itu sudah kembali ke sisi Fritz si Botak yang kejam. Meninggalkan dia dalam situasi terjepit karena semua orang kini mencecarnya. Mereka, orang-orang yang menurut Ali Sadjid terlalu jahat untuk dibayangkan, sedang menginterogasinya. Bermula dari nama kekasihnya, menuntut Farah menjawab jujur rentetan pertanyaan.

Bahkan Santi tak punya keinginan untuk menolongnya kali ini. Sesayang apapun, saat dihadapkan keberpihakan, tentunya sangat realistik untuk memilih kebenaran yang diyakini. Bias dan semu adalah urusan belakangan, kali ini kesalahan tidak terletak pada para Tuan Muda yang ditakuti Farah. Jelas-jelas Dahyang adalah penjahatnya. Ali Sadjid memilih bekerja sama dengan mereka, lalu Farah bulat-bulat menelan penjelasan Ali Sadjid bahwa dirinya istimewa, mampu menyaru sebagai mata-mata efektif bagi Sadjid. Sebuah keyakinan yang termakan perasaan, sungguh layak untuk diwaspadai. Seringkali melahirkan aksi di luar akal. Tapi, tentu saja Farah tak menyadari semuanya. Ia hanya takut terhadap para Tuan Muda, para penjahat yang harus dijatuhkan namun malah menilai baik semua hal yang berasal dari Sadjid.

Dijah melipat tangan di depan dada sambil bersandar ke tembok. Satu kakinya menjejak ke belakang, menggerutu tidak diperbolehkan ikut mendengar pembicaraan para majikan di dalam sana. Kinanti bahkan sangat menyeramkan tadi. Tadinya ia pikir akan ada arisan mendadak sebab dua Nyonya yang memukau datang tergesa. Tapi saat wajah keruh Genevieve Durunov dan sorot mata murka Sarah Sunnu tertangkap mata, Dijah ciut nyali. Bahkan untuk menyapa saja dia segan meski ia tahu Sarah Sunnu selalu terhibur dengan logat kentalnya. Dan akhirnya Dijah tahu mengapa mereka datang. Farah terlalu ketakutan saat ditanyai oleh Ghani.

Tapi siapa yang tidak akan gemetar sampai berharap pingsan ditempatkan pada situasi seperti itu? Ditanyai seorang lelaki berwibawa, plus di bawah pengawasan berpasang mata lain? Terlalu intimidatif untuk seorang Farah yang tak paham apapun dan baru 16 tahun. Dijah tahu rasanya. Tidak enak dan tak mau lagi ia mendapatkan situasi tersebut. Daud mencercanya dengan berkata lengah mengawasi Farah. Tapi Dijah sendiri juga mana tahu bahwa perintah Daud mengawasi Farah berarti betul-betul mengamati seperti dalam film aksi agen rahasia. Gusar menyelimuti Dijah, yakin sudah kini dirinya bahwa Malaikat yang mengangkatnya dari lumpur sebetulnya berjubah kelam dan menyusuri lorong-lorong gelap.

Affair of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang