18. Merawat

7 3 0
                                    

Typo di mana-mana

Happy Reading
💚

Sudah pukul setengah tujuh dan Azalea sudah menyiapkan semua makanan untuk sarapan, tapi Devanka belum keluar dari kamarnya sejak pagi. Azalea mengetuk pintu kamar Devanka agar keluar dari kamarnya. Namun, sudah lima ketukan yang Azalea lakukan tetap tidak ada sahutan dari dalam. Azalea membuka perlahan pintunya dan masuk dengan pelan.

"Mas Anka?" panggilnya pelan.

Ruangan kamar milik Devanka masih terlihat gelap, hanya lampu tidur yang masih menyala. Tirai jendela pun belum terbuka. Azalea berjalan ke arah jendela untuk membukanya, cahaya matahari yang masuk membuat Azalea melihat Devanka yang masih berselimut di atas kasur. Dengan langkah cepat Azalea menghampirinya.

"Mas Anka kenapa? Sakit?" ucap Azalea yang melihat Devanka sedikit menggigil. Azalea memegang dahi Devanka yang ternyata terasa panas.

"Mas Anka sakit, ya ampun. Istirahat dulu, nggak usah berangkat sekolah." Perintah Azalea dengan membenarkan selimut Devanka. "Aku ambil air buat mengompres dulu." Imbuhnya lagi.

Azalea kembali ke dapur untuk menyiapkan air untuk mengompres, lalu ke kamarnya untuk mengambil kain lap bersih. Azalea kembali ke kamar Devanka untuk mengompresnya. Diletakkannya wadah yang berisi air di atas nakas, sedangkan Azalea duduk di pinggir ranjang.

Azalea mencelupkan kain tadi ke dalam wadah lalu memerasnya. Tangannya dengan pelan menyibak rambut depan Devanka dan meletakkan kainnya di dahi Devanka. Azalea memandangi wajah Devanka yang terlihat tidak nyaman karena napas yang menderu. Melihat itu, Azalea membawa tangannya untuk mengelus kepala Devanka dengan lembut.

"Aza," panggil Devanka pelan.

"Iya. Kenapa? Mas Anka mau sesuatu?"

Devanka menggelengkan kepalanya lemah, "Hari ini jangan ke mana-mana, di rumah aja."

"Iya, gimana mau pergi, Mas Anka-nya juga lagi sakit."

Sudah cukup lama mengompres Devanka, Azalea menyudahinya. Dia lalu meletakkan kain kecilnya di wadah.

"Mas Anka tidur lagi aja, aku mau ambil nasi dulu buat sarapan." Kata Azalea dengan berdiri dari duduknya.

Azalea harus memasak sayur lagi untuk makan Devanka. Tadi pagi dia hanya memasak tumis kacang dan ikan goreng, dan tidak mungkin Devanka memakan itu dalam keadaan sedang sakit. Azalea membuat sayur bening yang terkesan simpel tapi menyegarkan. Tangannya dengan cepat menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan. Sembari menunggu sayurnya matang, Azalea mengambil nasi dan juga menyiapkan obat parasetamol. Sayur yang dimasaknya sudah matang, Azalea mengambilnya dan menuangkannya di atas nasi yang sudah tidak terlalu panas. Dia juga mengambil ikan goreng untuk lauknya.

Diletakkannya sepiring nasi, air putih dan obat di atas nampan, lalu dibawanya ke kamar Devanka.

"Mas Anka, sarapan dulu habis itu minum obat." Titah Azalea dengan meletakkan nampannya di meja.

Azalea membantu Devanka bangun, dia juga meletakkan bantal di belakang punggung Devanka agar bisa bersandar dengan nyaman.

"Sini aku suapi, biasa orang sakit kan nggak mau makan sendiri." Azalea mengambil piring dan memegangnya dengan tangan kiri.

Azalea tidak langsung menyuapkan nasinya, dia justru mengambil gelas yang berisi air putih untuk Devanka. "Minum dulu, dari bangun belum minum kan?"

Devanka menerima gelas itu, dia meminumnya dengan pelan dan sedikit, lalu mengembalikannya lagi lada Azalea.

Azalea dengan telaten menyuapi Devanka sedikit demi sedikit. Dia juga menyelinginya dengan nasihat agar Devanka tidak berolahraga terlalu sering. Azalea tahu, olahraga memang bagus untuk tubuh dan kesehatan, tapi jika terlalu sering juga tidak bagus. Apalagi Devanka sudah lelah mengajar dan untuk sore atau malamnya dia berada di gym atau olahraga lain.

Senandung SilsilahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang