Disiang harinya ruby baru pulang dari sekolahnya, dia beranjak untuk ke ruang tengah mendudukan dirinya disofa, tapi saat dia berada diruang tengah dia melihat adiknya yang tertidur diatas sofa dan sendirian. Kemana bundanya? Pikirnya.
"Kenapa kamu sendirian disini?"tanya ruby kepada adiknya yang tengah tertidur pulas.
Ruby mendudukkan dirinya dibawah samping sofa dikarpet bulu, sofanya tidak tinggi jadi dia bisa melihat wajah damai adiknya yang tengah tertidur.
Tangannya kini tergerak untuk mengelus tangan kecil adiknya yang menggenggam. "Kamu lucu, tapi aku ga suka kamu iihh gimana sih bukan ga suka tapi gitu dehhh"ujarnya pelan menggerutu
"Aku kira kamu cowo tau, tapi aku ga masalah juga kalo kamu cewe sekalipun. Aku ga suka kamu karena kamu sering rebut rebut bunda dari aku huu, aku ga kebagian, bundanya sama kamu terus"
"Aku sayang kamu tapi aku ga suka kamu rebut rebut bunda terus"lanjutnya.
"Kalo ditinggal ganti baju dia bangun ga ya"gumamnya bingung
"Aduhhh hari ini bibi libur lagi ga kesini, aku harus gendong ini anak bayi?"tanyanya pada diri sendiri.
"Takutt salah gendong nanti kecengklak gimana, nanti aku dimaharin bunda sama ayah bikin kamu sakit"
"Lagian bunda kemana sih, bisa bisanya ninggalin anak bayi ini sendirian diruang tengah. Kalo jatuh kebawah gimana? Ngga ada yang tau gini, dirumah sepi ngga ada siapa siapa. Ayah belum pulang, bibi libur, bunda gatau kemana lagi, untung aku pulangnya cepat"gerutu ruby kesal pad bundanya
Ruby pernah diajari untuk menggendong adiknya saat dirumah sakit tapi itukan baru sekali hanya dirumah sakit saja, pas dirumh dirinya sibuk diluar karena tugas sekolah yang berkelompok.
"Bisa, aku pasti bisa"ujarnya pelan menyemangati dirinya
Ruby menarik nafasnya dan membuangnya secara perlahan, dia melakukan itu secara berulang kali. Saat sudah rileks dia pun melanjutkan aksinya untuk menggendong adiknya.
Tangannya yang gemetar kini mengangkat perlahan tubuh kecil adiknya, kia sempat bergerak dengan cepat ruby mengpuk' pantat kecil adiknya agar tertidur lagi dan ya dia berhasil untuk membuat adiknya tertidur lagi dan sudah berada digendongannya.
Dengan perlahan dia berjalan menuju ke arah tangga, saat sudah sampai didepan tangga. Dia meramalkan segala doanya agar tidak terjatuh bersama ditangga dengan adiknya, dia melangkah maju pelan menaiki satu persatu anak tangga dengan hati hati agar tidak terpeleset ataupun kakinya itu tersandung anak tangga.
Setelah sudah melewati anak tangga itu dia kini memikirkan bagaimana caranya membuka kamarnya yang masih tertutup rapat itu.
"Aduhh ini gimana cara bukanya ya tangan aku kalo dilepas satu dia jatuh ga ya"gumamnya pelan sembari menatap wajah adiknya.
"Ohh coba ke kamar bunda deh siapa tau ngga ditutup pintunya"lanjutnya dan kini melangkah untuk ke kamar bundanya.
Sampai didepan kamar bundanya, ruby melihat pintu kamar bundanya yang sedikit terbuka.
"Ohh good terimakasih, ternyata ngga ditutup"gumamnya senang, setelahnya dia mendorong pintu itu menggunakan punggungnnya dan masuk kedalam.
Ruby dengan perlahan meletakkan adiknya ditengah kasur milik bundanya, setelah sudah dia turun dengan perlahan.
"Kamu disini aja aku mau ambil baju ngga lama ko, jangan kemana mana oke"pintahnya pada sang adik yang masih tertidur pulas.
Setelahnya dia berlalu dari sana untuk keluar kamar bundanya dan menuju ke kamarnya, mengambil baju ganti dan membawa baju itu ke kamar bundanya. Ruby akan mengganti pakaiannya di kamar bundanya saja.
Ruby balik lagi ke kamar bundanya dan langsung masuk ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya, setelah sudah dia kembali menghampiri adiknya yang berada diatas kasur bundanya.
Ruby merebahkan dirinya disamping kanan adiknya, tangannya kini tergerak untuk memeluk tubuh kecil yang berada dihadapannya itu.
"Aku juga mau tidur, liat kamu tidur gini ikut ngantuknya aja"
"Selamat bobo adek"lanjutnya pelan dengan mencium pipi adiknya
Setelahnya ruby pun memejamkan matanya untuk menyusul sang adik ke alam mimpi.
Dibawah tepatnya diruang tengah Laura tengah panik saat tau anaknya itu tidak ada disofa, dia sangat ingat sebelumnya dia taruh kia diatas sofa, anaknya itu tengah tertidur pulas.
"Ya ampun.. adek kamu dimana nak, masa iya dibawa orang. Perasaan keluar rumah ga lama, ko udah ilang aja si bayi ya"gumamnya dengan wajah yang panik
"Tapi diluar udah ada mobil yang dibawa pa mamat buat jemput kaka, apa Kaka udah pulang? apa adek dibawa ke kamarnya ya"lanjutnya
Tanpa berpikir panjang dia langsung buru' naik keatas untuk menuju kekamar ajak pertamanya, saat dibuka pintu kamar anaknya dia tidak melihat siapapun disana, tapi tas ruby ada dikamarnya tergeletak begitu saja.
"Ngga ada siapa siapa, ini juga tasnya ada orangnya ngga ada"ujar Laura
"Ke kamar aku kali ya"pikirnya
Laura pun keluar dari kamar anaknya menuju ke kamarnya dan benar saja saat sampai didepan kamarnya dia melihat pintu kamar yang terbuka setengah.
Laura membukanya dan laura melihat kedua anaknya yang tengah tertidur, dengan ruby yang masih memeluk tubuh adiknya.
"Ya ampunn.. tau nya disini, iih lucu banget kalo kaya gini ya."guammnya gemass
"Harus difoto, ini moment langkah"
Laura mengambil ponselnya dan memotret kedua anaknya yang tengah tertidur itu, lalu tak lupa dia kirimkan kepada suaminya yang belum pulang.
Laura menyimpan lagi ponselnya ke atas nakas dan mendekati kedua anaknya lalu mencium pipi kedua anaknya.
Cup cup
"Bobo yang nyenyak ya, sayang sayangnya bunda, cantiknya bunda, cintanya bunda, princess nya bunda"ujar Laura sembari mengelus lembut rambut kedua anaknya.
Setelah puas memandangi kedua anaknya yang tertidur kini dia akan berniat turun kebawah untuk memasak buat makan nanti malam.
Sebelum beranjak dia mengambil bantal guling dan ditaruhnya dibelakang ruby agar ruby tidak terjatuh ke bawah, lalu dia pun beranjak dari sana untuk turun kebawah menuju dapur.
Tbc.
Nih tak kasih double up buat nemenin malmingan wkwk.
Kalo masih mau up lagi ya nanti lah mikirin alurnya lagi buat part selanjutnya ya, sabar bro bro ku ANG ANG ANG
KAMU SEDANG MEMBACA
PESONA MAS DUDA
Cerita PendekLaura dan alvino pun bingung. "Tanggal apa pah?" "Tanggal pernikahan kalian berdua"jawab papah "APA!" Laura terkejut