Salsa kini sedang menunggu interview di sebuah perusahaan. Dia yang sebelumnya tidak diperpanjang kontraknya di kantor lama, karena dia terlalu sering izin tidak masuk. Itupun bukan tanpa alasan, karena Salsa seorang single mom. Dimana dia membagi waktu yang terkadang harus di rumah jika anaknya sedang sakit.
"Selamat siang bu Salsa. Mari saya antar ke ruangan pak Reza. Beliau yang akan menginterview langsung. Karena posisi asisten ini untuk beliau."
"Baik pak. Semoga disini saya bisa mendapat peluang." Jawab Salsa.
.....
"Selamat siang pak Reza, ini bu Salsa yang akan bapak interview."
"Loh Li—. Eh maaf pak." Salsa mengurungkan niatnya berbicara.
"Terima kasih pak Hasan. Anda boleh keluar."
"Silakan duduk bu Salsa." Ucap pria itu.
"Te-terima kasih pak Li- ehm pak Reza."
Pria yang sedang menginterview Salsa adalah Reza Parulian Mahardika. Mantan kekasih Salsa saat mereka berkuliah. Lian menjadi nama sapaannya saat dia dari kecil hingga saat ini. Namun ketika di kantor dipanggil dengan Reza, yang merupakan nama depan miliknya. Salsa tidak menyangka akan bertemu masa lalunya yang kini akan menjadi atasannya jika diterima.
Mereka cukup lama menjalin kasih dari mahasiswa baru hingga semester lima. Namun tiba tiba saat Salsa pulang kampung ke Surabaya, Salsa tidak lagi kembali ke Jakarta. Justru lost contact dan tidak bisa dihubungi oleh Lian. Lian hingga kini tidak tau alasan Salsa yang saat itu menghilang.
"Salsa Maghfirah Hanum. Kenapa melamar disini? Apa yang akan kamu berikan untuk perusahaan." Lian bertanya basic seperti pada umumnya jika dia mewawancarai karyawan yang berhubungan dengannya.
Salsa menjelaskan mulai dari skil serta pengalaman yang dia miliki sebelumnya. Lian tercengang mendapati Salsa yang pernah bekerja mulai dari menjadi office girl hingga menjadi staf accounting. Dan dari CV Salsa Lian mengetahui, Salsa lulus dari Universitas Terbuka. Yang memang kampus untuk karyawan.
Lian juga terbelalak mendapati bahwa Salsa sudah mempunyai tanggungan seorang anak. Namun dia berstatus janda cerai. Begitu berisik pikiran Lian saat ini. Hingga tidak begitu fokus mendengarkan paparan dari Salsa.
Setelah selesai menjelaskan mengenai dirinya dan kemampuan yang dimiliki, justru Lian masih fokus melihat CV miliknya. "Demikian pak Reza. Apakah ada yang harus saya jelaskan kembali?" Tanya Salsa.
"Tidak perlu. Mulai besok kamu bisa masuk kerja. Saya akan hubungi HRD untuk membuat kontrak kerja kamu."
.....
"Kenapa Li? Lesu banget itu muka. Marahan lagi sama Berta?
Lian mengajak Paul bertemu di cafe dekat kantornya. Karena kini waktunya makan siang. Kantor Paul dan Lian memang berdekatan.
"Gue ketemu Salsa." Jawab Lian sembari menghembuskan nafas panjangnya.
"Anjing. Masa lalu yang bikin elu belum move on itu?"
"Terus gimana? Elu uda tanya belum alasan dia pergi? Hah?"
"Apa jangan jangan elu berpikir mau balikan sama dia. Wah bagus elu punya alasan buat ngelepas si Berta itu. Cewek yang bisanya cuma morotin duit elu."
"Gimana Li? Jawab anjr. Diem mulu. Sariawan lu?" Paul yang bertanya bertubi tubi justru tidak mendapat jawaban dari Lian.
"Elu sekali lagi nanya gue balik."
"Bangsat baperan lu! Ya udah jawab!"
Akhirnya Lian menjelaskan semua mengenai Salsa yang melamar di kantornya dengan posisi asisten untuk Lian. Karena asisten sebelumnya resign setelah melahirkan. Dan juga mengenai Salsa yang ternyata cerai dan sekarang menjadi single mom.