Side Story : What If

764 28 40
                                    

Di universe lain yang jauh dari Abo universe tepatnya di dunia manusia normal tanpa adanya second gendery.

Ada seorang anak malang yang di kelilingi pria berbadan besar dengan tampang preman nya.

Ia hanyalah seorang murid biasa yang baru saja pulang sekolah dan tidak sengaja melewati gang sepi.

Namun dirinya justru di hadang oleh segerombolan preman yang meminta uang darinya.

Tidak ada yang bisa di lakukan oleh anak berusia 15 tahun dengan tubuh kecil dan tidak pernah berlatih bela diri atau apapun itu.

Jadinya ia hanya bisa terduduk dengan kedua lutut yang di tekuk dan menenggelamkan wajahnya dalam lipatan tangan.

Segerombolan preman itu menyeringai lebar karena anak di depan nya tidak melakukan perlawanan apapun.

Mereka berniat akan melecehkan anak itu sebagai ganti karena tidak mau memberikan uang kepada mereka.

Secara kebetulan ada seorang anak berseragam SMA melewati gang itu dan melihat bagaimana segerombolan preman itu hendak melecehkan anak tidak berdosa.

Instingnya bertindak cepat dan menghajar segerombolan preman seorang diri.

Amarahnya meluap setelah melihat seragam yang di kenakan oleh anak meringkuk tersebut.

Beraninya mereka akan melecehkan anak yang baru saja mengalami masa pubertasnya.

Tidak ada yang bisa mengentikan nya melumpuhkan preman-preman sialan itu.

Setelah segerombolan preman itu tumbang, barulah dia menyadari kalau di belakangnya masih ada seorang anak ketakutan.

Ia membenarkan seragam nya yang kusut akibat pergerakan nya tadi dan menyeka darah yang ada di wajahnya.

Lalu melangkah mendekati tempat di mana anak itu meringkuk ketakutan dan ia mengulurkan tangan nya.

"Semua sudah aman sekarang" ujarnya kepada anak itu dan menunggu uluran tangan nya di terima oleh si anak.

Awalnya tidak ada respon ataupun jawaban dari si anak dan dengan sabar dia menunggu.

Sampai beberapa saat kemudian uluran tangan nya di gapai oleh si anak dan hal itu membuatnya merasa senang.

Ia menemani anak tersebut keluar dari gang dan menuntun nya karena ya badan si anak gemetaran sejak tadi.

Pasti anak itu akan mengalami trauma karena nyaris saja di lecehkan oleh pria berbadan besar.

"Kita berpisah di sini ya? Ke depan nya tolong lebih hati-hati lagi" pintanya mengusap lembut surai rambut anak yang dia tolong lalu pergi dan menghilang di tengah-tengah kerumunan.

Si anak yang di tinggalkan tentu belum menyadari kalau dirinya sudah keluar dari gang sempit mengerikan itu.

Ia baru sadar saat seorang gadis menepuk pundaknya atau lebih tepatnya mengguncang pundaknya agar dia tersadarkan.

"Kak Arsen, kakak"

Panggilan itu berhasil menyadarkan seorang anak bernama Arsen dan tampak linglung melihat sekelilingnya telah ramai oleh orang-orang.

"La.. Tadi kakak di hadang sama preman" cerita Arsen memeluk erat tubuh saudara kembarnya bernama Carla.

"Ya tuhan kaka.. Pantas saja lala cariin kaka ga ada" lirih Carla melepaskan pelukan dan segera membawa Arsen pergi dari sana.

Untuk terakhir kalinya Arsen melihat ke belakang sebelum kembali melihat ke depan.

Sejak kejadian di mana ia di hadang oleh segerombol preman berbadan besar membuat Arsen mengalami trauma bertemu dengan pria berbadan besar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Enemy to Lovers? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang