Dirumah sakit permata, pa mamat sudah menghubungi alvin dan laura. Sekarang mereka berdua sudah berada di depan ruang igd menunggu dokter yang belum keluar. Dirumah sakit mereka tidak berdua melainkan ada kedua orang tua alvin dan laura juga.
"Pa bagaimana bisa?"tanya Alvin
"Bapa kan disuruh aden buat cari non kecil, awalnya dari jauh bapa udah liat non kecil lagi jalan tapi sempoyongan. Bapa kira itu bukan non kecil karena ga terlihat jelas wajahnya, tangan non kecil nutupin kepalanya yang terus ngeluarin darah den. Terus non kecil duduk depan ruko yang tutup dijalan nakula deket komplek perumahan sakura."
"Habis dari situ non kecil nangis, bapa inisiatif buat turun dari mobil dan ngecek itu beneran non kecil apa bukan kalo pun bukan bapa juga bakal bawa ke rumah sakit karena udah parah banget den darah yang keluarnya."
"Terus pas bapa samperin dan nanyain, non kecil angkat kepalanya ngeliat bapa, bapa kaget ternyata itu non kecil belum sempet non kecil ngomong dia udah pingsan den. Jadi bapa buru' buat bawa non kecil ke rumah sakit."
"Gitu den kurang lebihnya penjelasan saya"
Pa mamat menjelaskan semua apa yang terjadi tadi tanpa ad yang dikurangi ataupun dilebihkan dalam penjelasan tersebut.
Mereka semua yang mendengarnya pun hanya bisa diam tidak percaya.
"Hiks.. hiks.. rubyy"lirih Laura didalam pelukkan mamah Yora
"Sstt sabar sayang, ruby pasti bakal baik baik aja"ujar mamah Yora berusaha menenangkan laura
Tak lama dokter yang menangani ruby pun keluar dari ruangan igd.
Alvin yang tadinya duduk kini langsung berdiri dan menghampiri dokter tersebut. "dok bagaimana keadaan anak saya?"tanya Alvin
"Cukup baik, tapi kepala anak bapa harus dijahit karena luka yang lumayan dalam. Kemungkinan besar itu terkena beling yang sengaja dilempar kan begitu saja ke kepala anak bapa"
"Dan tubuh pasien yang sangat lemah karena kurang asupan protein atau bisa jadi anak bapa tidak makan selama 3 harian berturut turut"lanjut dokter itu menjelaskan.
Alvin dan laura yang mendengarnya pun kini semakin bersalah atas apa yang terjadi pada anaknya, laura yang semakin menangis dan alvin yang bersandar ketembok sembari menunduk meneteskan air matanya.
Bunda Rini yang melihatnya pun kini menghampiri alvin dan memeluk erat tubuh anaknya.
"Sabar bang.. semuanya akan baik baik aja"ujar bunda rini sembari mengelus lembut punggung anaknya
"Bun.. anak aku bun hiks"tangis alvin sembari membalas pelukan bundanya
"Eh.. dokter apa boleh saya melihat cucu saya?"tanya ayah Devan
"Boleh pa setelah saya memindahkan pasien ke ruang inap"jawab dokter itu
Ayah devan pun hanya menganggukkan kepalanya saja.
Skip
Ruby kini sudah berada diruang inapnya didalam hanya ada laura dan alvin saja, kedua orang tua mereka sudah pulang. Mamah Yora sempat mengajak laura pulang karena dia sedang hamil namun laura tidak mau, dipaksa pun laura kekeh untuk tetap disini menemani anaknya. Untungnya alvin menyewa ruang VVIP untuk ruby jadilah diruangan itu ada kamar untuk beristirahat.
Laura tengah duduk disamping bankar ruby, tangannya terus menggenggam tangan ruby yang masih memejamkan matanya. Dia menatap sendu kepada anaknya yang kini terbaring lemah diatas bankar rumah sakit lagi, kepalanya yang diperban, dan hidungnya yang dipasang alat oksigen.
![](https://img.wattpad.com/cover/373048316-288-k947136.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PESONA MAS DUDA
Proză scurtăLaura dan alvino pun bingung. "Tanggal apa pah?" "Tanggal pernikahan kalian berdua"jawab papah "APA!" Laura terkejut