I.N.A.L - 15

29 1 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak yah ci~

Jangan lupa komentar tiap paragraf ~

Happy reading ~

Happy reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brak.

Suara gebrakan keras meja membuat seseorang yang duduk di hadapannya terkejut, sangat. Ia mengangkat kepalanya menatap pelaku yang berani menggebrak meja nya.

"Kenapa semalem gak ngabarin kita? Semalem Lo dimana? Tante Vivyan nanyain Lo ke kita karena katanya Lo gak pulang ke rumah," ucap Dynna memasang wajah intimidasi pada Aishia.

Aishia menghela nafas malas. "gak sopan, pagi-pagi udah gebrak meja orang."

"Heh! Jangan ngalihin pembicaraan yah, Aish. Lo gatau aja kita ikutan panik karena kata karyawan Maher, Lo gak ada di studio juga," timpal Sera.

"Lo juga gak ngabarin kita kalo Lo balik duluan," ujar Dynna lagi.

"Gue udah ngabarin Mama tadi pagi, jadi udah marah-marah nya yah," jawab Aishia masih santai.

"Gimana gak marah-marah. Kita khawatir, Aish. Lo dimana semalem?" Tanya Sera menunggu jawaban dari Aishia.

Aishia terdiam sesaat memikirkan jawaban apa yang harus ia jelaskan pada teman-temannya ini agar keduanya tidak berisik lagi.

Sebenarnya semalam sadar tidak sadar, Aishia tidur di apartemen Luca. Laki-laki itu sudah tinggal sendiri sekarang. Laki-laki itu tiba-tiba menawarkan untuk minum dirumahnya yang katanya ia hanya ingin pamer apartemen nya.

Selain itu laki-laki itu juga dengan random mengajaknya maraton film kesukaan nya dan berakhir terlelap bersama, dan gilanya Aishia sudah mulai berani bermalam dengan seorang laki-laki dalam satu atap.

Dan tadi pagi Aishia memutuskan untuk pulang ke studio nya karena ada sebagian seragam sekolah nya ada ditempat itu. Ia terlalu takut jika harus pulang ke rumah dan ia pastikan jika ia pulang ke rumah akan diintegrasi oleh Mama.

Bayangan bagaimana Luca memberikan perlakuan lembutnya semalam membuat tubuh Aishia merinding kembali. Semalam adalah hal paling tidak terduga karena laki-laki itu memang tidak semembosankan Gala.

Semalam Aishia tiba-tiba berubah menjadi seorang yang penurut karena selalu mengiyakan segala ajakan random Luca. Laki-laki itu seolah sedang menghibur sekaligus memberikannya bendera akur.

"I'm sorry, Valerie. Gue gak bisa ngapa-ngapain selain kasih ciuman. Tapi jika Gala pernah lebih dari itu, gue bakalan hapus jejak dia di setiap inci tubuh lo."

Aishia memejamkan matanya dan menggelengkan kepalanya kasar seolah menghempaskan bayangan tadi malam dan pertanyaan Luca tadi pagi yang membuat nya semakin malu. Laki-laki itu benar-benar manis.

Fiks dia pake pelet? Masa gue gak bisa nolak padahal dia gak maksa? monolog Aishia.

Tak.

IT'S (not) APUS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang