Sial bagi Myanna, Daud meradang sewaktu ia mengacuhkannya. Adu mulut di tengah malam berlanjut kebut-kebutan tidak jelas antara dirinya dan Daud sepanjang Ciumbuleuit-Dago, berujung dengan keributan Daud di depan rumahnya. Ranggamalela memang sudah tidak lagi didominasi pemukiman, tapi tetap saja Myanna tidak mau mendapati tetangga yang tersisa memandanginya penuh rasa ingin tahu. Hell Daud, terpaksa Myanna membuka slot dari pintu yang sudah tidak terkunci. Tentu saja, Daud pegang kuncinya. Kesemena-menaan Daud sudah keluar batas memang. Ia memiliki semua kunci milik Myanna, termasuk kunci gudang.
Myanna mendiamkannya lebih karena malas bersitegang dengannya. Seperti tidak tahu saja, Daud bisa berubah aneh dan menyeramkan jika perkara dia-yang-terlalu-mencampuri hidup Myanna diusik. Tapi ini keluar batas, mengatainya mulai membangkang dan menjelekkan Rumi. Padahal Rumi temannya sendiri, bisa dibilang sahabat karena semua bilang Daud dan Rumi memang begitu.
Lagipula Myanna tidak melihat sesuatu yang menyebalkan dari Rumi kecuali track-record yang dipunyanya sebagai laki-laki liar pecinta dunia yang dipermasalahkan Daud. Yang benar saja! Seumur hidup Myanna biasa berinteraksi dengan banyak lelaki tukang main perempuan. Dia tidak mentolerirnya dan tidak berharap terlibat dengan mereka memang. Lalu, lihatlah Daud. Bicara seakan dirinya seorang malaikat padahal Myanna tahu benar Daud pantas duduk di singgasana pualam, bersanding dengan Hermes, dewanya para manipulator dan pecinta candu dunia. Maka, memang, sungguh sial Myanna, terlibat terlalu jauh dengan Daud. Sambil memasang ekpresi gahar, dia menatap Daud yang bertampang sama garangnya.
"Jangan main-main!"seru Daud tertahan.
Myanna memicingkan mata, memandang Daud yang mengeras rahangnya sambil mengepalkan tangan. Tidak pernah ada takut selama ini di hati Myanna terhadap Daud. Tapi kali ini berbeda, ada gentar yang menyelisip saat mata Daud menelisik tajam.
"Apa yang Rumi janjikan sampai kamu mau aja diajak?"
Myanna menggeram marah lalu menampar Daud. Sudah sering dia melakukannya, sebab Daud memang kerap kurang ajar dengan mulut kotornya saat meradang marah mengetahui Myanna menjalin hubungan dengan siapa saja yang bukan Arba.
"Kamu sama aja bilang aku mudah kemakan rayuan!"
Daud menelengkan kepala, "Memang."
Myanna menggemeretukkan giginya.
"Makanya aku selalu di sini, jagain kamu."dengus Daud.
Myanna menjerit frustasi, "Berhenti selalu ungkit masalah itu! Aku enggak perlu kamu jagain, Bodoh!"serunya sembari melengos menuju kamarnya.
Daud membanting pintu dan tergesa menyusul Myanna, menerobos pintu kamar yang nyaris terkunci. Myanna hampir terjengkang karena ulahnya.
"Keluar!"bentak Myanna.
Daud berkacak pinggang, "Rumi? Dari semua bajingan kamu pilih Rumi?"
Myanna menghentakkan kaki sambil menepuk frustasi pipinya. Tidak percaya Daud masih meneruskan masalah yang menurut Myanna lebih baik dibiarkan mengambang. Ia malas melanjutkan, ujungnya akan sama saja. Disepakati atau tidak, Daud akan berupaya mengandaskan kisah cintanya yang belum dimulai. Maka dari itu kemarin Myanna sengaja diam tak bercerita pada Daud tentang Rumi yang mendekat, sebab hati Myanna merasakan getar yang lain terhadap Rumi. Sekarang dia mulai merasa kecewa dan marah sebab tahu Daud pasti akan mulai berulah.
"Apa yang salah dari Rumi?"erang Myanna putus asa.
Daud membeliak marah dan menatapnya serius, "Kamu tanya gitu? Apa yang salah dari dia? Dengar! Semua salah kalau berkaitan Rumi!"
Myanna berdiri diam memandang Daud, menahan diri untuk membantah. Ia sudah berkeputusan untuk membiarkan Daud meledak sampai puas. Myanna lelah.
"Kamu tahu siapa Rumi? Emyrrumi Malik yang bertampang malaikat itu cuma iblis yang meminjam sayap Jibril! Paham?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair of Me
RomanceIni untuk [21+] hanya kisah biasa tentang lelaki di puncak dan orang-orang sekitarnya.