•
•
•Air mata terus turun dari netra merah delima milik Rafellia Reeves. Entah kenapa perasaan sesak dan kecewa itu muncul di saat-saat seperti tadi. Padahal seharusnya Rafellia berbahagia di hari kelahirannya. Akan tetapi, mengingat kalau di hari itu juga terjadi peperangan besar antara Heamore Kingdom dan Revia Kingdom saja sudah berhasil membangkitkan rasa sakit dalam hati Rafellia.
Lagian siapa sih di dunia ini yang ingin terlahir sebagai anak yang dikutuk? Siapa sih di dunia ini yang ingin terlahir dengan kutukan?
Tidak ada, 'kan?
Angin malam dengan nakal menerbangkan beberapa helai surai hitam Rafellia Reeves yang kini sedang termenung sendirian di bangunan atap kastil. Sepatu dengan hak tinggi yang sedari tadi dipakai Rafellia teronggok pasrah di samping kaki jenjang gadis itu. Gaun merah bergradasi hitam yang menjadi dress code Rafellia malam ini masih terpasang di tubuh sang gadis.
Suasana sepi di atap kastil hanya diisi oleh isakan kecil Rafellia Reeves. Pandangan Rafellia sampai memburam karena air mata yang terus saja turun seiring rasa sesak yang ia rasakan. Kondisi bahunya yang terbuka membuat kedua tangan gadis vampir itu otomatis terangkat dan mengusap-usapnya. Mencoba menghalau rasa dingin yang terus saja menjalar seiring waktu yang semakin malam.
Rafellia masih ingin terus berada di sana, tapi dinginnya angin malam tidak mengizinkannya. Sehingga ia memutuskan untuk kembali ke kamar. Tetapi ketika Rafellia baru saja berbalik, gadis itu dibuat terkejut akan keberadaan Ayden Hoover yang berdiri di depannya dengan jubah hitam kebesaran laki-laki itu.
"K-KAU?!"
Tatapan Rafellia spontan menajam. Bahkan gadis itu sudah bersiap dengan posisi kuda-kuda. Untuk berjaga-jaga jika seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"Apa yang kau lakukan di sini?! Kau menyusup masuk?!"
"Tidak."
"Bohong! Aku akan memanggil penjaga!"
Grep!
Rafellia tersentak. "Lepas!" Gadis itu berusaha melepaskan cekalan Ayden pada lengan atasnya, tapi tak bisa. Laki-laki itu lebih kuat darinya.
Sret!
"Kau benar-benar tidak sopan!" seru Rafellia setelah berhasil melepaskan diri dari cekalan Ayden Hoover.
Ayden yang memang mendatangi Rafellia karena ingin berbicara empat mata dengan gadis itu dibuat sedikit terkejut akan reaksi Rafellia setelah bertemu dengannya barusan. Gadis itu menatapnya dengan aura permusuhan dan sikap waspada yang sangat kentara. Ayden tidak tahu apa yang gadis itu pikirkan tentangnya, tapi yang jelas ...
... urusannya lebih penting sekarang.
"Aku hanya ingin mengatakan sesuatu, dan ini penting." Ayden berkata dengan cepat saat ia melihat bibir merah Rafellia akan terbuka dan menyela perkataannya. "Dengarkan aku, Nona."
"Tidak!"
Rafellia menggelengkan kepalanya. Masih dengan sikap waspada, Rafellia memundurkan langkah. Mencoba menjauh dari sosok Ayden Hoover yang terus saja mendekat. Kalian tahu apa yang dipikirkan Rafellia tadi setelah melihat sosok Ayden tiba-tiba muncul di depannya? Laki-laki itu memiliki niat jahat, dan bisa saja mencelakainya.
"Menjauh dariku, sialan!"
Ayden menggeram. Entah kenapa sikap defensif Rafellia Reeves membuatnya geram dan kesal. Belum lagi aroma tubuh gadis itu yang membuat serigala dalam dirinya terus meronta-ronta ingin keluar. Berada terlalu dekat dengan gadis ini benar-benar berbahaya.
"Kau benar-benar gadis yang menyebalkan." Ayden tersenyum miring. "Terserah padamu akan mendengarkanku atau tidak, Nona. Tapi yang jelas, kau harus berhati-hati dengan lingkungan sekitarmu."
Setelah mengatakan kalimat itu, Ayden Hoover langsung mengubah wujudnya menjadi serigala dan melompat dari atap kastil ke lantai bawah. Rafellia sampai dibuat terkejut karena aksi berbahaya laki-laki itu, tapi gadis itu buru-buru kembali ke dalam kastil setelah kejadian tidak terduga tersebut.
Rafellia tidak ambil pusing dengan perkataan janggal laki-laki itu tentang ia yang harus berhati-hati dengan orang-orang di sekitarnya. Karena yang ia pikirkan adalah, kenapa Ayden Hoover mau repot-repot menyampaikan hal seperti ini padanya? Apa urusannya dengan laki-laki itu?
Namun yang lebih membuatnya pusing, kenapa ia harus bersikap seperti itu pada Ayden Hoover? Benar-benar bukan sikap seorang putri bangsawan yang anggun dan elegan.
"Tapi wajar saja jika aku bersikap waspada saat itu, bukan? Dia tiba-tiba muncul seperti hantu. Siapa yang tidak takut dan terkejut, coba?"
Rafellia mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda setuju dengan argumen yang baru saja ia katakan. Rasa dingin menjalar dari lantai marmer yang ia pijak. Rafellia menunduk, dan ia baru menyadari kalau sepatunya tertinggal di atap.
"Hah ... besok sajalah aku mengambilnya."
• • »« • •
Ayden dalam wujud serigalanya menggeram. Rasa panas akan gairah terus menggerogotinya semenjak ia bertemu dengan Rafellia Reeves di atap Kastil Revia. Padahal ia hanya ingin memperingatkan gadis itu atas dasar rasa kemanusiaan. Kenapa justru malah sepertinya ia yang sedang diperingatkan?
"Argh, sial!"
Ayden mencengkeram dahan pohon di sampingnya sembari berusaha menahan gejolak gairah yang diakibatkan oleh Rafellia. Sungguh, Ayden tidak pernah seperti ini sebelumnya. Ia tidak pernah begitu bergairah hanya karena seorang gadis.
"Bahkan seorang pelacur sexy sekalipun tidak bisa membuatku bergairah sampai seperti ini."
Kuku-kuku jari yang semula memanjang, kini kembali ke ukuran semula saat Ayden berhasil mengontrol dirinya. Laki-laki yang merupakan Pangeran Mahkota dari Heamore Kingdom itu menatap pemandangan langit malam dari tempatnya berpijak, perbatasan Virfield Grove. Ia memang memutuskan untuk pulang terlebih dahulu karena tujuannya untuk menangkap Kieran Hartwell gagal total. Tetapi Ayden percaya pada Rick, sahabatnya itu pasti punya rencana lain untuk menangkap Kieran dan mencari tahu apa tujuan kakak angkatnya tersebut.
Karena tidak mungkin seorang Kieran Hartwell sampai turun tangan langsung jika hal itu bukanlah sesuatu yang penting baginya.
Namun yang menjadi masalah Ayden sekarang adalah ...
... Rafellia Reeves dan fakta bahwa gadis itu merupakan mate-nya.
•
•
•Asli, aku agak kesal sama karakter Ayden di sini. Dia agak plin-plan gitu jadi cowok. Dia nggak suka Rafellia, tapi kenapa dia peduli sama gadis itu?
Berbagai pertanyaan itu pasti muncul di otak kalian pas baca part ini, 'kan?
Tapi tenang aja, semuanya bakal terjawab seiring berjalannya waktu, kok><
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE BLOODLUST
FantasíaGenre : Fantasy - Romance Tema : Vampire & Werewolf Hate to Love ⚠ [𝗢𝗡 𝗚𝗢𝗜𝗡𝗚] ⚠ Follow dulu, dong! Hargai penulis dengan memberikan vote dan komentarmu. Selamat membaca❤ ˚☂︎࣪⋅ 。\ | /。˚☂︎࣪ 。\ | / 。˚☂︎࣪࣪⋅ . Ayden Hoover, seorang Alpha dari W...