Bulol!

4K 183 27
                                    

"Sal ayo balik. Lu jangan bego deh jadi cewek nungguin cowoknya yang lagi selingkuh!" Bentak Nabila pada Salsa.

Saat ini Salsa memang menunggu Lian di kantin fakultas. Lian memang kekasih Salsa. Namun Lian hanya memanfaatkan hubungan dengan Salsa agar membantu semua tugas kuliahnya.

"Nab jangan jelekin Lian mulu. Aku percaya kok Lian nggak pernah selingkuh. Rara kan emang sahabat Lian. Wajar kok kalo Lian pulang sama Rara." Bantah Salsa membela kekasihnya.

Rara, Lian dan Paul sudah lama berteman sejak  duduk di bangku SMA. Paul sendiri merupakan kekasih Nabila. Mereka berpacaran sejak kuliah.

Salsa menyukai Lian sejak sering menemani Nabila bertemu kekasihnya. Dari situ Salsa tertarik pada pria dingin tersebut. Dia selalu mencari perhatian Lian dengan cara mulai dari titip pesan salam melalui Paul dan bahkan menitipkan makanan yang dia buat untuk Lian.

Awalnya Lian begitu risih dengan sikap Salsa yang menyukainya secara terang-terangan. Namun dia diberi tau oleh sahabatnya Rara, agar menerima Salsa menjadi kekasihnya, agar bisa membantu tugas kuliah mereka. Apalagi Salsa merupakan salah satu mahasiwi cerdas di kampusnya.

"Sampai kapan sih Sal lu jadi begok terus, lu tu pinter sama pelajaran, tapi goblok sama urusan cinta!" Nabila berkali-kali mengingatkan Salsa. Namun Salsa tetep kekeh mencintai Lian. Padahal dia hanya cinta sendirian.

"Selama Lian nggak mutusin aku, aku nggak bakal ninggalin Lian. Lian idaman sekali Nab, uda ganteng, tinggi, putih. Mana nggak pernah pacaran."

"Nggak pernah pacaran karena di kekepin terus sama si Rara bogel itu! Cewek mana yang mau punya cowok yang ketempelan kunti. Lu begok nya biarin aja mereka bareng terus."

Nabila memang mengetahui alasan Lian yang akhirnya menerima Salsa. Karena Nabila diberi tau oleh Paul. Paul sebenarnya kasihan sama Salsa. Namun Salsa terlanjur bucin mampus sehingga tidak bisa diperingatkan.

"Eh bentar Nab itu Lian datang. Aku samperin dulu." Salsa melihat Lian dan Rara berjalan menuju parkiran mobil. Dia buru-buru lari menyusul kedua orang tersebut.

.....

"Loh Nab belum balik?" Tanya Paul melihat Nabila masih di kantin sendirian.

"Gimana aku balik, Salsa nungguin sahabat setan lu itu. Noh liat dia lagi ngejar Lian sama Rara!" Ketus Nabila pada Paul. Dia begitu kesal dengan sahabat kekasihnya itu. Nabila sering kali mengingatkan lewat Paul agar Lian tidak keterlaluan pada Salsa. Namun Lian tidak peduli.

"Ya ampun Salsa. Masih aja dia mau nungguin Lian balik. Padahal aku denger tadi dia sama Rara mau ke mall nonton. Pasti nggak bakal diantar pulang itu Salsa sama Lian." Mendengar jawaban Paul ingin rasanya Nabila memakan si Lian itu!

"Emang Lian anj! Itu cowok beneran nggak tau diri. Baikin Salsa cuma buat ngerjain semua tugas dan makalah dia. Biarin deh kena karma dia!"

"Sssttt, udah sayang kok jadi kamu ngomel ke aku si. Padahal Lian yang salah. Ayo samperin Salsa. Kasian pasti dia kena omongan pedas Rara sama Lian."

.....

"Lian, kamu sama Rara mau kemana? Aku baliknya bareng ya. Kebetulan aku nggak dijemput." Pinta Salsa pada Lian. Salsa sering kali memohon Lian agar diantarkan pulang. Namun Lian selalu alasan sehingga sampai detik ini Lian tidak mengetahui persis alamat Salsa. Dia juga tidak tau background Salsa. Yang dia tau hanya Salsa cewek cupu berkacamata yang bisa dia bodohi.

"Hah! Lu mau bareng gua sama Lian. Lian mau nganterin gua ke mall. Uda lu balik sama ojol aja. Nggak punya duit lu? Gua orderin kalo nggak punya." Lian hanya diam ketika sahabatnya menjawab perkataan Salsa. Sungguh Lian memang tidak punya hati.

OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang