Bab 32: Sebagian Kebenaran

70 14 0
                                    

Jane menuntunku memasuki pintu besar mansion ini. Tepat di lobi utama ini. Sebuah vas besar dengan berbagai jenis bunga berwarna ungu di letakkan di atas meja kaca. Tepat di langit-langit mansion yang luas, sebuah chandelier yang terbuat dari kristal bersinar terang menerangi seluruh ruangan ini. Ada ukiran emas di setiap kristal chandelier itu, yang membuatnya semakin terlihat mewah dan mahal.

Sebuah tangga besar dan lebar yang terbuat dari pahatan batu marmer mengkilap terbentang di balik vas kaca. Sayangnya, Jane membimbingku ke arah lorong di samping kanan kami. Lorongnya disangga dengan pilar-pilar yang berwarna putih. Penerangan lorong ini, menggunakan lampu gantung yang menggantung di tiap pilarnya.

Lorongnya cukup panjang, di sebelah kananku. Aku melihat beberapa lukisan pemandangan yang dipajang di dindingnya, sedangkan di samping kiriku, jendela tingginya ditutupi oleh tirai. Ketika kami di percabangan lorong, Jane mengambil langkah ke lorong yang sebelah kanan. Samar-samar, aku mendengar suara kepakan sayap yang riuh di iringi dengan suara kaokan yang yang nyaring. 

Apakah itu suara gagak?

Jane berbalik dan menyadari aku telah berhenti. Dia menyinggungkan senyum misterius. "Aku sarankan kamu pergi kesana bersama, suamimu." Dia terkekeh. Lalu mulai melangkah maju. Aku mengikutinya.

Kami akhirnya masuk ke sebuah ruang makan dengan meja panjang yang diletakkan di tengahnya. Banyak sekali kusi-kursi kosong berjejer mengelilinginya. Jane terus masuk hingga berhenti di meja dapur yang terletak di samping meja panjang. Dia mengangkat sebuah pitcher yang didalamnya berisi cairan merah yang pekat. Lalu menuangkan dalam gelas kaca. Dia duduk di salah satu kursi bar yang berada di sisi meja dapur.

"Duduklah." Ucapnya sambil mengulurkan gelas yang dia pegang padaku.

Aku menurut dan duduk di kursi bar tepat disampingnya. Dia juga menuangkan minuman untuk dirinya sendiri. Ketika aku menyesap cairannya. Ada sesuatu yang berbeda dari rasanya, ini benar-benar menyegarkan dan membuatku lebih terjaga. Samar-samar, aku bisa merasakan anggur yang tertinggal pada mulutku. "Apakah ada campuran anggur?"

Jane mengangguk. "Ya, ini adalah salah satu bisnis suamimu. Banyak sekali, orang-orang kita yang menyukai campuran minuman seperti ini."

Pantas saja, Cassius sangat bersemangat saat mereka berdua menjalin kerjasama. Sebelumnya, Cassius sama sekali tidak tergiur dengan tawaran kerjasama Sergei. Padahal, mereka berdua telah mengenal lama.

Jane berbicara, "Aku akan mengajakmu berkeliling besok." Dia memulai, "Sebelumnya, Jasper memintaku membelikanmu pakaian. Tapi, aku tidak sama sekali tidak tahu selera pakaianmu. Jadi, aku memutuskan untuk menunggu sampai kamu datang dan kita berdua pergi berbelanja."

"Terima kasih, Jane."

Dia menenggak habis minumannya, lalu turun dari kursi bar. "Sekarang, saatnya aku menunjukkanmu ruangan kalian."

Aku menenggak habis minumanku dan mulai mengikuti Jane keluar dari ruang makan. Kami kembali menelusuri lorong panjang yang tidak ada habis-habisnya. Jika aku dibiarkan menjelajah sendirian, mungkin aku akan tersesat. Kami berbelok ke kiri, dan mulai memasuki lorong dengan nuansa cokelat yang gelap dengan ukiran emas yang meliuk-liuk di tiap dindingnya. Beberapa lampu gantung antik disematkan pada dinding dengan jarak setiap lima langkah.

Tepat di ujung lorong, ada sebuah tangga kayu yang dipoles mengkilat, Jane naik ke atas tangga. Aku mengikutinya. Kami berdua menaiki atas tangga, lalu berjalan memutari railing tangga. Hingga akhirnya kami tiba di ujung lorong, tepat di sampingku. Aku melihat melalui tirai tipis yang menutupi jendela. Walaupun suasana di luar masih gelap, tapi aku masih bisa menangkap rerimbunan pepohonan dan ladang yang bergoyang karena ditiup oleh angin.

The Crescent Moon (Moon Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang