part 18

589 12 0
                                    




5 bulan sudah kandungan Laura sekarang, Laura juga sudah lulus dari kampusnya 3 bulan yang lalu. Kini dia hanya fokus mengurus keluarga kecil nya saja. Dan Ruby kini berusia 6 tahun sudah bersekolah juga.(Ngarang ini ngarang wkwk)

Ruby dan Laura tengah berada dikamar Laura, sedang duduk disofa kamarnya.

"Bundaa"panggil Ruby

"Hah? Kamu manggil siapa tadi?"tanya Laura

"Manggil bundaaa"ujar Ruby sekali lagi

"Ihh ko udah bisa panggil bunda sih, perasaan tadi masih manggilnya undaa"ujar Laura yang tidak terima dengan panggilan anaknya pada dirinya itu

"Ih kan luby udah gede bundaa"ujar Ruby sembari merengek

"Udah gede tapi masih cadel hm?"

"Ya ndak tau tanya ko tanya saya"celetuk Ruby

"Apasih dek.."

"Hehe, hm bunda kapan adik lahil?"tanya Ruby sembari menatap perut laura yang sudah membesar

"3 bulan lagi sayang"jawab Laura sembari membawa tangan kecil itu ke perutnya

"Masih lama sekali ya"ujar Ruby sembari mengelus pelan sangat pelan diperut Laura.

"Mangkanya jangan ditunggu, kalo ditunggu pasti lama"ujar Laura

"Oh iya kah bunda, emang kaya gitu ya?"tanya Ruby bingung

"Iya, sini deh deketan. Ko kamu jauh banget gamau deket' bunda yaa kamu, bunda pengen peluk jugaa"ujar Laura sedih

"Eh ndak gitu bunda, luby takut kena pelutnya bunda"jelas Ruby

"Gappa kalo kamunya ga grusukan, sini dek"pintah Laura sembari menarik pelan tangan Ruby lagi agar lebih dekat dengan dirinya

"Boleh peluk bunda?"tanya Ruby

"Boleh lah, memangnya kenapa"ujar Laura bingung

"Heheh ndak luby takut aja"sahut Ruby

"Takut kenapa?''tanya Laura

"Ih tadi kan udah bilang, takut kena pelutnya bunda"kesal Ruby

"Ah udah deh sini peluk bunda, bunda kangen tau sama kamu. Kamunya main terus dirumah Oma, kalo ngga ya sama uti luna, uti Fara."omel Laura sembari menarik pelan tangan Ruby untuk mendekat dan memeluknya

"Bundaa jangan kencang' peluknya pelut bunda nanti kegencet"ingat Ruby was was

"Apasih orang ngga juga ah, udah diem bunda masih mau peluk kamu yang lama lama lama banget"ujar Laura sembari menciumi kepala dan pipi anaknya

Ruby hanya pasrah saja saat tau dirinya menjadi bahan kegemasan sang bunda.

"Em bundaa"ujar Ruby sembari mendongakkan kepalanya

"Yes, why baby?"tanya Laura sembari menatap Ruby

"Hum... Bunda ndak bakal lupain luby kan?"ujar Ruby tiba tiba

"Eh kenapa tanya seperti itu?"

"Ndak papa bunda"ujar Ruby sembari tersenyum manis

Laura kini mengangguk paham dengan pertanyaan yang dilontarkan Ruby, dirinya bisa melihat sorot mata ruby yang terlihat takut jika dia akan melupakkannya saat adik Ruby lahir nanti.

"Ruby dengerin bunda ya, Ruby itu anaknya bunda, cintannya bunda, dunianya bunda. Jangan mikir kalo bunda bakal lupain kamu, walaupun nanti adik Ruby lahiran. Bunda ga bakal lupain kamu sayang, kamu obat saat bunda sakit dan lelah, bunda ngga butuh obat dari resep dokter cukup pelukkan ruby aja, bunda nanti sembuh."jelas Laura dengan lembut dan penuh penuturan

PESONA MAS DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang