I.N.A.L - 12

28 1 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak yah ci~

Jangan lupa komentar tiap paragraf ~

Happy reading ~

Sebuah mobil akhirnya berhenti di depan sebuah pekarangan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah mobil akhirnya berhenti di depan sebuah pekarangan rumah. Dua orang yang ada di dalam mobil itu masih terdiam duduk di kursinya masing-masing tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Luca melirik gadis disampingnya sejenak, kemudian mendehem kecil. "Nanti malem gue jemput."

"Nggak usah. Gue berangkat bareng temen-temen gue," respon Aishia terdengar sedikit ketus.

"Kenapa gak mau bareng aja?"

Helaan nafas akhir terdengar dari mulut Aishia. Gadis itu mengubah posisi duduknya menghadap Luca yang berada di kursi pengemudi. Ia menatap lekat kearah Luca membuat laki-laki itu terdiam menatap tanya Aishia.

"Lo bukan siapa-siapa gue. Stop untuk mulai ngatur-ngatur dan maksa-maksa karena gue gak suka."

"Perlu diingatkan kembali kalo gue cowok Lo juga," tekannya.

Aishia terdiam sejenak masih menatap Luca dengan tatapan yang sulit di artikan. "Lo serius?"

"For what?"

"Lo itu seorang Luca Tirta Naverro. Lo mau jadi selir? Lo gak mikirin harga diri Lo, Luca?"

Mendengar itu Luca mendengus geli seraya kembali menatap kearah depan. "Sejak gue mau menawarkan diri menjadi selir, harga diri gue sudah hilang gitu aja. Jadi jangan ngomongin soal harga diri sama gue."

Dahi Aishia mengerut dalam tak mengerti ucapan Luca. "Maksud Lo?"

"Di kamus hidup gue tidak ada yang namanya penawaran. Tanpa Lo sadari ucapan gue yang kemarin bukan penawaran, tapi perintah tanpa penolakan," jelas Luca kembali menoleh kearah Aishia dengan kepalanya yang bersandar kebelakang.

Aishia mendengus sinis. "Lo pikir gue gak tau tujuan Lo apa dengan Lo menawarkan diri untuk menjadi pacar kedua."

"Maksudnya?"

"Arsyeela Devika. Your ex, right?" Tanya Aishia memastikan. Ia menoleh pada Luca yang nampak terdiam tanpa mau merespon.

"Galanka Mahardika, your rival. Tawaran Lo kemarin bertujuan untuk balas dendam 'kan karena rival Lo udah rebut Syeela dari Lo," lanjut Aishia seolah jawabannya tepat.

Mendengar itu Luca akhirnya terkekeh kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Selain jutek, sombong, dan berisik, Lo juga sok tau yah."

"Berisik Lo bilang?"

"Gue sama sekali tidak mempermasalahkan kedekatan Galanka dan Syeela karena sebelum adanya hubungan antara gue dan Syeela itu kedekatan mereka berdua sudah ada. Mereka berdua udah deket sebelum gue dan Syeela pacaran, jadi gue sama sekali tidak mempermasalahkan itu." Aishia terdiam menyimak penjelasan Luca.

IT'S (not) APUS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang