27

904 71 68
                                    

Setelah mengamankan 3 anggota inti Antariksa mereka berkumpul di luar bioskop yang selalu menjadi tempat perkumpulan.

"Gue penasaran setelah ini kita bakal balik atau tetap di sekolah" ucap Abel memasukkan kedua tangan nya ke saku celana.

"Kita ga di skors kan? Gue takut nilai gue buruk anjir" balas Arsya tidak sanggup membayangkan dirinya harus mengulang dari awal.

"Lo lupa ya?" Tanya Jack yang mendapat tatapan bingung dari Arsya.

"Lupa kenapa njir" bingung Arsya dengan pertanyaan yang di ajukan Jack.

"Tempat itu kan punya ketua, jadi apa yang lo takutin dah" sahut Dino melepas sarung tangan nya dan membuang ke sembarang tempat.

"Lah iya ya" Arsya tersadarkan oleh sahutan Dino.

"Eh ges kalian masih ingat soal kasus pembunuhan di bar bulan lalu?" Tanya Rachel menatap teman-teman nya.

"Ingat, klo ga salah itu orang di bunuh pas mau having sex kan ya" jawab Harley dan di balas anggukan oleh Rachel.

"Gimana ceritanya itu?" Tanya Gio penasaran dan ikut merapat.

"Dari berita yang beredar sih itu orang yang di bunuh menang kek balapan gitu loh terus taruhan nya tuh orang yang bakal di jadiin mainan si pemenang, tapi pas masuk kamar malah ada kejadian pembunuhan trus nih orang yang di bawa ampe trauma" cerita Rachel dengan wajah serius.

"Serem amat njir, jadi dia satu harian sama mayat dong" celetuk Arsya bergidik ngeri membayangkan bagaimana tidak sedapnya bau darah di kamar itu.

"Kasus itu di tutup oleh pihak kepolisian karna ga di temuin barang bukti satupun" Rachel mengakhiri cerita mengenai kejadian pembunuhan di bar bulan lalu.

Lain di sini maka lain di tempat Arsen bukan?

Betul sekali karena sekarang Arsen tengah menduduki perut dari ketua 10 orang yang asik membicarakan kasus sambil mengawasi anggota inti Antariksa.

"Turun dari tubuh ku sen" pinta orang di bawah Arsen.

"Tidak, kamu harus bermain bersama ku lebih dulu" balas Arsen yang di bawah pengaruh obat dari suntikan Vasya.

"Apa maks-" ucapan nya terhenti kala bibirnya di cium rakus oleh Arsen dan udara di dalam ruangan itu terasa menyesakkan.

🔞🔞🔞🔞🔞

(Warna merah warna cinta ya kan 🤭🤭)

Ciuman semakin memanas saat tangan dari orang yang di duduki Arsen mulai menggerayangi tubuh Arsen.

Tangan nya merambat keatas dan berhenti di dada Arsen, jarinya memilin puting kemerahan milik Arsen yang membuat empunya mendesah dalam ciuman.

Saat ciuman terlepas karena Arsen membutuhkan oksigen, maka orang yang berada di bawah Arsen tengah memandangi Arsen dengan tatapan penuh nafsu.

Gairah keduanya memuncak di tambah hawa panas akibat dari lepasnya feromon secara bebas.

Pria itu dengan cepat membalikkan posisi dan menggendong Arsen bak karung beras.

Di lemparnya tubuh Arsen ke ranjang lalu dia menindih Arsen agar Arsen tidak bisa kemana mana lagi.

"Let's play to game babe"

Tubuh Arsen meremang hanya karena mendengar suara deep dan tiupan pada lehernya.

Tak hanya itu, dia juga merasa kepanasan dan ingin segera menuntaskan hasrat birahi yang menderanya.

Tangan nya bergerak untuk merobek pakaian yang di kenakan oleh Arsen dan kini tubuh telanjang Arsen terpampang jelas sekali di depan matanya.

Matanya berbinar-binar dan tenggorokan nya terasa kering melihat bagaimana indahnya lekuk tubuh Arsen.

Enemy to Lovers? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang