Bab 41: Keturunan Campuran

63 17 2
                                    

Elle memberiku arahan jalanan mana saja yang perlu kami ambil. Diperlukan waktu setengah jam untuk mencapai pinggiran hutan yang Elle maksud. Kami akhirnya berhenti tepat di ujung jalan yang berkerikil. Sisanya, kami berdua mulai berjalan memasuki padang rumput yang tinggi. Matahari mulai terbenam ketika kami telah mencapai tengah-tengah padang rumput itu.

Aku mulai melihat rimbunan pohon yang berjajar sekitar dua puluh meter dari tempat kami berdiri. "Apakah masih jauh?"

"Jika tidak ada gangguan, kita bisa sampai sepuluh menit lagi." Elle mulai menarik dua ganggang pedang yang tersarung dari punggungnya. Dua buah pedang berwarna perak dengan ukiran tajam yang mengalir dari ujung gagang hingga ujung pedangnya yang melengkung. Berikutnya, dia berbalik dan melemparkan satu pedangnya ke arah udara kabut yang kosong telah mengepung kami.

Setelahnya, bayangan kabut yang ada di belakang kami beriak—seorang pria terjatuh dengan pedang Elle menembus jantungnya. "Cressida, sialan!" Dia meraung dari sampingku. "Keluar lah, kamu jalang!" Dia mengongong ke arah kabut yang mulai mengelilingi kami berdua.

Aku menarik kedua pedangku yang sebelumnya tersarung pada pinggangku. Mulai mengangkatnya dan mengambil posisi siap menyerang.

Berikutnya, terdapat banyak sekali kabut udara yang beriak di sekitar kami—tiga puluh orang pria muncul keluar dari kabut itu. Mereka semua ada para mayat hidup yang telah disempurnakan. Tepat di tengah-tengah kerumunan itu, seorang wanita seringaian liar memandang kami dengan tatapan membunuh. 

Dia mengikat rambut hitamnya menjadi sebuah sanggul yang tinggi. Matanya bersinar dengan keliaran yang ganjil, wajahnya yang kecil sama sekali tidak cocok dengan bibirnya yang penuh dan tebal. Bibir terkutuk itu diwarnai dengan warna merah, semerah darah segar manusia. 

*Pict hanya ilustrasi*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Pict hanya ilustrasi*

"Cressida." Elle menggeram dari sampingku. "Kamu membuatku menyesali keputusanku!" Dia berteriak murka ke arahnya.

Cressida hanya tertawa lepas, dia bahkan sama sekali tidak terpengaruh pada kemurkaan Elle. "Aku tidak tunduk padamu." Jawabnya diantara tawanya. "Jika kamu berada di pihak yang salah, maka aku tidak akan segan untuk memberikan kematian untukmu."

Elle menggeram murka dan berlari ke depan. Dia mulai mengayunkan pedangnya. Para pengikut Cressida langsung maju ke depan dan mulai menyerang Elle. Itu adalah pertarungan yang tidak adil—empat dari mereka maju serentak ke arah Elle. Sedangkan, Elle hanya memiliki satu pedang di tangannya—dengan setiap penyerangnya memiliki sebuah pedang untuk menyerang.

Aku berlari dan mulai bergabung dalam pertempuran itu. Menebas pengikut Cressida yang paling terdekat. Kemudian, aku berusaha meraih mayat pria yang tumbang pertama kali. Menarik pedang melengkung perak milik Elle. Aku berteriak padanya. "Elle, tangkap!" Setelahnya, aku melemparkannya sekuat tenaga.

Di sela-sela pertarungannya, Elle mendengarku dan menoleh ke arah pedangnya yang terlempar. Dalam satu pergerakan cepat, dia mampu menangkapnya dan mulai membantai sepuluh pengikut Cressida sekaligus. Kecepatannya benar-benar mengerikan. Dia berputar, bermanuver, dan melumpuhkan mereka dalam satu tebasan yang mematikan.

The Crescent Moon (Moon Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang