Happy Reading
.
.
.
.
.
Matanya dengan serius menatap layar, jarinya dengan sibuk menekan tombol-tombol yang ada di laptop. Minuman di sebelahnya yang sudah habis menandakan dia sudah cukup lama di kafe tempatnya sekarang. Sesekali menguap karena rasa bosan yang menyerang. Bahkan dua manusia di depannya dibiarkan berinteraksi sendiri.
"Aza, belum selesai-selesai dari tadi?" Suara teman perempuan tidak membuatnya menoleh sedikit pun.
"Bentar lagi selesai, Al," jawabnya singkat dengan tetap fokus ke layar laptopnya.
Kata terakhir yang dia ketik menjadi akhir dari kegiatannya itu. Setelah menyimpan filenya, laptop miliknya dia matikan.
"Selesai." Ujarnya dengan menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri untuk menghilangkan rasa pegal yang mendera.
"Kurang lama, Za," sindir laki-laki di depannya yang sedang menguyah makanan.
"Capek," keluhnya dan tidak membalas ucapan taman laki-lakinya itu.
"Azalea, kamu ngerjain apa, sih?" perempuan di depannya bertUnya lagi.
"Nggak ngerjain apa-apa. Cuma nulis catatan buat masa depan," timpalnya ringan. Tangannya mengambil camilan yang tersisa satu di piring dan saat itu juga teman laki-akinya juga melakukan hal yang sama.
Dengan tajam keduanya saling menatap dan tidak mau mengalah. Keduanya masih mempertahankan untuk mengambil makanan yang tersisa satu itu.
"Aku dulu, Jian," ucapnya dengan sedikit tekanan.
"Nggak, ya, aku dulu," laki-laki yang disebut Jian itu juga masih kukuh untuk mendapatkan makanan itu.
"Hanjian!"
"Azalea!"
Belum ada yang mengalah di antara keduanya, masing-masing masih mempertahankan tangannya yang memengang camilan dengan garpu. Hingga mata keduanya melotot melihat makanan itu dibagi dua oleh perempuan yang sedari tadi menyimak.
"Aletta!" seru keduanya bersamaan.
"Ups," lontar perempuan yang disebut dengan nama Aletta itu. "Makan tuh, udah dibagi dua. Nggak usah rebutan. Kaya nggak pernah makan itu aja." Lanjutnya meleraikan mereka.
Baik Azalea maupun Hanjian, keduanya memakan makan yang sudah dibagi dua oleh Aletta barusan.
"Al, minta minumannya sedikit," mintanya Azalea pada Aletta yang gelasnya masih berisi.
Aletta memberikan gelas itu pada Azalea. "Habisin aja. Habis ini kita pulang, udah lama kita di sini."
Azalae menanggapinya dengan anggukan. Sudah selesai dengan minumnya, Azalea membereskan barang-barangnya untuk dimasukkan ke dalam tas.
"Ayo balik." Kata Azalea dengan berdiri dari kursinya dan diikuti oleh Aletta.
"Kita balik dulu, Ji," pamitnya pada Hanjian.
"Oke, thanks udah mampir." Balasnya dengan berdiri dari duduknya.
Kafe yang mereka datangi memang kafe milik Hanjian dan beberapa temannya yang belum lama dirintis. Terkadang Hanjian ikut bekerja di kafe atau hanya sekadar bersantai seperti yang baru saja dilakukannya.
"Selamat bekerja kembali, Hanjian," ucap Azalea dengan mengangkat tangannya.
Hajian berdecak, saat akan menimpali ucapan Azalea tapi dia urungkan melihat gelengan kecil dari Aletta. Hanjian paham, karena apabila dia menimpalinya maka akan berlanjut lebih lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Silsilah
RomanceJalinan ikatan sakral pada dua insan yang terikat oleh persaudaraan. Azalea harus menggantikan posisi mempelai perempuan pada pernikahan sepupunya. Tanpa bisa menolak, Azalea menerimanya. Kehidupan dan kedekatan membemat Azalea lama-lama menaruh hat...