Laura sudah terbangun dari subuh tadi, laura sempat membangun kan alvin yang tertidur tadi disamping bankar ruby sambil duduk. Alvin sekarang tengah mencari sarapan dikantin rumah sakit.
Laura kini sudah duduk dikursi samping brankar.
"Kaka kapan bangun sayang?"tanya Laura pada ruby yang masih setia memejamkan matanya
"Bangun yu, bunda kangen kaka tau. Kaka ga kangen bunda apa? Bunda mau peluk kamu ka mau cium kamu. Ayo bangun sayang"lanjutnya lirih sembari menggenggam tangan ruby dan satu tangannya mengelus rambut anaknya.
"Kamu harus sembuh, kamu gaboleh tinggalin bunda ka.. hiks bunda gamau k-kamu ninggalin bunda. Kamu harus sama bunda terus.."lirih Laura sangat lirih
Laura takut, takut jika ruby meninggalkannya. Ia masih trauma dengan kepergian seseorang, dan semakin takut jika orang yang dia sayang itu jatuh sakit. Traumanya belum sembuh, dia masih belum ikhlas dengan kepergian anak pertamanya. Jangan ditambah lagi dengan anak tirinya yang sudah ia anggap seperti anak kandungnya sendiri. Jangan tuhan..
"Ayo bangun, bunda bakal turutin semua permintaan kamu. Asalkan kamu bangun hiks.."
Ruby menggerakkan tangannya sedikit demi sedikit, jarinya membalas genggaman tangan laura, namun matanya masih tertutup.
"Sayang, hei kaka denger bunda nak?"tanya Laura sembari menghapus air matanya
"Ayo buka matanya, liat bunda, marahin bunda karena bunda nangis. Ayo marahin sayang"
Klek
Pintu ruangan ruby terbuka menampakkan alvin yang baru datang setelah mencari sarapan tadi.
"Sayang kenapa? Kenapa nangis?"tanya Alvin bingung+panik dan sudah berada disamping Laura
"K-kaka mas.. tangan kaka tadi gerak"ujar Laura
Alvin pun menengok ke arah anaknya.
"Kamu ga bohong?"tanya Alvin
"Beneran, sumpah demi tuhan. Aku ga bohong mas"
"Sebentar, sebentar aku mau manggil dokter dulu"
Belum sempat Alvin melangkah maju, alvin mendengar suara lirih dari sang anak.
"A-ayah.. bundaa"
Alvin yang tadinya akan berlari pun tidak jadi, dia membalik badannya lagi melihat anaknya yang sudah membuka mata.
"Sayang, alhamdulilah kamu udh sadar. Ayah panggil dokter dulu ya, tunggu sebentar"
"No! A-aku gappa ayah"ujar ruby dengan nada yang masih lemah
"Tap-
"Ayah.."
"Oke oke ngga jadi"pasrah Alvin
Ruby pun tersenyum dan matanya kini beralih menatap bundanya yang sudah menangis hebat tepat duduk disampingnya.
"Bunda.. kenapa nangis? K-kaka ada buat bunda kesel?"tanya Ruby
"J-jangan nangis bunda, Kaka ngga suka"lanjutnya
"Hiks.. iya kamu bobonya lama, b-bunda kangen ka~"ujar Laura dengan sesegukan
"Kaka juga kangen bunda, boleh Kaka minta peluk?"tanya Ruby
"Of course, you can baby. Bunda will hug you anytime."ujar Laura dengan cepat memeluk tubuh anaknya
Ruby menikmati elusan dan bau harum parfum bundanya, sungguh menenangkan wanginya dan setiap sentuhan, elusan, dekapan bundanya selalu membuat dia nyaman dan aman.
![](https://img.wattpad.com/cover/373048316-288-k947136.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PESONA MAS DUDA
Short StoryLaura dan alvino pun bingung. "Tanggal apa pah?" "Tanggal pernikahan kalian berdua"jawab papah "APA!" Laura terkejut