I.N.A.L - 42

23 0 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak yah ci~

Jangan lupa komentar tiap paragraf ~

Happy reading ~

Seorang gadis tengah sibuk dengan alat masak disebuah dapur yang nampak kosong melompong karena alat masak disana hanya seadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis tengah sibuk dengan alat masak disebuah dapur yang nampak kosong melompong karena alat masak disana hanya seadanya.

Gadis itu tengah sibuk mengaduk-aduk bubur yang ia buat pada panci kecil diatas kompor. Ia mengangkat sendoknya lalu mencicipi sedikit bubur tersebut.

Kerutan di dahinya mulai muncul. "Kok agak aneh yah? Kurang apa yah?" Gadis itu mendecak pelan. "Duh..., harusnya beli aja dari tadi."

Dengan wajah bingung ia menatap bubur buatannya ragu sembari menggaruk belakang kepalanya. "Udah kali yah, semoga gak dimuntahin."

Ia segera mematikan kompor nya lalu meraih mangkuk yang sudah ia siapkan dan memasukkan bubur tersebut pada mangkuk dengan telaten. Ia juga menyiapkan segelas air putih dan meletakkannya disebuah nampan yang sudah ada semangkuk bubur dan sepiring potongan buah disana.

Setelah memastikan semuanya siap dan tidak berantakan, gadis itu mengangkat nampak tersebut dan berjalan keluar dari area dapur. Ia berjalan menuju pintu kamar yang lumayan jauh karena ia harus melewati ruang tengah yang luas.

Saat ia memasuki pintu kamar itu, ia langsung melihat seorang laki-laki tengah duduk bersandar pada belakang kasur nya dengan matanya yang terlihat tertutup.

Menyadari kedatangan seseorang akhirnya mata laki-laki itu terbuka dan menengok pada gadis yang berjalan kearahnya sambil membawa nampan. Tatapan hangat nya langsung tersorot pada sang gadis.

"Lo buat sendiri bubur nya?" Tanya Luca.

"Lo gak percaya 'kan gue buat sendiri?" Aishia meletakkan nampan yang ada ditangannya pada nakas di dekat kasur.

"Harusnya gue biarin Lo dirawat aja dirumah sakit," gerutu Aishia sambil meraih semangkuk bubur.

Luca mendengus geli. "Luka di muka gue gak separah itu sampe harus di rawat."

"Tapi 'kan kalo kaya gini jadinya ngerepotin gue." Luca tak menyahuti lagi, laki-laki itu hanya terkekeh kecil melihat wajah sebal Aishia.

Semalam Aishia membawa Luca ke rumah sakit dekat di daerah tempat mereka berlibur. Tadinya ia ingin membiarkan Luca di rawat semalam tapi Luca dengan yakin menolak permintaan nya. Dan sekarang mereka berujung ada di apartemen Luca, Aishia juga tidak pulang dari semalam karena tak tega meninggalkan laki-laki itu sendirian.

Gadis itu mulai meniup bubur pada sendok yang ia pegang, ia meniupnya dengan telaten dan hal itu tak luput dari perhatian Luca. Sudah memastikan bahwa bubur tersebut sudah tak panas lagi dengan hati-hati Aishia menyuapinya pada Luca.

Aishia menatap khawatir saat bubur tersebut sudah masuk kedalam mulut Luca. "Lo bisa muntahin kalo rasanya se-najis itu."

Mata Luca terpejam seraya kepalanya yang mengangguk-angguk pelan. "Not bad..."

IT'S (not) APUS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang