15. Long Day

9 5 0
                                    

Happy reading untuk setiap pembaca

💚

Setelah acara pembicaraannya selesai, Devanka menyusul Azalea yang sedang duduk dan mengajaknya pulang.

Azalea berjalan di belakang Devanka, dia masih kesal perihal tadi di ruang istirahat pemain. Ingin sekali Azalea memukul kepala belakan Devanka saat ini juga.

"Mas Anka kenal sama mereka? Kok bisa?" akhirnya Azalea menyuarakan rasa penasarannya tentang Devanka dengan mereka.

"Bisa," hanya itu jawaban yang dikeluarkan Devanka.

"Kenalin aku sama Ayden, dong, Mas. Kan, tadi aku udah kenalan singkat, bisa lah kenalan lebih lanjut lagi," mintanya masih dengan berjalan di belakang Azalea.

"Aduh," ringis Azalea yang menabrak punggung Devanka yang tiba-tiba berhenti, "Kenapa berhenti mendadak, sih!" sambungnya dengan kesal.

Devanka berbalik arah menghadap Azalea, "Berhenti berbicara tentang Ayden, Aza."

"Kenapa emangnya? Nggak suka?"

"Nggak."

Azalea diam, kenapa Devanka tidak suka dirinya membahas Ayden. Padahal dia tidak terlalu merepotkan Devanka pun, tapi kenapa harus tidak suka.

"Mau pulang atau jajan dulu?" Devanka mengalihkan pembicaraan tentang Ayden itu, dia hanya tidak suka jika Azalea membahas Ayden terus.

Azalea memandangi jajanan di sekitar stadion yang cukup banyak, dan itu membuat nafsu jajannya berkobar.

"Jajan aja. Ayo!" semangat Azalea dengan menarik tangan Devanka menuju penjual jajanan yang diinginkannya.

Lima jenis jajanan sudah berada di tangan Azalea. Devanka yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya heran.

"Mau makan di mana, ya?" ucap Azalea dengan melihat tentengannya.

"Di sana aja, yang nggak panas." tunjuk Devanka pada pohon besar yang tidak jauh darinya.

"Ayo."

Azalea membuka kantong keresek dan memilih jajanan mana yang akan dimakannya dulu. Setelah cukup mempertimbangkannya, Azalea memilih cilok yang akan dimakan pertama kali. Satu tusukan cilok Azalea masukkan ke mulutnya.

"Mas Anka nggak beli jajan?" tanya Azalea dengan mulut yang mengunyah cilok.

"Ditelan dulu, Aza," tegur Devanka yang melihantnya.

Azalea segera menelan kunyahannya, lalu tertawa kecil mendapatkan teguran dari Devanka. "Nih, aku suapin cilok. Buka mulutnya." Azalea menusuk satu cilok dan menyodorkannya ke mulut Devanka.

Devanka tidak menolak, dia membuka mulutnya untuk menerima suapan cilok dari Azalea. Devanka menerima lagi cilok yang Azalea berikan dan pada suapan yang kelima kalinya, Devanka tersedak cilok yang sedang dia kunyah dan membuatnya terbatuk.

Azalea melihat Devanka tersedak segera membuka botol air mineralnya yang dia beli bersama jajanan dan memberikannya pada Devanka. "Makanya pelan-pelan, Mas Anak kalau makan." karena batuknya cukup lama, Azalea mengurut tengkuk Devanka untuk membantunya, entah berguna atau tidak Azalea tetap melakukannya.

"Udah, kamu makan sendiri aja," terang Devanka dengan berdeham kecil karena tenggorokannya yang masih sedikit gatal.

Azalea mengiyakan saja dan melanjutkan menikmati jajanan yang lainnya.

Sore sudah menyapa dan mereka sudah cukup lama berada di daerah stadion. Azalea dan Devanka bergegas menuju tempat kendaraannya terparkir. Azalea menaiki boncengan dan menggunakan helmnya.

Senandung SilsilahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang