I.N.A.L - 36

29 1 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak yah ci~

Jangan lupa komentar tiap paragraf ~

Happy reading ~

Happy reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plak.

Sebuah tamparan keras yang mendarat di pipi mulus Luca membuat wajah laki-laki itu tertoleh kesamping. Luca hanya masih terdiam menikmati pipi nya terasa kebas karena ternyata tenaga gadis di depannya lumayan kuat.

Plak. Tak hanya satu tamparan yang Aishia berikan, tapi ia juga menampar pipi sebelah kiri Luca membuat laki-laki itu juga menoleh kearah berlawanan.

Plak.

Plak.

Helaan nafas keluar dari mulut Luca merasakan pipi sudah mulai benar-benar kebas. Laki-laki itu masih diam tak bersuara. Kemudian matanya bergulir menatap gadis didepannya dengan tatapan dingin begitupun sebaliknya.

"Udah sadar belum?" Ujar Aishia bertanya.

Luca memutar bola matanya. "Gue gak mabok."

"Lo mabok."

"Nggak."

"Muka Lo merah."

"Itu karena Lo tampar," sarkas Luca.

"Muka Lo udah merah dari tadi," sahut Aishia tak kalah sarkas.

"Gue toleransi alkohol."

Aishia mendecih geli. "Jadi apa yang Lo lakuin tadi dalam keadaan sadar? Lo sadar Lo cium cewek sembarang? Pelukan sama cewek lain Lo sadar?"

Luca mengindikkan bahu lebar nya. "It's me."

"Not you," tekan Aishia sembari menggelengkan kepalanya.

"What do you fucking know about me?" Tanya Luca dengan notasi suara yang meninggi.

Mendengar itu Aishia menatap tak menyangka pada laki-laki dihadapannya. "Lo masih marah sama gue soal tadi siang?"

Luca tak menjawab, laki-laki itu mengabaikan Aishia lalu berjalan menuju pintu kamar nya membuat Aishia mau tak mau harus mengikuti kemana langkah kakinya Kekasihnya itu.

Saat ini mereka tengah berada di apartemen Luca setelah Aishia berhasil menyeret laki-laki itu untuk keluar dari tempat itu. Aishia yang mengambil alih setir serta meninggalkan mobil milik laki-laki itu yang terparkir di parkiran bar. Dan selama diperjalanan tadi Luca tetap diam tak bersuara hingga Aishia menganggapnya sudah mabuk berat.

"Luca—"

"Apa?!"

Teriakan Luca berhasil membuat Aishia terkesiap sejenak. Ia terkejut karena ini adalah pertama kalinya Aishia mendengar Luca membentak nya.

Sejauh mereka berhubungan laki-laki itu tidak pernah membentak nya sama sekali. Dan itu membuat debaran jantung Aishia kian memompa cepat. Pikirannya langsung tertuju pada bayangan dimana kejadian dua tahun lalu yang membuat ia trauma.

IT'S (not) APUS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang