"Sal lu dipanggil pak Lian di ruang BK." Info salah satu murid pada Salsa.
"Lu sih Sal bolos mulu sama Devan. Kena kan lu sama pak Lian!" Nabila sering kali mengingatkan Salsa agar tidak menerima ajakan Devan membolos jam pelajaran.
Devan merupakan kekasih Salsa sejak kelas 11. Terhitung sudah 1 tahun mereka berpacaran. Devan sendiri terkenal sebagai anak yang begitu bandel di sekolah. Trouble maker menjadi sebutannya selama ini.
"Bodo amat. Nggak peduli gua sama Pak Lian! Perjaka tua kurang perhatian cari masalah mulu." Salsa justru mengejek guru BK nya itu. Memang Salsa merasa Lian menjadi musuhnya selama di sekolah. Karena Lian sering sekali memberikan Salsa hukuman bahkan sampai skorsing. Itupun juga tidak mungkin tanpa alasan. Karena ulah Salsa yang selalu saja pergi ke kantin saat jam pelajaran bersama Devan bahkan tidak jarang mereka membolos bersama.
"Kualat tau rasa lu nggak sopan sama pak Lian! Lagian emang lu yang salah Sal. Mau sampai kapan sih lu bandel terus. Kita uda naik kelas 12, bentar lagi kita harus kuliah."
"Lu juga nggak usah ngatain pak Lian perjaka tua! Kepincut baru tau rasa lu Sal!"
"Idih amit amit gua kepincut sama guru model bagogo kayak dia!" Catat itu omongan Salsa!
"Gua capek sekolah terus itupun nggak pinter pinter. Mending gua nikah aja. Sama Devan." Jawab Salsa dengan omong kosongnya.
"Mau makan batu lu nikah sama Devan, kerjaan kalian bolos mulu pakek nikah segala. Sekolah noh Sal yang bener!" Peringat Nabila pada Salsa.
"Udahlah lu nggak capek ngomelin gua Nab? Gua mau ke BK dulu. Buat cari perhitungan sama perjaka tua!"
Nabila hanya menggeleng melihat kelakuan ajaib Salsa. Dia bersahabat dengan Salsa sejak SMP. Nabila tau betul Salsa seperti apa. Dia semakin menjadi anak yang bandel karena tuntutan dari orang tuanya.
Salsa Aliyah Denandra, putri ke empat dari pasangan Fauzi Denandra dengan Ayu Adiratna. Salsa memiliki 2 kakak dan 1 abang. Papa Salsa merupakan anggota dewan, sedangkan mamanya menjabat komisaris di salah satu perusahaan milik negara.
Kenakalan remaja yang Salsa lakukan akibat salah didik dari kedua orang tuanya. Semua saudara Salsa, baik kakak maupun abangnya menjadi anak yang berkarakter taat pada orang tua. Sedangkan Salsa tumbuh disaat orang tuanya sibuk mengurus karirnya, sehingga dia merasakan kurang kasih sayang dan perhatian.
Ditambah Salsa yang tidak suka belajar dan sering membolos, hampir setiap tahun orang tua Salsa meminta ke sekolah agar Salsa dinaikkan kelas. Meski secara presentase kehadiran dan nilai Salsa benar benar tidak mencukupi.
Tok tok tok.
Salsa mengetuk keras ruang BK milik Lian. Salsa langsung membuka gagang pintu tersebut, tanpa menunggu dipersilahkan masuk terlebih dahulu.Dia melihat Lian duduk di mejanya mengurus beberapa berkas, Salsa yakin pasti itu catatan kenakalan yang dia buat selama ini.
"Salsa kamu sudah tau pasti kenapa saya memanggil kamu kesini?" Tanya Lian menatap mata Salsa.
Salsa duduk di kursi ruang tamu pada ruangan kecil milik Lian. Sedangkan Lian tetap di meja kerjanya.
Salsa mendongak menatap mata Lian seolah tidak takut dengan gurunya itu. "Saya bolos sekolah, jadi bapak mau hukum saya apalagi? Silakan deh pak. Skorsing? Saya senang malah bisa tidur di rumah." Tantang Salsa pada Lian.
Lian begitu heran dengan anak didik perempuannya ini. Jika anak lelaki yang bandel Lian akan dengan mudah tega memarahi dan menghukumnya. Tapi ini perempuan.
"Kamu nggak capek Sal bolos terus? Dihukum terus, ketinggalan pelajaran." Lian menjeda ucapannya menatap Salsa. Bukannya merasa bersalah justru Salsa sedang santai mendengarkan Lian sembari memainkan jari jarinya ke sofa.