Bab 12: Sebuah Impian

71 14 1
                                    

Aku bersantai dengan Rhea di dalam ruangan pribadinya bersama putranya. Menemaninya bermain. Saat aku memastikan putranya masih dalam jarak yang aman. Aku berbalik sebentar dan meminum gelas yang berisi cairan merah gelap yang encer.

Saat cairannya memasuki tenggorokanku. Rasa anggur dan darah hewan yang dicampurkan kedalamnya menghapus dahagaku sepenuhnya. Walaupun rasanya tidak seenak minuman racikan Cassius, tapi setidaknya aku tidak kehausan.

Aku menenggaknya dalam satu tegukan cepat. Lalu meletakkan gelas kosongnya dan mulai mengejar Theron. Rasanya sudah sangat lama, terakhir kali aku berinteraksi dengan anak kecil dan bermain dengan mereka. Aku sudah lupa euforianya.

"Aku agak terkejut kamu menyukai anak kecil." Rhea bersuara dari atas sofa yang dia duduki. "Kamu mengingatkan aku dengan Faye."

Aku meliriknya dan meleparkan pandangan bertanya, kemudian beralih pada Theron lagi yang mulai memegang mainan kubus kayunya. Rhea melanjutkan. "Dia seorang penyembuh, istri Jack. Sepupu Luke, sekaligus orang keduanya. Dia benar-benar seseorang yang penyabar, apalagi saat berurusan dengan anak kecil. Dan hari ini, saat kamu berinteraksi dengan Theron mengingatkan aku padanya."

"Dimana dia?"

Rhea menghela napas panjang, "Aku memintanya beristirahat. Sejak kami semua mengetahui dia sedang mengandung. Aku dan Leana bukanlah seorang perawat wanita hamil yang ideal. Jadi, kami akhirnya mengungsikannya kembali ke rumah orang tuanya." Dia terdengar menyesal. "Yah, walaupun itu membuat Jack harus bolak-balik dari wilayah Hunters Moon dan Oak Moon." Kemudian, dia menegakkan pungungnya dari sandaran sofa menjadi lebih bersemangat dan penasaran. "Jadi?" Suaranya terdengar melengking di sekeliling kami. "Apa hubunganmu dengan Jasper? Bagaimana kalian berdua bisa keluar dari hutan bersama?"

Pandanganku tidak beralih dari Theron. Tapi aku berbicara pada Rhea. "Setelah peperangan kalian, aku mencoba melacak dan memusnahkan para mayat hidup. Jumlah mereka semakin meningkat. Awalnya, mereka hanya mayat hidup yang tidak memiliki kesadaran dan tidak bisa berbicara. Karena mereka memang sudah mati saat diubah. Tetapi, saat ini mereka berbeda."

Dari sudut mataku, aku bisa melihat Rhea bangkit dari sofa dan turun untuk duduk di sisiku. "Maksudmu, mereka lebih kuat dari sebelumnya?" Ada kengerian yang terdengar dari suaranya.

Aku mengangguk, "Ya, itulah yang membuat kami para Klan Dracula dan Vampir akhirnya memutuskan untuk melakukan aliansi." Kurasa, aku tidak perlu menjelaskan padanya tentang peperangan kami di masa lalu. Karena dia pasti mengetahuinya melalui ingatan Amon, salah satu leluhurnya.

"Apa yang bisa kubantu?" Dia menawarkan.

"Tidak perlu, ini masalah internal kami. Para Dracula dan Vampir lainnya pasti tidak senang dengan keterlibatan para Werewolf atau Lycan. Mereka berbeda denganku, ketika berurusan dengan kalian."

"Tapi aku yakin Jasper setuju, dia adalah teman lama Luke. Dia pasti mengijinkan kami membantu."

Aku hanya tersenyum mengejek. "Aku meragukannya."

"Lorry?" Rhea memanggilku dengan ragu-ragu. Aku menatapnya sambil mengangkat Theron di atas pangkuanku. "Aku melihat Jasper dalam ingatan Amon."

Astaga, apakah Amon benar-benar memberikan semua ingatannya pada Rhea?

Dia mencoba membuka mulutnya, tapi tidak ada suara yang keluar. Kemudian menutupnya lagi. Lalu memuntahkan kata-katanya dengan perlahan. "Apakah dia pasangan jiwamu?"

Sial, dia berhasil menebaknya.

Aku menghindari tatapannya. "Jangan katakan pada siapapun." Ucapku cepat sambil mulai bersenandung pada Theron yang mulai mengantuk di atas pangkuanku.

The Crescent Moon (Moon Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang