14. Long day

10 5 0
                                    

Happy Reading

Sepanjang persiapan yang sedang Azalea lakukan selalu diiringi dengan gerutuan pada bibirnya. Bagaimana tidak, Devanka mengajaknya ralat memaksanya untuk menemaninya menonton bola di Stadion di kota tetangga. Azalea tentu saja menolaknya, setelah meminta menemaninya olahraga pagi, bermain golf dan sekarang menonton bola. Azalea ingin kabur saja rasanya sekarang.

Pintu kamarnya diketuk, Azalea dengan kasar membukanya. "Apa?" Ucapnya dengan nada tinggi.

"Udah siap?" Tanya Devanka.

"Mas Anka liatnya gimana?" jawab Azalea dengan sinis.

Devanka memperhatikan penampilan Azalea yang ternyata sudah siap dengan tas di tangannya. Devanka melihat raut wajah Azalea yang merengut kesal tertawa dalam hati, lucu sekali pikirnya.

"Aza, jangan marah. Aku ngajak kamu biar kamu nggak di rumah terus. Kamu sekarang hidup sama aku, itu artinya kamu juga masuk ke duniaku, dan duniaku itu penuh dengan dunia olahraga." Terang Devanka dengan menatap tepat mata Azalea.

Azalea membalas tatapan itu, tidakkah Devanka berpikir dengan ucapannya. Jika dia harus masuk ke dunia Devanka, bagaimana jika dirinya tersesat di dunia itu. Bagaimana jika dirinya merasa nyaman dan tak ingin keluar dari dunia itu. Tidak sampai situkah Devanka berpikir.

"Ayo," Devanka lebih dulu memutuskan kontak mata yang dibuatnya.

Azalea memakai helm miliknya, lalu menaiki boncengan sepeda motor. Selama perjalanan, Azalea berpegangan pada pinggang Devanka, tentu saja Devanka yang memaksanya.

Tiga jam perjalanan mereka tempuh hingga sampai tujuan. Azalea turun dan langsung membungkukkan badannya karena merasa pegal.

"Capek, ya?" Celetuk Devanka dengan melepas helmnya.

"Banget."

Azalea mengamati lingkungan luar sekitar Stadion yang penuh lalu lalang manusia. Ini pertama kalinya Azalea akan menonton bola secara langsung.

"Ayo," ajak Devanka yang sudah mulai berjalan.

Azalea menyusul di sebelahnya. Selama menuju bagian dalam stadion yang semakin ramai, Azalea tak pernah jauh-jauh dari Devanka, bisa-bisa dia hilang di stadion ini.

Azalea Sedang berjalan dengan menengok ke sebelah kanan, tiba-tiba beberapa orang melewati antara dirinya dan Devanka dengan sedikit terburu-buru. Dan itu membuat Azalea oleng ke kanan dan hampir jatuh.

Azalea ingin memaki orang yang lewat itu, tapi saat dilihat orang itu sudah tidak terlihat. Dan Azalea semakin melotot saat dirinya sudah tertinggal oleh Devanka.

"Sial," desisnya dengan berjalan cepat untuk mencari Devanka.

Dengan kepala yang menoleh ke sana sini Azalea mencari keberadaan Devanka. Suasana ramai manusia yang ingin masuk ke Stadion membuat Azalea kesulitan mencari Devanka. Kalau dirinya tidak bertemu dengan Devanka sudah dipastikan Azalea seperti orang hilang karena tidak tahu tempat ini.

Azalea merogoh ponselnya yang ada di ras menggunakan tangan kiri. Saat tangannya mendapatkan ponsel, tiba-tiba ada yang menggandeng tangan kananya dengan pelan. Azalea mendongak melihat siapa yang menarik tangannya itu, dan dia bernapas lega mengetahui Devanka yang menggandengnya.

Devanka mengajak Azalea menuju tribune paling depan agar bisa menontonnya dengan jelas.

Pertandingan sepak bola dimulai, Azalea mengamati pertandingan itu dengan detail. Sesekali Azalea ikut bersorak saat orang-orang di sekitarnya bersorak. Azalea menoleh ke Devanka yang terlihat menikmati pertandingan bola di lapangan.

Senandung SilsilahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang