3

1.9K 139 16
                                    

Setelah makan malam Arsen menata buku pelajaran sesuai dengan jadwal yang dia tempel di dinding kamarnya.

Di kala sendiri begini pikiran nya selalu terpikirkan oleh second gender miliknya yang belum menunjukkan tanda-tanda.

Padahal di usia 17 tahun second gender akan muncul dengan sendirinya, sejujurnya dia lelah selalu menjadi bahan ejekan tante dan om nya.

Tetapi dia tidak patah semangat sih karena keluarganya selalu membela dirinya.

"Kira-kira kalau nanti second gender ku sudah muncul akan jadi alpha? beta? omega?" Monolog Arsen meletakkan tasnya di bawah meja.

Ia berjalan kearah balkon kamar dan melihat ke langit menikmati pemandangan malam dengan hembusan angin yang menerpa wajahnya.

Malam hari memang selalu menyenangkan pikiran yang sedang rumit.

Tanpa sadar Arsen terlarut dalam pikiran nya sendiri dan tidak menyadari kedatangan Jescarla di sebelah nya.

"Mikirin apa kak?" Tanya Jescarla yang mengejutkan Arsen.

"Kenapa ga ketuk pintu sih" kesal Arsen memegangi dada kirinya.

Jantungnya mendadak berdisko hebat karena suara Jescarla yang tiba-tiba ada di sebelahnya.

Padahal tadi dia yakin kalau di sebelahnya kosong tidak ada seseorang.

"Udah, tapi kaka ga denger" jawab Jescarla mendekatkan dirinya ke Arsen dan memeluknya dari samping.

Sebelah tangan Arsen terangkat untuk membelai kepala Jescarla dan membiarkan kembaran nya bermanja ria.

"Kaka ga usah ikut pesta ya?" Pinta Jescarla menatap penuh permohonan pada Arsen.

"Kenapa? Coba kasih alasan kenapa kaka ga boleh ikut pesta." balas Arsen menyungging senyum tipis.

"Lala ga mau kalau kaka ketemu sama orang itu."

"Lala lihat kaka"

Jescarla menoleh dan terdiam melihat tatapan teduh Arsen yang menyakinkan dirinya bahwa Arsen akan baik-baik saja.

"Percaya sama kaka ya? Kaka akan baik-baik saja, lagipula pesta itu di gelar untuk kita semua" tutur lembut Arsen menangkup kedua pipi Jescarla dan memberikan cubitan pada kedua pipinya.

(Saya iri saya bilang 🙂)

"Malam ini lala tidur di kamar kaka" putus sepihak Jescarla berlari kecil ke kasur saudara kembarnya dan tidur di sana.

Arsen? Dia hanya bisa menggelengkan kepala dan masuk ke kamar, tak lupa dia juga menutup pintu balkon agar tidak ada pencuri.

Sudah menjadi kebiasaan Jescarla kalau ingin di manja akan tidur di kamarnya atau dia yang ke kamar Jescarla.

Orang tua mereka tidak melarang keduanya untuk tidur bersama karena mereka percaya kedua anaknya bisa membatasi diri.

Kepercayaan inilah di pegang oleh kedua bersaudara yang sedari kecil selalu bersama dan berpisah kamar saat beranjak remaja.

Anggap sajalah Jescarla yang belum bisa berpisah kamar dengan Arsen karena terbiasa sekamar sejak bayi hingga kelulusan sekolah dasar.

"Kaka." panggil Jescarla ketika Arsen tidur di sebelahnya.

"Iya?" Respon Arsen menoleh ke samping.

"Besok pagi kaka bangunin lala ya? Lala mau jalan pagi sama kaka" mohon Jescarla menggunakan puppy eyes miliknya.

Dia mendengar dari maid kalau Arsen setiap pagi selalu menyempatkan diri berjalan-jalan atau jogging memutari mansion.

"Memangnya tidak mengantuk nanti?" Tanya Arsen tidak yakin kalau Jescarla akan bangun.

Enemy to Lovers? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang