26

265 18 20
                                    

Tony tidak peduli lagi. Mau perempuan itu sudah tidur dengan siapa pun, termasuk anak Tony sendiri, Tony masa bodoh amat! Yang penting Bianti ada di sisinya. Bianti tak pergi-pergi lagi darinya. Karena bagi Tony, Bianti wanita terbaik untuknya.

Semasa dulu dia menjatuhkan harga diri istrinya dengan menyebutnya gundi* dan bud*k se*s. Bukan saja karena Bianti pandai melayaninya di atas ranjang. Alasan lain dia tak mau memuji Bianti adalah ketidakmauannya untuk buat perempuan itu melayang tinggi dengan penghargaan yang diberikan Tony padanya.

Tony pernah mencintai. Dengan kata-kata sayang. Dengan kata-kata cinta. Dan akibatnya Mariana menjadi besar kepala dan bernasib buruk seperti sekarang. Tony tidak mau Bianti mengalami apa yang Mariana alami. Dia butuh Bianti di dekatnya. Dia...

Dia mencintai Bianti. Sejak awal mereka bertemu.

Wanita itu tak ada takut-takutnya. Tatapannya menyala. Penuh ambisi. Dan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, Bianti tidak melihat jarak usia mereka, dan tak pernah mempermasalahkannya juga. Dia tidak berbasa-basi. Dia katakan langsung pada Tony bahwa dia mau Tony membantunya untuk menjadikannya sebagai biduan tersohor.

Tony tak harus menikahinya. Dia bisa berikan uang dan kekuasaannya untuk mengantarkan Bianti ke panggung besar. Untuk apa pula pria tua yang sukses seperti dirinya menikahi perempuan yang tak berpengalaman seperti Bianti? Untuk apa juga dia mengorbankan hubungannya dengan anaknya demi Bianti?

Ya. Dia cinta! Dia cinta pada wanita yang lebih pantas menjadi anaknya.

Namun ego menahannya untuk menyampaikan rasa itu. Egonya yang membuatnya keras dan kasar pada istrinya.

Atau sebenarnya bukan ego. Dia ketakutan. Dia takut Bianti menjelma menjadi Mariana. Posesif dan menyebalkan. Tapi yang menakutkan bukan itu. Dia takut justru Bianti-lah yang buat dia kehilangan akal sehatnya.

Mariana sakit karena dia tidak lebih kuat daripada Tony. Sementara Bianti? Tony bisa lemah saat berhadapan dengan perempuan. Selama ini saja dia pandai berpura-pura ketus dan nyinyir.

Kini sikap-sikap yang tidak menyenangkan itu tak diperlukannya lagi. Begitu Bianti diperbolehkan pulang dari rumah sakit, dia meminta Tony untuk tidak ke rumah mereka lagi. Bianti hanya ingin bersama Tony di tempat yang tak bisa dijangkau siapa pun.

"Kamu yakin tidak mau menemui anakku lagi?" tanya Tony memancing.

Bianti melotot. "Justru dia yang tak ingin kutemui!"

"Kalian pernah berpacaran, lho. Dan dia masih cinta padamu."

"Cinta?" Bianti tertawa miris. "Cinta dari mana! Dia mendekatiku karena dendamnya. Karena dia pikir aku merebutmu dari Mariana!"

"Kamu melakukannya."

"Rumah tanggamu sudah bermasalah sebelum kita bertemu!"

"Kamu buat aku yakin untuk menceraikan Mariana. Karena kamu..." Tony menatapnya lembut. "Kamu buat aku mencintaimu."

"Kesambet kamu, Tony?" tanya Bianti sendu. "Mana mungkin pria yang punya segalanya sepertimu mencintai wanita seperti aku!"

"Karena itu! I can feel love because of a woman like you!"

"Seperti apa, Tony? Materialistis, murahan, ambisius... apa? Katakanlah..." serak Bianti, berharap.

"Kamu tidak pernah takut menyampaikan apa yang ada di sini." Jari Tony berhenti di dahi istrinya.

"Kamu suka aku yang blak-blakan?"

"Ya."

"Tapi kamu bilang kamu tidak suka perempuan yang punya emosi. Aku menyampaikan emosiku melalui kata-kataku."

"Suamimu ini..." Tony perlahan tersenyum pahit. "Tidak segagah yang kamu pikir. Aku penakut. Aku takut jika aku terlalu lemah, bahkan sampai mesra denganmu, kamu akan semakin pongah dan menyakitiku lebih dalam lagi."

"Aku tidak mungkin menyakitimu."

"Ya karena aku punya uang yang banyak."

"Karena kamu satu-satunya orang yang percaya dengan mimpiku, Tony." Bianti menarik pria itu ke dalam pelukannya. "Aku sayang padamu."

"Aku juga sayang," bisik Tony di telinga istrinya. "Sayang sekali padamu, Bianti." Tony melepaskan pelukan itu hati-hati. "Sebaiknya kita tak berlama-lama di rumah sakit. Kita pulang ya."

"Pulang ke mana?"

"Pulang ke tempat tinggal baru kita."

A Woman Like You #CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang