"Kamu sudah dijemput itu sayang." Ucap Lian pada Bila, adik tingkat yang sudah setahun ini menjadi kekasihnya.
Lian dan Bila berkuliah di kampus yang sama. Dulu sebelum berkuliah, Bila memang sudah kenal dengan Lian. Karena kedua orang tua mereka merupakan rekan bisnis. Lian memang tak menyukai Bila, dia hanya sekedar menerima cinta Bila, karena paksaan orang tuanya.
Orang tua Lian bernama Hendra dan Lia, tak tega jika anaknya menolak ungkapan hati anak sahabatnya itu. Sehingga hubungan Lian dan Bila hanya sekedar status dan Bila mencintai Lian sendiri. Dia tak mengetahui jika Lian tak mencintainya. Karena sikap Lian yang cukup baik padanya.
Lian hanya menganggap Bila seperti adik kandungnya yang bernama Diva. Karena keduanya seumuran. Namun kebaikan dan perhatian Lian selama ini membuat Bila jatuh hati pada Lian.
"Oh iya sudah dijemput pak Umar, kenapa nggak kak Lian antar aku aja sih. Aku pengen sesekali di antar jemput kayak orang pacaran." Keluh Bila yang dibalas kekehan oleh Lian.
"Kakak kan ada rapat BEM sayang, nanti ya, kapan-kapan pas kakak bisa pasti kakak jemput." Balas Lian menenangkan hati kekasihnya.
"Ya sudah Bila pulang dulu ya kak. Kak Lian jangan pulang malam-malam. Pulang ke apartemen apa ke rumah om tante?" Lian memang sering menginap di apartemen yang dekat dengan kampusnya. Hanya berjarak sekitar satu kilometer saja. Berbeda dengan letak rumah kedua orang tuanya, bisa memakan waktu satu jam lebih itupun jika tak macet.
"Pulang ke apartemen dek, kakak capek kalo pulang ke rumah mama, besok kakak ada kuliah pagi. Pasti siangnya juga rapat BEM kayak biasanya." Alasan Lian yang sebenarnya bohong namun tak sepenuhnya.
"Hati-hati ya, salah buat om tante." Ucap Lian sebelum Bila masuk dalam mobilnya.
"Kakak juga, jangan lupa makan ya." Balas Bila yang diangguki oleh Lian.
.....
Setelah melihat mobil kekasihnya meninggalkan area kampus. Lian dengan buru-buru menuju ke mobilnya yang berada di parkiran.
Ceklek
Suara pintu yang dia buka tak membuat perempuan yang sedang tidur di jok mobil sebelah sopir terbangun. Dia masih saja terlelap karena kecapekan sehabis kuliah.
Cantik. Batin Lian menatap muka bulat dan pipi tembam perempuan itu.
"Eughhh." Lenguh Salsa mengubah posisi tidurnya.
"Sssttttt, tidur cantik. Sttttt." Lian mengusap rambut Salsa dan membuatnya tertidur kembali.
Perempuan di dalam mobil Lian bersama Salsa Narendra Putri. Salsa merupakan sahabat Lian sejak di awal mereka ospek. Kedekatan keduanya sudah tak diragukan lagi. Sebenarnya Lian telah lama menaruh hati pada Salsa. Salsa pun mengetahui hal itu. Namun Salsa tak pernah menerima cinta Lian. Karena Salsa fokus untuk pendidikan nya. Dia tak ingin berpacaran karena menurutnya hanya membuang waktu saja.
Apalagi saat ini kondisi keuangan keluarganya kurang baik. Ayahnya yang bernama Denis merupakan pegawai swasta baru saja kena PHK setelah Salsa kuliah semester 2. Awalnya Salsa sempat mau berhenti kuliah. Dia ingin kembali ke Surabaya ke rumah orang tuanya saja. Mengingat biaya kuliah dan kos di Jakarta cukup mahal.
Namun semua itu tak terjadi, justru mengubah hal besar dalam hidup Salsa. Dia merelakan keperawanannya diganti oleh uang dari Lian, sahabat yang mencintainya.
.....
Flashback on
"Kamu yakin mau berhenti kuliah? Kita sudah dapat dua semester. Kurang enam lagi Sal. Kamu sudah berjuang setahun disini, sampai nyambi kerja jadi joki skripsi, waiters, ngajar les. Terus sekarang kamu malah mundur." Cerca Lian dengan nada tinggi pada Salsa.