Happy ReadingSore harinya Azalea mengajak Aletta dan Kaila mencari jajanan di Alun-alun kota mereka. Ketiganya menyusuri pinggiran Alun-alun dengan santai. Azalea masih dengan raut bahagia berjalan di belakang Aletta dan Kaila.
"Ini orang satu aku lihat dari tadi senyum-senyum sendiri kenapa, sih?" ujar Kaila dengan menarik Azalea agar berada di tengah-tengah dirinya dan Aletta.
"Iya, tuh. Nggak bagi-bagi cerita, nih," Aletta ikut menimpalinya.
Azalea menoleh ke Aletta lalu ke Kaila dengan tersenyum lebar. Dia tidak ingin menjawab pertanyaan dari kedua sahabatnya itu.
"Bukan apa-apa, kok." Kelitnya dengan santai.
Aletta yang mendengarnya memicingkan matanya curiga ke Azalea, tidak mungkin Azalea tidak kenapa-napa tapi bisa menampilkan raut bahagia. Sudah pasti ada yang disembunyikan dari Azalea.
"Hayo habis ngapain sama Mas Anka." Aletta berujar dengan menunjukkan Azalea dengan kedua jari telunjuknya.
Azalea dengan cepat menoleh ke Aletta dan memberikan pelototan kecil padanya. Baru saja Azalea akan membuka mulut untuk menjawab, tapi harus tertahan karena kalah cepat dengan Kaila.
"Mas Anka siapa? Tunggu, pasti ada yang nggak aku tahu dari kalian, cerita nggak kalian semua!" Kaila dengan cepat berdiri di hadapan Azalea dan Aletta dengan kedua tangan berkacak pinggang.
Aletta mengikuti apa yang dilakukan Kaila, bedanya dia melipat kedua tangannya di dada dengan pandangan menuntut Azalea. Azalea yang diperlakukan seperti itu hanya menyugar rambutnya ke belakang dengan pasrah. Kalau sudah seperti ini Azalea mau tidak mau harus menceritakan semuanya terutama pada Kaila yang belum mengetahuinya sama sekali.
"Iya. Kita duduk di sana aja." Tunjukknya dengan dagu pada bangku yang dekat dengan mereka. Azalea berjalan lehih dulu menuju bangku yang yang ditunjukknya dan disusul Aletta dan Kaila yang berjalan bersebelahan. Dan sepertinya sore ini Azalea menjadi tawanan yang sedang diintrogasi oleh dua manusia yang penasaran.
Dengan duduk di antara Aletta dan Kaila, Azalea mulai menceritakan apa yang membuatnya bahagia sore ini, dia juga menceritakan pernikahannya pada Kaila yang belum mengetahuinya sama sekali.
"Wuaaah, aku beneran nggak nyangka seorang Azalea udah menikah, sama sepupunya lagi. Amazing!" lontar Kaila.
"Jadi kamu hari ini beach date sama Mas Anka?" tanya Aletta memastikan.
"Bukan beach date, Al. Cuma main ke pantai aja," sanggah Azalea tidak setuju dengan maksud Aletta. Bagi Azalea kencan itu dilakukan oleh pasangan yang saling mencintai satu sama lain, sedangkan dia dengan Devanka tidak ada kata itu dalam hubungan mereka.
"Sama, Aza! Mau kamu anggap jalan biasa atau main bisa itu tetap kencan namanya, apalagi kalian udah ada hubungan dengan Mas Anka," berondong Aletta dengan kuat.
"Nah, betul, tuh kata Aletta, Za," ucap Kaila yang setuju dengan Aletta.
Azalea meringis mendegar ujaran dari Aletta. Dia memang mempunyai hubungan dengan Devanka dan itu sudah pasti karena sudah menikah, tapi hubungan dalam perasaan mereka tidak memilikinya. Apalagi Devanka yang sudah terang-terangan meyatakan kata suka bukan cinta pada Azalea.
"Udah, lah, aku laper. Beli jajan ayo. Dari tadi kita keliling belum beli apa-apa." Kaila berdiri dengan menyudahi pembahasan yang dia rasa sensitif bagi Azalea. Jika dilanjutkan bisa membuat Azalea diam karena berperang dengan perasaannya.
Azalea yang sedang membeli salah satu jajanan tertarik pada stan penjual bunga di seberang jalan. Setelah mendapatkan jajanannya Azalea langsung pergike tempat bunga itu dijual. Azalea dengan penuh binar memandang bunga warna-warni yang dijualnya. Senyum terus merekah pada bibirnya merahnya. Azalea mengambil dua tangkai bunga krisan putih dari tempatnya. Dia menyentuh kelopak kecil dangi bunga itu.
"Krisan putih bunga yang melambangkan kejujuran dan kesetiaan," ujar penjual bunganya.
Azalea mendongak melihat penjual bunga yang baru saja menyebutkan lambang dari bunga krisan putih yang dipegangnya. Azalea tersenyum lalu mengambil satu lagi bunga krisan yang berbeda warna.
"Krisan merah melambangkan cinta kepada lawan jenis. Selain mawar, krisan merah ini juga pas untuk diberikan pada orang yang disukai," jelas penjualnya lagi.
"Kenapa diberikan pada orang yang disukai bukan yang dicintai, padahal artinya melambangkan cinta," ungkap Azalea dengan fokus pada bunga krisan merahnya.
Penjual itu menatap bingung Azalea, "Sama juga artinya, kalau cinta juga pasti suka, kalau suka juga cinta."
"Ah, begitu," gumamnya Azalea, "Aku mau dua krisan putih sama satu krisan merah. Diiket aja nggak usah dibikin buket."
Penjual itu mengangguk dan mengambil bunga dari tangan Azalea. Tanpa menunggu lama untuk Azalea mendapatkan pesanannya, setelah membayar dia kembali menyusul Aletta dan Kaila yang masih mengantre minuman.
"Masih lama?" tanya Azalea pada kedua sahabatnya.
"Sebentar lagi, kamu beli apa, Za? Wait, kamu dapet bunga dari mana?" tanya Kaila yang melihat Azalea menenteng satu ikat bunga.
"Barusan beli di sana, tuh." Tunjuk Azalea pada penjual bunganya.
"Buat Mas Anka, ya?" ledek Aletta dengan menyenggol bahu Azalea menggunakan bahunya sendiri.
"Enggak, ngapain beli buat dia. Beli buat sendiri, lah, buat hiasan kamar," pungkas Azalea dengan melihat lalu lalang kendaraan.
Merasa cukup dengan kegiatan jalan-jalan sorenya, Azalea dan kedua sahabatnya kembali ke rumahnya masing-masing.
Selama matahari bersinar Azalea dan Devanka menghabiskan waktu di pantai, malamnya mereka menghabiskan waktu di rumah dengan menonton film bersama.
"Laper nggak Mas?" celetuk Azalea yang merasa perutnya berbunyi minta untuk diisi.
Devanka yang fokus dengan filmnya segera menoleh ke Azalea. "Kamu laper?"
"Iya. Masak mi mau?"
"Mau."
Mendengar Devanka yang menerima tawarannya Azalea segara berdiri dari duduknya dan pergi ke dapur untuk memasak mi.
"Pakai cabai sama telur ya, Aza," ucap Devanka sedikit keras karena Azalea yang sudah berjalan.
"Oke," balas Azalea yang cukup keras juga.
Azalea melihat stok mi yang ada, dan pas sekali mi itu hanya sisa dua. Azalea menyiapkan peralatan yang akan dipakai untuk memasaknya. Sembari menunggu airnya mendidih, Azalea mengambil telur dan cabai untuk dicampurkan ke mi yang dibuat.
Dua mangkuk mi kuah buatannya Azalea bawa ke ruang tengah. Di sana Devanka masih fokus dengan film yang sedang mereka tonton. Azalea meletakkan mangkuk mi di meja.
"Udah jadi."
Sambil menikmati mi kuah mereka kembali fokus dengan film yang ditampilkan di TV.
"Aza, tadi aku lihat kamu pulang dari jalan sore bawa bunga?" tanya Devanka disela makannya.
"Iya, tadi ada yang jualan di dekat alun-alun."
"Kamu suka bunga, ya?"
"Suka, suka benget malah. Mungkin efek dari nama juga, sih menurutku."
Devanka tidak menjawab, tetapi hanya memberikan anggukan, selanjutnya dia fokus dengan mi dan tontonan yang ditayangkan oleh televisi.
Azalea pun sama, dia menghabiskan mi yang hanya tinggal sedikit lagi. Dan saat mi kuahnya habis, Azalea tersenyum dengan lebarnya. Tidak peduli Devanka menatapnya aneh atau apa, yang penting Azalea hanya ingin tersenyum lebar karena rasa bahagia yang tiba-tiba menyelusup masuk ke hatinya. Hari ini Azalea tutup dengan bahagia yang menyeruak ke hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Silsilah
RomanceJalinan ikatan sakral pada dua insan yang terikat oleh persaudaraan. Azalea harus menggantikan posisi mempelai perempuan pada pernikahan sepupunya. Tanpa bisa menolak, Azalea menerimanya. Kehidupan dan kedekatan membemat Azalea lama-lama menaruh hat...