6. Bukan Begitu 2

12 6 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

Celana panjang longgar dan kaos yang cukup besar dengan lengan sampai siku sudah cukup bagi Azalea. Tidak perlu menggunakan pakaian yang ribet, karena Azalea sendiri tidak menyukai tampilan feminin.

Tangannya meraih topi yang berada di gantungan baju lalu dan langsung dikenakan di kepala. Azalea segera keluar, dikuncinya pintu rumah saat dia pergi. Devanka memberikan rumah kunci pada Azalea agar masing-masing bisa pergi tanpa harus ada yang berada di rumah.

Azalea memasuki kafe yang langsung disambut dengan Asa, laki-laki dengan lesung pipi di sebelah kanan.

"Aza, dari rumah," sapanya ramah dengan tersenyum.

"Iya, ini ke sini karena si Jian Jian itu."

Asa tertawa kecil mendengar ucapan Azalea. "Ya, udah duduk dulu sana. Nanti aku panggilin."

Azalea mengangguk lalu mencari tempat duduk di bagian pojok.

Hanjian datang dengan membawa nampan yang berisikan makanan dan juga minuman.

"Nih, makan dulu. Aku mau balikin ini sebentar." Katanya sambil menunjukkan nampannya pada Azalea.

"Ya, udah. Sana."

Azalea mengambil makanan yang sudah Hanjian siapkan untuknya. Padahal Azalea belum memesan makanan sama sekali, tapi laki-laki itu sudah membawakan untuknya. Azalea mengamati sekeliling kafe. Tidak terlalu ramai, karena masih jam sekolah. Kafe yang Hanjian kelola biasanya akan terasa ramai di sore dan malam hari.

Hanjian datang dengan Asa dan Juna di belakangnya. Hanjian duduk di depan Azalea, sedangkan Asa dan Juna duduk di sebelah kanan dan kiri Azalea.

Azalea menatap bingung ketiga temannya itu. Dia serasa akan diinterogasi karena tatapan intens mereka.

"Kalian ngapain, sih! Ini juga Asa sama Juna kenapa di sini," protesnya pada mereka.

Juna, laki-laki dengan rambut sedikit ikal menimpali ucapan Azalea, "Ya, elah. Kita ke sini juga mau ketemu kamu, Za. Kita juga udah lama nggak ketemu. Kamunya jarang main sekarang."

"Nah, kamu ngumpet ke mana aja selama ini, Za." Asa yang sedang mengunyah makanan juga ikut menimpali.

"Ngumpet di kolong meja. Makanya nggak main sama kalian."

Azalea menjawabnya dengan candaan. Tidak mungkin dia mengatakan yang sebenarnya pada mereka. Cukup Aletta saja yang tahu.

Azalea menengok ke arah Hanjian, "Kenapa, Ji, nyuruh aku ke sini."

Hanjian menopangkan dagunya dengan tangan kanan, "Besok malam minggu ada waktu nggak? Kita night ride, yuk."

"Iya, Za. Kita lama nggak night ride bareng, kan," sambung Asa.

"Nggak tahu, ya. Bisa apa enggak."

"Kenapa nggak bisa? Kita udah lama nggak night right bareng." Kata Asa dengan bermain ponsel.

"Ya, emang nggak bisa. Kapan-kapan aja, ya." Tolak Azalea dengan menyeruput minumannya.

"Padahal rencana kita malam minggu besok."

Mau bagaimana lagi, Azalea tidak mungkin pergi night ride yang membutuhkan waktu lama di malam hari. Jika Azalea izin pada Devanka, belum tentu juga Devanka mengizinkannya. Apalagi sekarang dirinya tanggung jawab Devanka, jadi tidak mungkin dia pergi tanpa pamit.

"Kalian ajak Alet__"

"Aletta kalau nggak sama kamu juga belum tentu mau, Za," Juna menyela ucapan Azalea.

Senandung SilsilahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang