Satunya gengsian satunya denial. Menggambarkan cerita Salsa dan Lian yang sudah lama berteman hingga terjebak friendzone.
"Kantin yuk." Ajak Nabila pada Salsa.
"Nggak ah Nab. Lagi datang bulan gue." Jawab Salsa sambil meringis memegang perutnya.
"Loh kenapa Sal?" Tanya Lian yang menghampiri bangku kedua sahabatnya itu.
"Ini lagi dilep dia Li." Nabila menjawab pertanyaan Lian.
"Ya udah elu ke kantin sama Paul ya Nab. Gue sama Salsa nitip aja nasi bungkus. Biar gue temenin dia di kelas." Pinta Lian pada Nabila.
Mereka berempat merupakan satu circle pertemanan sejak SMA. Kini mereka sudah menjalani kuliah di semester akhir. Dan kebetulan mereka kuliah mengambil jurusan dan kelas yang sama.
"Nggak nemuin cewek elu Li?" Salsa membuka pembicaraan dengan Lian.
"Dia nggak ada kelas. Lagian elu sakit, gue mana tega ninggalin elu sendirian."
Hm pantes aja disini si uler lagi nggak ada kelas. Batin Salsa.
Lian mempunyai kekasih bernama Dania. Mereka berpacaran belum lama baru sekitar lima bulan. Lian selama ini sering bergonta ganti pasangan. Belum ada perempuan yang bisa mengambil hati Lian sepenuhnya. Sosoknya yang merupakan mantan ketua BEM, menjadikan Lian sosok most wanted di kampusnya. Dia selalu digandrungi oleh mahasiswi di kampus tersebut.
Sedangkan Salsa juga mempunyai kekasih bernama Daffa. Mereka sudah berpacaran sejak tiga tahun. Daffa dulunya merupakan kakak tingkat Salsa di kampus. Namun saat dia sudah lulus dan bekerja di Surabaya. Sehingga setahun terakhir ini keduanya menjalani LDR.
.....
"Gue antarin elu ya Sal?" Lian menawari Salsa pulang bersama. Karena selama ini Salsa lebih sering menggunakan gojek kalau pulang kampus. Sedangkan berangkatnya biasanya dia diantar oleh kakaknya yang bernama Kevin, sembari Kevin pergi ke kantor.
"Nggak perlu. Entar princess elu ngamuk lagi Li. Cemburu sama gue." Jawab Salsa. Memang terjadi perang dingin antara Salsa dengan kekasih Lian. Dania pernah secara terang terangan melabrak Salsa hanya karena Lian mengantar pulang waktu awal mereka berpacaran. Namun Lian justru berniat memutuskan hubungannya dengan kekasihnya, karena Lian tidak mau dihalangi kedekatannya dengan semua sahabatnya, terutama Salsa. Akhirnya Dania mengalah mengikuti kemauan Lian, karena dia tidak mau diputuskan begitu saja.
"Endak Sal. Dania udah ngerti kok. Kan kita sahabatan. Kalo gue disuruh milih, gue milih mertahanin sahabat gue ketimbang cewek lain."
"Lah Dania bukan cewek lain anjir. Dia cewek elu."
"Ah udah nggak usah alasan cantik. Ayo ikut sama abang." Lian segera menarik tangan Salsa keluar kelas.
"Nab, Paul, kita duluan ya." Teriak Salsa pada kedua sahabat mereka.
Nabila dan Paul hanya geleng geleng melihat keduanya yang pergi begitu saja.
"Liat noh Nab si Lian, kelihatan cintanya, tapi gengsi mulu. Bingung kan sekarang terjebak friendzone mulu sama Salsa."
"Salsa sama aja nggak sih? Dia denial mulu kalo gue kasih tau Lian ada rasa sama dia. Padahal dia sendiri juga nyaman sama Lian." Jawab Nabila.
"Lah ngapain jadi kita yang pusing sih anjr. Mereka yang bego padahal." Nabila tertawa mendengar perkataan Paul.
.....
"Baru pulang bang?" Tanya Elisa melihat Lian yang baru saja sampai rumah pada pukul tujuh malam.