Mereka kini sudah berada dirumah, Laura dan alvin sudah masuk ke kamar begitu pun ruby anak itu selama perjalanan tidur jadi langsung dibawa ke kamarnya.Sedari tdi Alvin hanya diam dan melamun, enatlah apa yang tengah alvin pikiran sekarang.
"Mas hei kamu kenapa? dari tadi loh kamu diem melamun gitu?"tanya Laura sembari ikut duduk disofa kamar
Hanya helaan nafas lelah yang keluar dari mulut Alvin sekarang. "Gappa kalo kamu gamau cerita sekarang, tapi nanti kamu harus cerita ya"lanjut Laura kini mengelus lengan Alvin
Alvin masih diam tapi kini tangannya menarik tangan Laura, dan dia memeluk tubuh Laura dengan menyembunyikan wajahnya didada laura. Laura membalas pelukan Alvin dan tangannya mengelus lembut punggung dan rambut Alvin sayang.
"Kalo ada apa' ataupun ada yang menggangu pikiran kamu bilang sama aku ya, biar aku tau apa yang kamu pikirin sampe kamu diem ngelamun kaya tadi"
"Gaboleh disimpen sendiri, aku ini istri kamu toh, sekarang juga anaknya udah mau dua kan? jadi kamu bebas bercerita ke aku, ngeluh ke aku, sejauh apapun nanti kamu pergi, tempat pulang kamu hanya aku."
"Gappa untuk sekarang mungkin kamu belum mau cerita, tapi jangan lama lama ya nyimpen masalahnya. Aku ga ngerasa terbebani nanti kalo kamu cerita semua tentang kamu, malahan aku seneng kamu bisa terbuka sama aku"
"Makasih sayang makasih, aku gatau lagi harus ngomong apa selain makasih."ujar Alvin sembari mengeratkan pelukannya
"Sama sama mas, mau tidur ga?"tanya Laura
"Sebentar aku mau peluk kamu dulu habis itu mau cerita"jawab Alvin
"Gappa kal-
"Aku mau cerita Laura!"
"Oke oke iya"
Alvin masih dengan posisinya, tak berubah masih nyaman didalam pelukan Laura. Selang beberapa menit Alvin melepaskan pelukannya dan menghadap ke laura dengan tangannya yang menggenggam tangan Laura.
"Is it better yet?"tanya Laura
"slightly better"jawab Alvin
"Sebentar ya"ujar Laura melepaskan genggamannya
Laura beranjak dari sana mengambil air putih yang berada di atas nakas, setelahnya dia kembali duduk disamping Alvin lagi.
"Nih minum dulu"pintah Laura yang dituruti Alvin
Setelah meminum itu alvin menaruh gelasnya dimeja kecil depan sofa. "Mau cerita sekarang?"tanya Laura yang diangguki alvin
Laura pun tersenyum dan menggenggam tangan Alvin kembali.
"Kamu jangan marah ya"ujar Alvin
"Hm? Kenapa harus marah?"tanya laura bingung namun dapat gelengan kepala dari Alvin.
"It's okey mas, gappa"
Alvin memejamkan matanya dan menarik nafasnya panjang lalu membuangnya perlahan.
"Kamu tau yang ngobrol sama Ruby tadi pas dikebun binatang kan?"tanya Alvin
"Iya, tadi kan dikasih tau Ruby. Namanya... Lea bukan?"
Alvin hanya mengangguk. "Dia mantan istri aku, ibu dari Ruby"ujar Alvin pelan dan menunduk
Deg..
Laura memantung dia diam, dia tidak tau harus merespon apa sekarang. Biar Alvin terlebih dahulu yang menjelaskan.
"Saya takut, takut ruby dibawa sama dia. Walaupun saya tau dia tidak menganggap ruby dulu, tapi sekarang siapa tau dia ada pikiran untuk membawa Ruby dari saya. Saya gamau itu terjadi Laura, saya takut..."lirih Alvin sembari mengeratkan genggaman tangannya
"Saya gamau Ruby dibawa sama dia, Ruby itu hanya anak saya dan kamu bukan anak dia."lanjutnya
"Sstt hei hei tenang mas, dia ngga akan bawa Ruby kemana-mana. Ruby terus sama kita selamanya, kamu percaya aku kan?"
"Saya takut.. saya takut..."racau alvin
Laura langsung saja menarik Alvin dan memeluknya kembali, Alvin terus bergumam 'takut' jika Ruby akan dibawa oleh mantan istrinya.
"Mas, jangan seperti ini aku mohon. Kita bisa jaga Ruby bareng bareng sayang, jangan kaya gini aku sedih liatnya.."lirih Laura
"Hiks.. Ruby tidak akan kemana mana kan Laura? Iya kan? Jawab saya Laura! Hiks hiks"tangis Alvin kini melepaskan pelukannya dan menatap Laura dalam
Laura terkejut kala Alvin yang menangis, dia baru pertama kalinya melihat alvin yang menangis sesenggukan seperti ini dihadapnya. Begitu besar cinta yang diberikan alvin pada ruby, memang benar cintanya anak perempuan itu adalah ayahnya. Apalagi ruby sejak kecil sudah bersama Alvin tentunya.
"Iya mas iya, ruby ga akan kemana mana dan ruby ga akan dibawa sama siapa siapa. Ruby terus sama kita, selamanya sama kita"jawab Laura meyakinkan Alvin bawah ruby tidak akan pernah pergi meninggalkan mereka.
Alvin menunduk dan semakin terisak, dan sekarang kepalanya yang tadi tidak pusing kini semakin pusing.
Alvin melepaskan genggaman tangannya, kini tangannya menarik rambutnya sendiri bahkan sesekali dia memukulnya, karena kepalanya yang berdenging dan berdenyut hebat. Rasanya sakit, sakit sekali.
"eghh... ARGGH!! INI SANGAT SAKIT! DIAM SIALAN!"teriak Alvin sembari semakin menarik rambutnya.
Laura yang melihatnya pun kini panik tak karuan, melihat Alvin yang tak terkendali seperti ini. Laura langsung saja menarik tangan Alvin yang menjambak rambutnya sendiri dan langsung memeluk tubuh alvin memberikan ketenangan dan kehangatan.
Laura memeluk Alvin sembari meneteskan air matanya dia juga merasakan sesak kala melihat suaminya seperti ini, Alvin terus meracau sakit, sakit, dan sakit. Alvin jga meremas baju belakang Laura, wajahnya dia sembunyikan dicekuk leher Laura.
You are my sunshine~
Laura dengan nada lembutnya mulai bernyanyi berharap agar Alvin tenang dan tidak lagi merasakan sakit dikepalanya.
My only sunshine
You make me happy~When skies are gray
You’ll never know, dear~Alvin yang mendengar nyanyian lembut dari Laura pun kini mulai tenang dan tidak lagi meracau sakit, remasan baju belakang Laura pun kini kian perlahan terlepas, sekarang Alvin hanya memeluk Laura biasa.
How much I love you
Please don’t take my sunshine away~I’ll always love you~
Laura menutup lagu itu dengan pelan dan mencium pucuk kepala Alvin, Alvin sekarang sudah tertidur pulas dipelukan Laura. Laura dengan hati hati merebahkan tubuh alvin disofa dan diletakkannya kepala alvi dibantal sofa, untungnya sofa itu bisa dijadikan kasur kecil dan muat untuk berdua.
"Eghh"leguh Alvin
"Sstt aku disini, tidur lagi ya"ujar Laura lembut sembari mengelus pelan rambut suaminya dan mengecup dahi Alvin.
Laura ikut merebahkan dirinya dan menghadap alvin, lalu memeluknya kembali. Dia mengambil tangan kanan alvin dan diletakkan diatas pinggangnya seakan masih tersadar, alvin sedikit menarik badan Laura agar tidak terjatuh kebelakang, ya walapun tertahan karena perut laura yang sudah besar. Setelah itu Laura pun ikut memejamkan matanya menuyusul alvin yang sudah tidur pulas kembali.
Tbc.
Double up deh..
Soalnya beberapa hari tadi ga up hehe, maaf ya kalo ada yang typo'. Padahal udh dicek tpi pas baca ulng ada aja yang typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
PESONA MAS DUDA
Cerita PendekLaura dan alvino pun bingung. "Tanggal apa pah?" "Tanggal pernikahan kalian berdua"jawab papah "APA!" Laura terkejut