19. Merawat 2

7 3 0
                                    

HAPPY READING

"Kak Azalea," sapa seorang perempuan dengan tersenyum.


Azalea sedikit tercengang mengetahui siapa yang datang ke rumahnya. Gadis dengan pipi tembam yang Azalea amat kenal dengannya. Dia Ilona, sepupu Azalea yang satunya lagi.


"Ilona? Kamu sama siapa?" tanya Azalea penasaran. Azalea mempersilakan Ilona untuk masuk ke dalam rumahnya. Dan sekarang Azalea duduk dengan Ilona di ruang tamu.


"Sendiri. Kebetulan lagi libur kuliah jadi main ke rumah Mas Anka. Kangen sama Mas Anka aku," jelas Ilona pada Azalea, "Jadi Kak Aza beneran nikah sama Mas Anka?" lanjut Ilona lagi dengan tubuh yang sedikit dicondongkan mendekati Azalea.


"Yang kamu tahu aja."


"Yang aku tahu iya. Berarti emang iya, ya?" kata Ilona dengan mengetukkan jari di dagunya
.


Azalea hanya mengedikkan bahunya tidak peduli. Terserah apa dugaan Ilona pada dirinya, Azalea tidak memedulikannya.


"Mas Anka lagi sekolah ya pastinya." Tebak Ilona dengan menyandarkan punggungnya di kursi.


"Enggak, dia lagi di kamar."


Ilona kembali menegakkan badannya mendengar Azalea menyebut jika Devanka ada di kamarnya. "Beneran?" dengan antusia Ilona bertanya. "Tapi, kenapa nggak ke sekolah, kayanya bukan tanggal merah, deh."


"Lagi sakit, makanya dia di rumah."


Mendengar Devanka sakit, Ilona langsung berdiri dan mulai berjalan ke kamar Devanka. Dia harus memeriksa kondisi Devanka, dirinya juga seorang mahasiswa kedokteran jadi dia harus tahu kondisi Devanka sekarang juga.


"Jangan ke kamarnya. Dia baru saja tidur.," Azalea melarang Ilona yang akan pergi ke kamar Devanka. Azalea hanya tidak ingin Devanka yang baru saja tidur terbangun lagi karena kedatangan Ilona.


"Nggak papa juga, kan. Aku nggak bangunin, cuma mau liat aja, Kak." Ilona tetap kekeh ingin ke kamar Devanka, dia harus tahu kondisi sepupu kesayangannya itu.


"Nggak, Ilona. Dibilangin dia baru aja tidur."


"Ih, Kak Aza! Dibilangin aku cuma mau liat, nggak mau bangunin." Kata Ilona dengan memulai melanjutkan jalannya.


"Berhenti atau kamu langsung aku suruh pulang lagi, Ilona," ujar Azalea dengan tenang tapi menekan.


Ilona dengan kasar membalikkan badannya dan kembali duduk. Dia menatap kesal Azalea yang justru terlihat santai.


"Ada tamu tapi nggak disuguhi minuman," Ilona menyindir Azalea yang sedari tadi diam saja.


"Aku nggak ngerasa ada tamu." Dengan memainkan jari kukunya Azalea berbicara pelan.


Ilona menatap tak percaya Azalea, jika dirinya tidak dianggap tamu lantas dianggap apa. "Kak Azalea, ih! Aku haus tau, Kakak tega banget sama sepupunya sendiri."


"Haus ya minum Ilona. Ambil sendiri sana, kalau mau istirahat tidur di kamar tamu. Aku mau ke kamar, tidurku ketunda gara-gara kamu dateng." Azalea berdiri dari duduknya, tanpa menunggu jawaban Ilona, Azalea pergi ke kamarnya.


Ilona menghentakkan kakinya kecil, dia lalu pergi ke dapur untuk minum. Setelahnya baru menunu ruang tamu untuk beristirahat.


Azalea akhirnya bisa tiduran kembali setelah adanya gangguan Ilona yang tiba-tiba datang. Dia tetap akan melanjutkan tujuan awalnya yaitu untuk tidur.


Dua jam Azalea tertidur, dan sekarang matahari sudah berada di atas dengan cuaca yang panas. Azalea yang teringat Devanka sedang sakit bersegera mencuci mukanya dan pergi ke kamarnya. Namun, sebelum pergi ke kamar Devanka Azalea terlebih dahulu menuju dapur untuk mengambil air untuk mengompres lagi.

Senandung SilsilahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang