I.N.A.L - 03

52 2 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak yah ci~

Jangan lupa komentar tiap paragraf ~

Happy reading ~

Dentuman musik yang cukup keras mampu memenuhi satu tempat yang berisikan banyak orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dentuman musik yang cukup keras mampu memenuhi satu tempat yang berisikan banyak orang. Bukannya merasa risih dengan musik yang berdentum keras, mereka malah merasa terhibur dan terjatuh dalam suasana malam di tempat tersebut.

Tak hanya itu, aroma alkohol yang menyeruak menjadi khas tempat itu. Kepulan asap rokok juga menjadi penambah kesan tak beres dengan tempat tersebut. Lampu kelap-kelip yang menyala menjadi penambah utama bersamaan dengan irama musik disana.

Empat orang laki-laki tengah duduk di salah satu meja bundar sedang yang di kelilingi sofa panjang. Mereka tengah menjadi salah satu penikmat suasana ditempat itu. Dengan beberapa botol alkohol yang sebagian kosong berjejer rapih dalam satu meja, mengisyaratkan bahwa mereka sudah cukup lama menikmati minuman beralkohol disana.

"Lo mau nyewa, Kai?" Ucap Ringga setengah teriak kepada Mikai yang tengah memfokuskan matanya pada handphone di tangannya.

Merasa ditanya oleh sang teman. Mikai menoleh. "Gak dulu kayaknya. Gue bosen service mereka gitu-gitu aja."

"Oh c'mon, man. Gue bisa bilang Gemma supaya gaet cewek baru buat layanin Lo malam ini," ujar Ringga sembari menyesap gelas ditangannya.

"Males gue."

Balasan Mikai membuat ketiga temannya itu terkekeh. Siapa sangka seorang Mikai Bahawira Sajiwa, sang ketua osis Zaever dan terkenal dengan gimana disiplinnya dia. Ternyata ia juga seorang laki-laki normal yang masih jajan di tempat seperti ini.

"Gimana reaksi anak-anak Zaever setelah tau kalo ketua osis sekolahnya ternyata suka jajan," celetuk Khalix yang duduk disebelah Luca sambil menyandarkan punggungnya pada sofa yang ia tempati.

Mikai lantas memutar bola matanya malas. "Gue emang suka jajan, tapi gue gak pernah masuk lubang cewek sembarangan."

"Okey... Gue percaya," sahut Ringga kembali membuat temannya tertawa kecil, kecuali Mikai yang hanya mendengus sebal.

Khalix menoleh pada Luca yang juga tengah menikmati cairan alkohol pada gelas yang ia pegang. "Lo gak sewa cewek juga, Ka?"

Luca tak menjawab pertanyaan Khalix. Ia memusatkan perhatiannya kearah seorang gadis yang menggunakan dress hitam sebatas pahanya. Ia mengenal gadis itu. Gadis yang tengah duduk di sofa yang tak jauh dari jangkauannya.

Khalix yang menyadari itupun langsung menoleh kearah sumber perhatian Luca. Laki-laki mengerutkan dahinya sesaat sebelum ia menatap kembali teman disampingnya itu. Ia menelusuri tatapan Luca. Lantas ia mendecih geli.

Khalix mendehem pelan. "Kalo yang itu bukan anak Abhista, Ka."

Luca sontak menoleh kepada Khalix membuat laki-laki disampingnya itu mengangkat kedua halisnya menatap penuh tanya padanya. Luca tak mengatakan apapun selain menghela nafas malas.

IT'S (not) APUS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang