Bab 21 🔞🔞🔞

3.9K 43 18
                                    

SELAMAT MEMBACA~



(Name) terbangun setelah hampir tiga jam tertidur. Dia melihat sekeliling karena merasa aneh dengan tempat dirinya berada saat ini kemudian dia duduk.

"Hah? Gue gak salah liat kan? Bukannya ini kamarnya dia sama istrinya? Kenapa dia bawa gue ke sini? Dan lagi, gue gak pake baju pas tidur di sini?" Tanya (name) yang mendapati dirinya tidak memakai apapun saat membuka selimutnya.

"Gila. Dia bener-bener udah gila. Gue gak ngerti apa yang ada di pikiran dia naroh gue di sini. Pokoknya gue harus balik ke kamar gue dulu. Di sini ada baju gak ya?" Tanya (name) kesal sambil melihat sekitar.

Tidak melihat adanya baju di sekitarnya, (name) berjalan ke arah lemari untuk mengambil kaos toji karena tidak mungkin (name) memakai baju kanna tetapi lemarinya semua terkunci.

Kemudian (name) pergi ke kamar mandi untuk mengambil setidaknya handuk atau bathrope tetapi tetap tidak ada dan saat membuka laci kecil yang ada di kamar mandi juga terkunci.

(Name) kesal karena saat ini tidak ada yang bisa menutupi tubuhnya. Dengan terpaksa, (name) membungkus dirinya dengan selimut.

(Name) keluar dari kamar toji untuk menuju ke kamarnya tetapi saat sampai, (name) tidak bisa masuk karena pintunya terkunci.

(Name) semakin kesal dan mengutuki toji di dalam hatinya. (Name) kemudian pergi ke kamar pribadi toji tetapi kamar tersebut juga terkunci.

Jalan satu-satunya dan tidak ingin dia pakai adalah ke kamar tsumiki walaupun sebenarnya (name) tidak mau memakai baju tsumiki karena takut tsumiki curiga mengenai pakaian yang tidak dia pakai tidak ada di tempatnya.

Tetapi lagi dan lagi kamar tsumiki pun terkunci. (Name) menggeram dengan kesalnya lalu dia keliling ruangan yang ada di rumah tersebut sambil mencari keberadaan toji.

(Name) berjalan sambil melihat sekitarnya karena takut pekerja di rumah tersebut melihatnya berjalan hanya menggunakan selimut.

Setelah berkeliling, (name) menemukan toji di ruang keluarga sambil membaca koran dan langsung berlari mendekati toji.

"Kamu itu udah gila ya? Kenapa kamu bawa aku ke kamar kamu? Ah, itu nanti aja deh dibahasnya karena yang lebih penting mana kunci kamar aku? Aku mau masuk." Kata (name) kesal.

"Mau ngapain?" Tanya toji santai dan masih membaca koran.

"Serius pertanyaan kamu itu? Buta mata kamu? Kamu gak liat penampilan aku ini?" Tanya (name) kesal.

"Iya, gak aku liat pun aku tau. Maksud aku, mau ngapain kamu ke kamar kamu?" Tanya toji.

"Ah, sumpah bisa gila gue. Aku ke kamar mau ambil baju." Kata (name).

"Gak usah. Kamu gak perlu pake baju. Gitu aja terus sampe megumi pulang. Lagian, apa gunanya kamu pake baju kalo kita bakalan terus-terusan main. Toh, nanti kan dibuka juga." Kata toji.

"Wah, kamu tuh bener-bener ya. Selalu bikin aku kaget dan takjub dengan sikap kamu. Sumpah, kamu tuh umur berapa sih? Kamu sadar gak sih kelakuan kamu tuh kayak anak-anak?" Tanya (name).

"Oke, aku balikin lagi pertanyaan kamu. Kamu sadar gak sih kalo setiap kita main kelakuan kamu kayak wanita haus belaian?" Tanya toji yang menatap (name).

"Hahaha... gila. Oke, aku jawab. Iya, aku sadar. Kenapa emangnya? Ada yang salah? Oh iya, salah emang. Karena kan seharusnya aku gak boleh bersikap kayak gitu. Hubungan kita ini kan hubungan terlarang dan juga nyakitin orang sekitar." Kata (name).

"Aku bakal jawab pertanyaan kamu yang tadi. Umur aku lebih tua dari kamu dan aku juga sadar kelakuan aku kayak anak-anak. Kenapa emangnya? Ada yang salah? Apa yang salah berbuat seperti itu sama orang yang aku cinta? Tenang aja, walaupun hubungan kita terlarang, kamu tetap yang paling penting buat aku. Hubungan kita nyakitin orang sekitar? Menurut aku, gak juga. Harusnya perkataan kamu tadi diubah jadi hubungan kita ini nyakitin diri kamu sendiri karena kamu masih aja nyangkal keinginan terdalam kamu yang udah mulai mencintai aku." Kata toji.

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang