"Salsa kamu nggak makan siang?" Tanya Nabila
"Aku lagi sakit perut, biasa lagi hari pertama pms. Aku makan roti aja ya di ruangan." Jawab Salsa.
"Jangan makan roti aja, kan kamu masih ada kelas sampai sore. Aku bungkusin saja ya. Nanti kamu bisa makan di pantry, aku juga bungkus sekalian."
"Thank you Nab."
Salsa dan Nabila merupakan dosen di salah satu universitas di Jakarta. Mereka mengampu salah satu mata kuliah di jurusan akuntansi. Salsa sudah bersahabat dengan Nabila sejak mereka di bangku kuliah. Dan kebetulan mendapatkan pekerjaan di kampus yang sama.
"Sal makan dulu ya, aku bungkusin kamu rice bowl. Kita ke pantry aja sekarang." Ajak Bila sembari menenteng 2 bungkus makanan yang telah ia beli di kantin fakultas.
"Oke Bil aku ke toilet bentar, setelah itu nyusul kamu ke pantry." Jawab Salsa
.....
Mereka makan siang dengan sesekali mengobrol urusan pekerjaan dan pribadi.
"Sal aku mau photo prewedding sama Paul besok di Bandung. Kamu mau ikut kah?" Ajak Nabila pada Salma.
"Hah ikut kalian prewed? Jadi kambing congek gua, belum diejekin sama si bule calon suami lu itu"! Eluh Salsa.
"Hahaha, maafin Paul ya. Dia suka gangguin kamu. Tapi aku nggak sejahat itu Salsa, kalo kamu mau ikut ayo nggakpapa, sekalian healing weekend. Ketimbang kamu diem di apartemen?"
"Nggak deh Bil, aku di apartemen aja, mager. Lagian lagi pms gini, ketemu Paul uda rasanya aku kayak singa yang ketemu musuh!"
Akhirnya mereka tertawa bersama, mengingat Salsa yang tidak pernah akur dengan Paul. Mereka bertiga memang berteman saat kuliah. Jadi sudah seperti keluarga sendiri.
.....
Salsa tinggal di apartemen sendiri, karena dia bukan asli Jakarta. Dia ke Jakarta sejak kuliah, dan berlanjut dibelikan apartemen oleh kedua orang tuanya, karena Salsa yang menetap untuk menjadi dosen di kota tersebut.
Kedua orang tua Salsa asli Surabaya. Salsa sesekali dijenguk kedua orang tuanya di apartemennya.
Sabtu pagi dia masih tertidur, mengingat dia nggak sholat sehingga bisa malas-malasan dan bangun agak siang. Dilihatnya sudah pukul 7 pagi. Tidak lama HP nya berbunyi terlihat ayahnya yang menelfonnya.
Assalamualaikum ayah.
Waalaikumsalam nduk. Kamu baru bangun?
Nggih yah, Salsa lagi halangan, jadi mbangkong hehe. Ayah Ibu apa kabar?
Ayah Ibu sehat nduk, kapan pulang?
Libur semester masih lama yah, maaf nggih. Ayah kalih Ibu ke Jakarta gimana? Sementara urusan kantor biar dijaga bang Kevin.
Nanti ayah bicarakan sama ibu dulu. Ayah kabari kalo jadi kesana nduk. Oh iya gimana? Kapan dikenalin sama calonnya?
Salsa diam sebentar, dia seperti teringat hal yang membuat dia masih sendiri sampai saat ini.
Halo nduk masih denger ayah?
A ah iya yah denger, maaf tadi Salsa barusan minum sebentar. Doakan Salsa segera bertemu jodohnya nggih yah. Jodoh terbaik buat Salsa.
Ayah tidak memaksakan kamu kalau memang belum ada. Ayah doakan kamu mendapatkan yang terbaik. Ayah tutup dulu ya telvonnya, sepertinya ibu sudah selesai masak, mau sarapan dulu. Assalamualaikum nduk.
Nggih yah, waalaikumsalam. Salsa menutup telvon ayahnya.
Salsa meringis antara mau menangis atau tertawa. Dia masih merasa menjadi perempuan yang menantikan kehadiran masa lalunya. Yang entah sampai saat ini sosok yang dia tunggu tidak pernah kembali.