Happy Reading
.
.Weekend selalu menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh sekian banyak manusia, tapi tidak bagi Azalea. Semua hari rasanya sama di mata dia, karena dirinya seorang pengangguran yang tidak membutuhkan akhir pekan untuk berlibur.
Seperti minggu pagi sekarang, yang dia lakukan sejak tadi hanyalah bersantai dengan ponsel di tangannya. Suara pintu kamar yang diketuk mengalihkan atensi Azalea dari layar ponselnya. Dia meletakkan benda gepeng itu di kasur dan berjalan ke pintu kamar.
Di depan kamarnya berdiri Devanka dengan pakaian santai untuk olahraga.
"Kenapa, Mas Anka?" tanya Azalea.
"Ayo, lari pagi," ajak Devanka dengan menelisik kamar Azalea.
Azalea melakukan gestur menguap yang seakan-akan dia masih dalam keadaan mengantuk.
"Males, masih pengin tidur."
Devanka memutar bola matanya kecil, "Nggak boleh males, Aza. Biar sehat. Nanti kalau misalnya aku olahraga sendiri biasanya banyak perempuan bahkan ibu-ibu sering deketin aku," bujuk Devanka dengan memberikan alasan. Namun, memang seperti itu nyatanya, dia sering didatangi perempuan atau ibu-ibu yang berusaha menjodohkannya dengan dirinya.
Azalea melotot kecil, lalu menormalkan kembali mimik wajahnya, "Terus apa hubungannya sama aku, Mas."
"Nanti kalau kamu ikut setidaknya mereka nggak mengganggu waktu olahraga. Lima susu UHT kotak deh nanti pulangnya,"
Mendengar Devanka yang menawarkan susuk kotak tentu membuat Azalea tergiur. Dan demi susu kotak itu Azalea harus mengikuti keinginan Devanka.
"Oke, aku ganti baju dulu," pungkas Azalea akhirnya.
"Jangan pakai baju kaya kemarin. Kalau perlu buang aja, Za," celetuk Devanka kala mengingat Azalea yang menggunakan kaos crop top.
Azalea yang baru saja hendak menutup pintu harus berhenti mendengar celetukan Devanka.
"Emang kenapa, sih?"
"Kan, udah aku jelasin kemarin, Aza."
Azalea mendengus kecil karena Devanka hanya memberikan jawaban yang tidak jelas. Lantas, dia langsung saja menutup pintu kamarnya tanpa mempertanyakannya kembali.
Lari-lari kecil Azalea lakukan di belakang Devanka. Sesekali dia memberhentikan larinya saat perutnya terasa sakit. Oh, ayolah Azalea tidak pernah olahraga, dia itu masuk ke dalam golongan manusia malas gerak yang suka rebahan di kasur.
Langkah larinya dia percepat untuk menyusul Devanka yang sudah di depan sana.
"Mas Anka, stop dulu. Aku capek." Ucap Azalea dengan membungkukkan badannya ke depan dengan kedua tangan yang memegang lutut. Napasnya berjalan dengan cepat.
"Makanya sering-sering olahraga, Aza," tegur Devanka yang melihat Azalea kelelahan.
"Kan, aku nggak suka olahraga. Ini malahan kamu ajak lari pagi." Kilahnya dengan menegakkan badannya kembali.
"Mulai besok kamu harus sering ikut olahraga sama aku. Biar badannya sehat."
"Mana ada bisa gitu!" timpal Azalea tidak suka dengan keputusan Devanka yang menyuruhnya untuk selalu ikut olahraga.
Devanka hanya mengangkat bahunya tak acuh. Dia berbalik ke arah depan untuk melanjutkan larinya. Tapi, langkahnya harus dia urungkan saat mendengar seseorang memanggil namanya.
"Eh, ada Mas Devan. Kebetulan sekali," celetuk ibu-ibu dengan pakaian olahraga juga.
"Iya," sapa ramah Devanka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Silsilah
RomanceJalinan ikatan sakral pada dua insan yang terikat oleh persaudaraan. Azalea harus menggantikan posisi mempelai perempuan pada pernikahan sepupunya. Tanpa bisa menolak, Azalea menerimanya. Kehidupan dan kedekatan membemat Azalea lama-lama menaruh hat...