Lee Hyunsung berpikir. Pasti inilah yang dirasakan oleh kakeknya saat bertempur dalam Perang Vietnam.
Ia berada di dalam hutan yang rimbun dan berdaun lebat. Lee Hyunsung bersembunyi di antara pepohonan dengan ukuran yang tidak biasa dan teringat pada pelatihan bertahan hidup yang ia jalani dalam kehidupan militer.
'Pergilah ke hutan ilalang terdekat dengan posisi tiarap.'
Lee Hyunsung bergerak melewati hutan dengan cara merangkak dan tiarap secara bergantian. Dia ingin segera berlari ke arah semak ilalang itu, tapi ada beberapa kelompok konstelasi yang bergerak.
Lee Hyunsung melihat seseorang bergerak dan segera menyembunyikan dirinya di bawah pohon lalu menahan nafas.
[Demon King of Salvation pasti memilih pulau ini.]
[Jika kita berhasil membunuhnya, bagaimana dengan pembagian hasilnya?]
[Orang yang memenggal kepalanya akan mendapatkan setengahnya.]
Terdengar gumaman dari beberapa konstelasi. Mereka semua mengincar Kim Dokja. Mendengar semua ucapanan mereka, Lee Hyunsung benar-benar ingin berlari keluar dan langsung memenggal kepala mereka.
-Apapun yang terjadi, larilah ke tengah pulau.
Itulah yang dikatakan Kim Dokja. Hanya dengan begitu mereka bisa selamat dari permainan bertahan hidup ini. Itu adalah pesan dari seorang pria yang mengetahui masa depan dunia ini.
Lee Hyunsung merasa bahwa seharusnya dia bertanya lebih banyak tentang Ways of Survival. Semakin banyak informasi yang ia kumpulkan ke dalam buku panduan, semakin baik. Apa yang akan terjadi pada dirinya di masa depan dan kehidupan yang dia jalani...
'Ini bukan waktunya untuk memikirkan hal-hal yang tidak berguna.'
Lee Hyunsung menampar kedua pipinya. Pasti ada alasan mengapa Kim Dokja tidak memberitahukan hal-hal itu kepadanya. Sekarang dia hanya harus fokus pada situasi.
Sraakk!
Terdengar suara lain dari area di dekatnya. Seharusnya suara itu tidak ada. Seseorang sedang mendekat ke arahnya. Pergerakannya terdengar begitu hati-hati. Orang itu pasti memiliki dasar keterampilan menyembunyikan diri. Suara itu semakin dekat.
Sraakk!
Jika orang itu terus mendekat, dia pasti akan bertemu dengan Lee Hyunsung cepat atau lambat.
Lee Hyunsung mengeluarkan belati dengan gugup. Kim Dokja menyuruh mereka untuk menghindari pertempuran sebisa mungkin, tapi situasi semacam ini tak dapat dihindari.
'Kalau tidak bisa menghindar, maka aku harus mengatasinya dengan baik..'
Dalam beberapa tahun terakhir, Lee Hyunsung menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya. Dan itu berkat semua latihan yang ia lakukan dengan gigih. Sekarang dia bukan lagi 'tentara yang berpaling dari ketidakadilan' dalam skenario pertama.
Setelah beberapa saat berlalu, akhirnya orang itu tiba di depannya. Namun, ada sesuatu yang aneh. Dia bisa melihat pola seragam khusus di balik alang-alang panjang itu.
Lee Hyunsung refleks bergumam, "Heewon-ssi?"
"Uwah!"
Sword of Judgment muncul dari balik semak. Lee Hyunsung refleks merunduk untuk menghindari pedang itu. Setelah beberapa saat, kepala Jung Heewon menyembul dari balik semak. "Hyunsung-ssi? Maafkan aku."
"Tidak apa-apa. Apa kau baik-baik saja?"
Sayangnya, karena situasi yang tidak mendukung ini, dia tidak bisa bersuka cita setelah bertemu dengan rekannya. Lee Hyunsung menghela nafas dan menatap dua anak yang berpegangan pada pinggang Jung Heewon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Mahatahu [Volume 3]
FantasyTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 3 (Chapter 285-372) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. N...