Happy Reading
.
.
Udara sejuk masih menyelimuti bumi, matahari belum terlalu tinggi naik ke permukaan. Azalea dengan fokus menyiram tanaman bunga yang berada di samping rumahnya.
Merasa semua tanamannya sudah tersiram, Azalea menyimpan selang yang digunakannya ke tempat semula dai mengambilnya.
Azalea yang baru saja memasuki ruang tengah, tapi langkahnya harus berhenti saat Papah Hedy memanggil namanya.
Dia duduk di sebalah Papahnya yang sedang menikmati kopinya.
"Ada apa tuan besar?" Tanya Azalea.
"Mulai besok kamu tinggal di rumah Anka. Papah udah bilang sama Anka," jelasnya pada Azalea. "Nggak ada penolakan lagi, nanti habis ini kamu siapin barang yang mau dibawa ke sana." Lanjutnya.
"Harus, ya, Pah?"
"Harus Azalea. Kamu udah jadi istri Anka, nggak mungkin tinggalnya beda rumah," tegur Papah Hedy pada Azalea.
Dengan lemas Azalea mengangguk, "Iya, udah. Nanti aku beresin barang-barang."
Azalea menuju dapur untuk, dia meraih gelas untuk diisi dengan air putih. Air yang melewati kerongkongan menghilangkan rasa haus yang menderanya setelah beraktivitas menyiram tanaman.
Bunda Daisy memasuki dapur dan melihat Azalea yang sedang meletakkan kepalanya di atas meja dapur. Bunda Daisy mendekati Azalea, diusapnya kepala Azalea dengan lembut.
Azalea yang merasa kepalanya diusap langsung menegakkan tubuhnya kembali, dilihatnya Bunda Daisy yang sedang tersenyum.
"Kenapa? Pagi-pagi udah murung," tanya Bunda Daisy.
"Tadi Papah nyuruh aku buat nyiapin barang-barang yang mau dibawa ke rumah Mas Anka. Aku udah nggak bisa nolak lagi," Azalea mengeluh pada Bunda Daisy dengan bibirnya.
"Bener kata Papah kamu, kamu juga udah tiga hari di sini."
"Nanti kalau aku udah tinggal di rumah Mas Anka enak, dong, Bunda sama Papah bisa berduaan terus,"
"Iya, lah, enak. Nggak ada yang gangguin." sambung Papah Hedy yang baru saja masuk ke dapur dengan membawa cangkir kopi yang sudah habis.
"Dih, berarti selama ini aku pengganggu gitu?" protesnya dengan memincingkan mata ke arah Papah Hedy.
"Emang ... " timpal Papah Hedy.
"Bun, Papah boleh digadaiin nggak, sih," candanya pada Bunda Daisy.
Bunda Daisy yang mendengar percakapan Papah Hedy dan Azalea menggelengkan kepalanya.
"Nanti kalau papah digadaiin kamu nggak ada yang mendanai," sindirnya pada Azalea.
"Kan, sekarang udah ada Mas Anka. Jadi udah bukan Papah yang danain," timpalnya.
"Berarti udah mau dinafkahi sama Anka, nih." soloroh Bunda Daisy dengan meletakkan sayur di atas meja.
"Eh, bukan gitu juga, Bun," kelit Azalea dengan cepat. Namun, setelah dipikirkan kembali ucapan Bundanya ada benarnya juga. Kalau Azalea tinggal dengan Devanka berarti keperluan dan kebutuhan dia Devanka yang menanggungnya.
Selesai percakapan, Azalea dan kedua orang tuanya melakukan sarapan bersama. Azalea harus mengisi energinya banyak, karena emosi yang dikeluarkannya juga banyak jika bertemu dengan Devanka.
Azalea sesudah sarapan segera menuju kamarnya. Agendanya hari ini mengikuti perintah Papahnya, membereskan barang-barang miliknya.
Teringat kata Papahnya yang mengatakan Devanka akan menjemputnya, dia mengambil ponsel miliknya untuk memberi pesan kepada Devanka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Silsilah
RomansaJalinan ikatan sakral pada dua insan yang terikat oleh persaudaraan. Azalea harus menggantikan posisi mempelai perempuan pada pernikahan sepupunya. Tanpa bisa menolak, Azalea menerimanya. Kehidupan dan kedekatan membemat Azalea lama-lama menaruh hat...