「(Kau akan mati seperti ini.)」
Kalimat itu terpampang di layar smartphoneku yang bergetar. Aku merasakan sensasi tak menyenangkan yang merayapi kakiku dan lantas mengangkat smartphone itu.
「(Seharusnya revisi keempat sudah dikirim ... kurasa ada yang salah.)」
Aku tahu siapa yang sedang menyampaikan pesan ini padaku. Pustakawan yang ada di dalam Fourth Wall. Mungkin mereka yang mengirim ini.
「(Hanya ini yang bisa kulakukan untuk membantu. Bahkan meski hanya sedikit saja.)」
Muncul kilatan cahaya yang menganggu dan beberapa kalimat muncul dari layar LCD. Rasanya seperti rangkuman sebuah buku.
.
.
「Tempat ini lagi...」
Sudah jelas siapa yang mengatakan monolog itu. Ini jelas merupakan isi dari Revisi Keempat.
「Terlalu banyak kesalahan di putaran ketiga. 」
「Munculnya Poseidon adalah hal yang tidak terduga.」
「Seharusnya aku lebih memikirkan masalah probabilitas.」
「Seharusnya aku mempertimbangkan hubungan antar mitos...」
Seperti biasanya, kalimat-kalimat itu dipenuhi oleh rasa penyesalan. Mungkin dalam revisi keempat pun, kami juga gagal.
「Jika saat itu aku menyelamatkan Lee Sookyung terlebih dulu, bukan Yoo Sangah...」
.
.
... Apa? Tubuhku menjadi kaku. Aku berhenti menggulir layar itu. Petir menyambar layar itu dan semua kalimat yang mengalir terhapus.
Aku buru-buru berteriak, "Tunggu sebentar! Tunjukkan lagi! Apa maksud kalimat itu?"
Tidak ada balasan.
「(Kim Dokja, takdir tidak bisa diubah. Namun—)」
「Di am, Nir va na.」
[Skill eksklusif 'Fourth Wall' sangat diaktifkan!]
Kekuatan Fourth Wall menghalangi suara Nirvana. Kalimat-kalimat itu menghilang dan jantungku yang sebelumnya berdegup cepat mulai kembali tenang. Kepalaku yang kacau mulai mendingin layaknya jam baru.
Ketenangan ini, aku tidak menyukainya. Aku tidak bisa marah ketika ingin marah. Aku tidak bisa sedih saat merasa ingin berduka.
"Fourth Wall."
[Fourth Wall menatapmu.]
"Katakan dengan jujur. Apakah ibuku dalam bahaya?"
Fourth Wall tidak menjawab.
... Sial, terkadang aku sangsi apakah dia ada di pihakku atau tidak.
Aku melihat ke udara. "Biyoo."
[Baat...]
Biyoo, yang tubuhnya transparan, menatapku dengan sorot sedih. Aku membuka mulut untuk bertanya sebelum akhirnya menutup mulutku lagi.
[Skill eksklusif, 'Fourth Wall' bergetar!]
Biyoo menangis.
Semua jenis praduga terlintas di kepalaku. Beberapa potongan puzzle yang membingungkan mulai disatukan secara perlahan. Yoo Joonghyuk kembali terlalu cepat daripada yang kuduga dan dia tampak seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
Entah kenapa, aku pikir itu aneh. Alasan kenapa para konstelasi mengirim pesan aneh dan kenapa Yoo Joonghyuk tiba-tiba mencari Nektar. Mungkin, semua ini terjadi karena alasan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Mahatahu [Volume 3]
FantasyTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 3 (Chapter 285-372) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. N...