Bab 38: Sang Kegelapan

53 13 1
                                    

Langkahku terhenti tepat di depan sebuah toko buku bernuansa hijau tua dengan tumbuhan merambat yang menghiasi setiap jendela. Di dalam toko buku itu, banyak sekali tumpukan dan rak-rak berjajar, hingga aku agak kesulitan melihat kedalamnya. Penerangan di dalamnya yang berwarna kuning menambah kesan tua dan antik. 

Tentu saja, ini adalah gayanya.

*Pict hanya ilustrasi*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Pict hanya ilustrasi*

Aku mendongak dan memandang jendela lantai dua toko buku itu, pandanganku menangkap beberapa siluet yang berlalu-lalang didalam sana. Siluet-siluet itu mulai menjauh dan menghilang. Setelahnya, siluet-siluet itu terlihat menuruni tangga yang berada di dalam toko. Seorang wanita berambut hitam panjang yang di ikat menjadi ekor kuda yang tinggi berjalan memimpin dua siluet wanita dibelakangnya, dia berjalan cepat ke arah belakang meja kasir.

Ketika salah satu pelanggan wanita mengangkat tangannya untuk membayar, wanita yang berada di belakang meja kasir mengangkat tangannya—tertutup oleh sarung tangan kulit hitam yang melapisi kulit seluruh pergelangan hingga telapak tangannya, masih membiarkan kulit jari-jarinya tetap terkespos. 

Ada kerutan kebingungan dari para wanita yang membayar. Mereka berusaha mengabaikan keganjilan itu. Begitu kedua wanita itu selesai membayar. Mereka segera keluar dari toko dan meninggalkannya sendirian. 

Aku melangkah kedalam tepat setelah kedua wanita itu membuka pintu masuk toko. 

Sebuah pakaian rajutan berkerah tinggi berwarna hijau gelap berlengan panjang dengan celana jeans melekat dengan pas pada tubuhnya. Dia masih tidak menyadari kehadiranku, masih sibuk dengan mesin kasir yang berada di hadapannya sambil bersenandung kecil dan mengangguk-anggukan kepalanya menikmati musik lembut yang terdengar di dalam toko ini. 

*Pict hanya ilustrasi*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Pict hanya ilustrasi*

"Halo, Elle."

Seketika, dia mendongak. 

Kedua matanya membulat sempurna. Warna matanya abu-abu gelapnya langsung berkilauan antusias. Dia menghambur keluar dari belakang meja kasirnya dan berlari ke arahku sambil berteriak. "Lorry!" Kemudian, menabrakku dengan intensitas seperti seekor banteng yang mengamuk.

The Crescent Moon (Moon Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang