Bab 9: Klan Crescent

89 12 2
                                    

Cassius mengisi tas perbekalanku sampai penuh dan dia juga memohon agar Leroi dan Laroi ikut bersamaku. Aku memasukkan jubah cadanganku kedalam tas perbekalanku yang sudah hampir penuh. "Leroi mengatakan padaku bagaimana Lord McAllister menatapmu. Dia berbahaya. Kamu tidak boleh sendirian bersamanya."

Apa mereka bertiga bergosip tentangku di waktu luang mereka?

"Apa kamu khawatir padaku?"

Cassius terdiam membeku. "Ya, tidak. Astaga! Pokoknya bawa seseorang bersamamu. Mungkin saja dia berencana membunuhmu." Aku meragukannya, jika dia berencana membunuhku. Maka dia harusnya sudah melakukannya saat aku masih tidak sadar.

Aku tersenyum pada Cassius dan menjabat tangannya. "Kalau begitu, selamat. Kamu menjadi Lord Desmond selanjutnya."

Mata Cassius melotot. Dia berteriak jengkel. "Ya, ampu. Mallory! Aku tidak sedang bercanda."

"Aku juga tidak." Jawabku enteng. Memang itu benar. Jika aku meninggal atau melepaskan kewajibanku. Maka Cassius yang akan menggantikanku.

Semua perbekalanku akhirnya sudah masuk kedalam tas. Aku mengangkat dan menyampirkannya ke punggungku. "Sekarang, aku harus berangkat. Semakin cepat aku pergi. Semakin cepat aku kembali."

Cassius terlihat sudah menyerah. "Ya, cepatlah kembali."

***

Kepakan sayap berat Theseus mendarat tepat di atas gumpalan salju. Walaupun ini sudah siang, awan di atas kami masih berwarna abu-abu.  Dia menurunkan aku tepat di pinggir sungai. Aku menepuk wajahnya dengan lembut. "Aku janji akan segera kembali kita akan punya waktu untuk bermain."

Thessesus meringkik setuju dan menyundul tanganku. Aku mundur dan menepuk punggungnya. "Pergilah."

Dia langsung mengangkat kedua kaki depannya dan segera melesat berlari menjauhiku. Aku melihat dia melebarkan sayapnya. Lalu dia lepas landas dengan mulus. Aku mengamati bayangannya hingga dia hanya berupa titik hitam di angkasa, kemudian dia menghilang sepenuhnya.

Aku berbalik dan membelakangi sungai dan mulai melangkah kedalam hutan pinus bersalju di depanku. Aku berjalan menembus hujan salju. Angin dingin menerpa rambutku yang terurai. Ketika aku tiba di tengah hutan. Suara kepakan pelan mendekat ke arahku. Seekor burung gagak kecil kesayanganku hinggap tepat di atas bahuku. Kilauan warna ungu pada ujung bulu-bulunya yang berwarna hitam terlihat lebih mengkilat seperti sebelumnya. Warna iris matanya yang memiliki kilauan warna ungu membuatku teringat pada mata seseorang.

Aku menggeleng, berusaha menepis bayangan wajahnya dan membuat gagak kecil itu terkejut. Hingga dia hampir terjatuh dari bahuku. Satu tanganku terangkat untuk mengangkatnya. "Maaf, kamu mengingatkan aku pada seseorang."

Dia berkaok nyaring, lalu melebarkan sayapnya dan lepas landas dari bahuku. Aku mengamati kepergiannya hingga dia menghilang di langit. Salju makin lebat, saat aku telah sampai di bibir hutan. Langkahku sama sekali tidak berhenti bahkan saat hutan di sekelilingku habis. Perjalanan ke mansion Klan Crescent memang agak jauh. Aku tidak bisa mengambil resiko mereka mengetahui tentang Thessesus. Jadi, akan lebih baik aku turun tepat di luar wilayahnya, tepat di tengah hutan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Crescent Moon (Moon Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang