"Anjing! Balikin nggak tas gue!
"Kek ada suara tapi nggak ada orang!" Lian celingak celinguk melihat sekitarnya tanpa mempedulikan perempuan yang meneriakinya.
"Eh setan emang lu! Lu kenapa ganggu gue sih! Siniin tas gue! Gue tau ya lu yang ngumpetin! Siapa lagi yang tangannya suka gatal sama barang gue kecuali elu!" Salsa semakin mengamuk karena Lian tidak menganggapnya. Sungguh teman sekelasnya ini setiap hari mengibarkan bendera perang dengannya.
Salsa dan Lian merupakan teman sekelas, saat ini mereka duduk di bangku SMA kelas 12. Selain sekelas, sebenarnya mereka bertetangga. Dimana rumah Lian tepat bersebelahan dengan rumah Salsa. Namun bukannya mereka berteman baik, justru seperti Tom Jerry yang tidak bisa akur.
"Sal sabar Sal. Kalo kamu teriak teriak pasti semakin Lian mengerjai kamu." Nabila menenangkan sahabat sebangkunya itu. Dia begitu paham seluk beluk Lian dan Salsa yang memang kemusuhan sejak dulu.
"Li jangan gangguin Salsa terus. Balikin nggak tas dia." Nabila mengguncang tubuh Lian. Dia berani dengan Lian karena selain mereka berteman, Nabila dan Lian adalah saudara sepupu. Mama Nabila merupakan kakak dari papa Lian.
"Ck, apa sih Nab. Gue nggak tau." Elak Lian dari tuduhan kedua gadis itu.
"Nah kan Nab, emang sepupu lu itu nguji iman gue tiap hari." Salsa begitu geram pada Lian yang tetap tidak mengembalikan tas nya.
"Aduh aduh, gila lu cewek jadi jadian ya. Kasar amat." Lian kesakitan karena rambutnya yang sedikit panjang itu dijambak oleh Salsa. Salsa sudah tidak tahan untuk menganiaya Lian.
"Jadi jadian matamu! Balikin nggak babi!"
"Cowok secakep gue dibilang babi. Naksir lu entar sama gue."
"Bodo amat." Salsa sudah tidak peduli dengan Lian.
"Tas lu nggak disini Sal. Di genteng depan kelas." Bukan Lian yang menjawab, namun Aro teman sebangku Lian.
"Awas aja lu Li, beraninya ganggu gue!" Salsa menunjuk muka Lian dengan jari telunjuknya. Setelah itu dia dan Nabila segera pergi keluar kelas mengambil tas sesuai dengan info dari Aro.
.....
"Li lu tiap hari ada aja gangguin Salsa. Seneng banget lu bikin dia emosi."
"Emosi dia kebahagiaan gue Ro." Jawab Lian asal pada Aro.
"Eh si anying. Tobat lu Li. Kepincut Salsa tau rasa lu!"
"Idih amit amit, siapa yang mau sama modelan abang abang kayak dia."
"Model abang abang juga nyatanya lu demen banget gangguin dia. Denial lu ya jangan jangan." Aro meneruskan pertanyaan penuh selidik pada sahabatnya itu. Karena Aro menjadi saksi selama ini Lian selalu usil pada Salsa.
"Halah brisik. Gue nggak suka Salsa ya. Gua cuma seneng aja liat dia ngamuk." Lian justru tertawa setelah menjawab pertanyaan Aro. Aro begitu heran dengan tingkah Lian yang tidak pernah berhenti mengerjai temannya itu.
"Gue doain jodoh lu Salsa!" Aro menyumpahi agar kedua tom jerry itu bersatu.
"Babi lu!" Lian mengumpat pada Aro yang mulai berjalan meninggalkan kelas.
.....
"Pagi mama Lita kesayangan Sal." Salsa mencium pipi mamanya yang sedang membuat salad buah di dapur.
"Salsabila Mahendra! Ini sudah siang ya! Apa jam di kamarmu rusak." Lita mengomeli anak gadisnya itu. Bagaimana tidak ini sudah pukul 11 siang, namun Salsa baru bangun tidur dan keluar dari kamarnya. Itupun dengan kondisi masih menggunakan baju tidur bermotif hello kitty, pertanda bahwa dia belum mandi.