15

2.9K 168 15
                                        

Hari ketiga

Hari ini adalah hari terakhir perkemahan yang di adakan oleh Arsen bersama pihak sekolah.

Kali kini Marvel lah yang menghimbau kepada anak kelas 10 untuk mengemasi barang-barang mereka.

Juga membersihkan sampah-sampah yang berserakan agar ketika sekolah di mulai tidak ada lagi sampah yang bertumpukan.

Acara bermain di urungkan oleh Arsen melihat cuaca yang tidak mendukung dan sebentar lagi pasti turun hujan.

Akhirnya Arsen menutup acara kemah selama 3 hari 2 malam agar anak kelas 10 tidak kehujanan.

Dia juga mengunci gerbang sekolah dan masuk ke mobil yang di kendarai oleh Nickel.

"Gimana acaranya?" Tanya Nickel mengemudikan mobil.

"Lancar kak" jawab Arsen sibuk menata ulang buku yang ada di tas nya.

Di belakang ada Carla, Evan dan Akio yang tertidur pulas karena kecapean setelah beraktivitas penuh selama 3 hari.

"Syukurlah kalau lancar, setelah ini kegiatan mu apa?" Tanya Nickel sesekali menatap Arsen.

"Belum ada rencana sih ya kak, nanti Arsen pikirkan dulu" jawab Arsen menutup kembali tas ranselnya lalu menatap ke samping jendela mobil.

Keheningan pun melanda di dalam mobil karena sibuk dengan pikiran dan kegiatan masing-masing.

Lama kelamaan mata Arsen terasa memberat belum lagi suasana hangat di dalam mobil menambah rasa kantuknya.

Benar saja tidak butuh hitungan menit Arsen terlelap dengan posisi menyandar pada kaca mobil.

Tidak dapat di pungkiri bahwa tubuh dan pikiran nya sangat lelah menyusun serta mempersiapkan penyambutan untuk kelas 10.

Semua Arsen lakukan dan persiapkan secara mandiri namun untuk proses lapang tentu di bantu anggota osis nya.

Selama perjalanan Nickel sengaja melambatkan laju mobilnya agar dia dapat menikmati momen dimana dia melihat ketiga adiknya dalam 1 mobil yang sama.

Terlebih di sana juga ada Akio yang sudah menjadi bagian dari byangkara sejak Evan membawanya ke rumah.

"Tidurlah dalam damai" gumam Nickel mengulas senyum lembut dengan sebelah tangan nya menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Arsen.

Melihat bagaimana wajah damai adiknya membuat hati Nickel terenyuh dan sadar kalau dirinya jarang sekali meluangkan waktu hanya sekedar bermain bersama sang adik.

Dirinya di sibukkan oleh pekerjaan yang mengharuskan nya bekerja dengan keras apalagi dia berjuang untuk mampu dan pantas menjadi ahli waris.

Namun apalah semua itu kalau hubungan dia dengan keluarganya terutama adiknya merenggang?

Padahal dia ingat jelas kalau dia lah yang meminta orang tuanya untuk memberikan nya adik di kala dia kesepian.

Rasa bersalah menyeruak masuk ke relung hati Nickel yang tanpa sadar air matanya menetes.

Tak ingin berlarut dalam kesedihan apalagi penyesalan yang sudah terlambat maka Nickel bertekad untuk membayar semua waktu di masa lalu.

Mobil dengan warna biru laut melewati perkarangan mansion sebelum benar-benar masuk ke dalam gerbang mansion.

Rintik-rintik hujan mulai turun membasahi bumi, jadinya Nickel harus membangunkan ke 4 bocah yang tidur di mobil.

Dia juga memberikan payung masing-masing anak dan mengajak mereka untuk segera masuk.

Enemy to Lovers? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang