I.N.A.L - 32

14 0 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak yah ci~

Jangan lupa komentar tiap paragraf ~

Happy reading ~

"Lo pada ngapain sih masih disini, mending cepet balik ke kelas sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo pada ngapain sih masih disini, mending cepet balik ke kelas sana."

"Ngusir Lo?"

"Iyah. Bentar lagi mata pelajaran kedua, Lo bertiga mending belajar. Manfaatkan waktu yang ada."

Sahutan sarkas itu berasal dari seorang laki-laki yang tengah duduk di bangku nya dengan matanya masih fokus pada buku di mejanya.

Gemma— laki-laki yang berdiri seraya bersandar pada meja yang berada di depan itu lantas memandang temannya— Mikai yang masih bisa belajar ditengah keramaian yang ditimbulkan olehnya, Ringga dan Khalix.

"Lo gak tau aja gue dari semalem belajar sistem kebut semalam sampe gumoh-gumoh," jawab Gemma dengan tangannya yang memegang perut.

"Gue juga udah muak belajar terus semalem," tambah Ringga yang duduk pada bangku kosong di depan meja Luca.

"Kalian berdua beneran gak mau ke kantin?" Tanya Khalix memastikan.

Luca hanya menggelengkan kepalanya tanpa menatap tiga temannya, sementara Mikai mengangkat kepalanya memandang sepupunya. "Jangan sampe nilai Lo turun, Lix."

Mendengar itu Khalix menipiskan bibirnya. "Iyah..., gue cuma butuh isi perut aja. Nanti kalo udah selesai gue juga belajar lagi, Lo tenang aja."

Mikai hanya terdiam lalu kembali memfokuskan netranya pada buku di hadapannya. Sementara Gemma dan Ringga yang melihat percakapan singkat antar sepupu itu melongo menatap dua orang itu bergantian.

"Lo berdua yakin mau masuk kedokteran?" Tanya Gemma.

Khalix menoleh kearah Gemma. "Mau gak mau. Keluarga kita udah turun temurun punya profesi yang sama."

"Lo berdua nggak merasa dituntut?" Tanya Ringga.

Khalix mengindikkan keduanya bahunya. "Dari kecil kita udah dikasih arahan kalo kita harus punya cita-cita jadi dokter."

"Merasa dituntut sih pasti. Ya..., mau gimana lagi? Mereka udah ngerencanain semuanya dan kita hanya perlu memenuhi itu," tambah Mikai.

Ringga mengangguk paham lalu kepalanya menoleh pada Gemma. "Lo juga mau jadi pengacara? Sama kayak bapak Lo?"

"Gue masih punya bar. Gue bakalan tetep jadi owner bar dan ngambil jurusan yang tak menyita banyak waktu gue. Bokap gue juga setuju aja kok," jawab Gemma. "Kalo Lo?"

Ringga menghela nafas nya. "bisnis. Bokap nyuruh gue terjun ke dunia bisnis, jadi gue bakal ngambil bisnis."

Gemma ber-oh paham. Ringga adalah juga seorang anak tunggal, dan wajar jika ayahnya meminta laki-laki itu untuk meneruskan perjalanan di bidang bisnis. Setelah hengkang di bidang musik, ayah Ringga memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis. Dan untuk Ringga— laki-laki itu mau tidak mau harus meneruskan perjalanan ayahnya.

IT'S (not) APUS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang