SELAMAT MEMBACA
***
Sekar membuka matanya, langsung menatap kalender kecil di atas meja. Melihat tanggal yang ada di kalender, Sekar langsung tersenyum cerah. Hari ini hari ulang tahunnya."Ndoroooo," panggil Sekar dengan keras, tanpa bergerak sedikitpun dari atas ranjang. Karena dia malas, sepertinya sang Ndoro ada di kamar mandi, karena Sekar mendengar suara air.
"Ndoroooooooo, yuhuuuuuuuuuuuuu, spadaaaaaaaaa," panggil Sekar lagi karena dia tidak mendapatkan jawaban apapun dari sang Ndoro.
Ceklek ...
Ndoro Karso keluar dari kamar mandi dengan penampipan yang sudah rapi. Sepertinya ingin pergi. Sekar langsung mendengus kesal, padahal kemarin baru saja sembuh dari demam tapi sudah mau pergi-pergi lagi. Apa tidak bisa Ndoro itu diam dan istirahat di rumah.
"Ndoro mau ke mana?" tanya Sekar masih pada posisi tidur yang sudah tidak beraturan itu. Ndoro Karso mendekat ke arah ranjang dan mengambil bantal yang ada di ujung ranjang meletakkannya ke tengah agar tidak jatuh ditendang Sekar.
"Ke kebun," jawab Ndoro Karso dengan santai.
"Ke kebun cari apa?"
"Janda kembang," jawab sang Ndoro lagi dengan asal.
"Kembang apa, kembang bangkai?" ucap Sekar dengan ketus.
Ndoro Karso hanya terkekeh dengan pelan.
Cup ...
Memberikan satu kecupan di kening Sekar, sebelum berbalik dan ingin pergi. Sekar yang melihat itu hanya terdiam, masih berusaha mencerna. Tapi sesaat kemudian Sekar sadar.
"Ndoro ingat tidak hari ini hari apa?" ucap Sekar dengan keras. Membuat sang Ndoro menghentikan langkahnya dan kembali menoleh pada Sekar.
"Hari selasa," jawab Ndoro Karso langsung.
"Ingat tidak hari ini tanggal berapa?" tanya Sekar lagi dengan wajah penuh harapnya.
Ndoro Karso sedikit berpikir, namun langsung menggeleng. Membuat Sekar langsung tertunduk lesu.
"Yang saya tahu. Hari ini saya sibuk. Kopi saya panen dan saya harus bertemu pembeli. Mungkin saya nanti pulang sore," ucap Ndoro Karso lagi. Sambil berjalan ke arah pintu.
"Ayo, bangun terus sarapan," ucap sang Ndoro lagi sambi membuka pintu kamar dan keluar.
Sekar sejak tadi hanya diam, dia merasa sikap Ndoro padanya sedikit lain pagi ini. Tapi bagian mananya, Sekar bingung jika ditanya. Yang jelas dia lumayan kesal pada suaminya itu karena tidak ingat tanggal ulang tahunnya. Keterlaluan kan, Ndoro Karso itu.
***
"Ndoro kalau ada perempuan yang ngajak Ndoro kenalan, Ndoro harus jawab apa?" ucap Sekar berdiri di hadapan sang Ndoro yang sudah siap berangkat.
"Maaf, saya sudah punya istri yang baik dan cantik di rumah."
"Kalau perempuan yang tidak terlalu cantik cari perhatian Ndoro, Ndoro harus bilang apa?"
"Istri saya di rumah jauh lebih cantik."
"Kalau ada perempuan genit dekat-dekat Ndoro, Ndoro harus bilang apa?"
"Istri saya lebih genit dan manis."
Ndoro Karso mengikuti semua aturan Sekar dengan sabar. Sedangkan Sekar tersenyum puas dengan hasil didikan dadakannya pada sang Ndoro.
Tejo, jangan tanyakan bagaimana masamnya wajah rewang setia sang Ndoro itu. Dia antara bosan menunggu dan bosan mendengar petuah Ndoro Putri yang sejak tadi hanya diulang-ulang terus. Padahal Ndoro Karso yang diberi petuah, tapi Tejo yang ikut bosan mendengarnya. Tejo salut pada sang Ndoro masih sabar menghadapi istrinya yang unik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN)
RomanceYang baru ketemu cerita ini jangan baca, sudah di hapus sebagian !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya yang kadang bikin sakit kepala. "Patuh menjadi istri saya, hidupmu akan terjamin cah ayu" ---- Ndoro...