62 »« Grandma's Simple Dress

168 15 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ayden tidak tahu berapa lama, tapi mungkin ada sekitar sepuluh menit waktu yang dihabiskannya untuk melihat Rafellia Reeves yang sedang sarapan. Gadis itu makan dengan sangat lambat dan hati-hati. Bahkan beberapa kali Ayden memergoki Rafellia curi-curi pandang padanya dari balik surai hitam sang gadis yang sengaja digerai.

Lucu.

Jika saja Ayden tidak mempertahankan sikap dinginnya, mungkin ia sudah meraih gadis itu dan mengecup pipi tirus yang tampak menggembung saat makan tersebut. Cara gadis itu memegang sendok, membuka mulut, hingga mengunyah makanannya juga tak luput dari penglihatan Ayden Hoover. Waktu sepuluh menit Ayden terbuang begitu saja untuk melihat Rafellia memakan sarapannya.

Bukan tanpa alasan kenapa Ayden memilih untuk menunggu gadis itu menyelesaikan acara sarapannya. Karena ada beberapa hal yang harus ia tanyakan pada Rafellia terkait Kieran. Jika memang dugaan Rick benar tentang Kieran yang memiliki rencana buruk pada Rafellia, maka ia harus bertindak dan mencari tahu apa motif Kieran sebenarnya.

Karena bukan tidak mungkin kalau hal yang dilakukan Kieran akan menimbulkan perpecahan bagi kedua ras. Ayden hanya ingin memastikan kalau Kieran tidak bertindak ceroboh dan nekat. Karena seburuk apapun sikap Kieran, pria itu tetaplah kakaknya.

Tak!

Suara nampan yang diletakkan ke atas nakas berhasil menarik perhatian Ayden dari lamunan sesaatnya. Ia menatap pada eksistensi Rafellia yang hendak turun dari ranjangnya. "Mau ke mana?" tanya Ayden dengan spontan.

"Pintu itu ... kamar mandi, 'kan?"

Ayden mengikuti arah telunjuk Rafellia dan menggeleng setelahnya. "Bukan. Itu adalah perpustakaan pribadiku. Kamar mandinya ada di sebelah sana." Ayden menunjuk ke arah pintu kayu dengan ukiran daun yang berada di sebelah kiri ruangan, dekat dengan pintu masuk kamar.

"Ah, begitu. Baiklah, terima kasih. Aku ingin membersihkan diri."

Ayden mengangguk. "Silakan. Aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan pakaian baru untukmu."

"Eh! Ayden, tidak perlu-"

"Tidak apa. Sudah seharusnya aku menjamu tamu dengan baik, 'kan?"

Apa ini? Apakah Rafellia tidak salah lihat? Barusan ia melihat Ayden tersenyum kecil padanya! Wah! Benar-benar tidak terduga! Ke mana Ayden Hoover dengan sikap dinginnya itu?!

"Eum, baiklah." Rafellia mengangguk setuju dan cepat-cepat berjalan ke arah kamar mandi untuk menyembunyikan rona merah yang mulai menjalar pada pipinya. Ia sudah tidak peduli lagi akan keberadaan Ayden yang mungkin saja masih memerhatikannya dari sofa sana.

Brak!

Suara gebrakan pintu kamar mandi yang cukup keras membuat Ayden sudah tidak bisa lagi menahan tawanya. Laki-laki yang memiliki nama lengkap Ayden Hoover itu tertawa kecil kala mengingat betapa lucunya sikap Rafellia yang berusaha menyembunyikan rasa salah tingkahnya.

BLUE BLOODLUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang